Archive for Oktober 2014
Maleficent & Mother, Alur Beda Tapi Bernilai Moral Sama
Selain untuk hiburan, menonton juga bisa dijadikan sebagai sarana belajar. Tentu ini tergantung pada film/tontonannya. Dan akan lebih berasa lagi, jika apa yang ditonton terlihat dan terjadi secara nyata di dunia ini.
***
Ada dua film menarik yang memiliki salah satu nilai moral yang sama tapi dengan jenis dan alur cerita yang berbeda. Yaitu Maleficent dan Mother (Movie jepang).
Dalam film Maleficent, kita disuguhkan makna baru dalam kata 'true love'. Jika biasanya 'true love' dikaitkan dengan lawan jenis, maka kali ini maknanya meluas. Dan di film ini, ia adalah seorang 'ibu'.
Sedangkan Japanese drama bertajuk Mother ini, sesuai judulnya, berkisah tentang ibu dan anak. Anak sangat membutuhkan kasih sayang dan kenyamanan dari seorang ibu. Ibu adalah segalanya.
Tapi, apa yang serupa dalam kedua film ini?
Keduanya memperlihatkan bahwa 'true love' ataupun kasih sayang dan keamanan, tidak selamanya berada di pihak ibu kandung.
Di film pertama, ibu kandung sama sekali tidak memiliki peran, bahkan tak pernah menjumpai anaknya setelah diungsikan. Makanya, anaknya tak mengenal ibu kandungnya, malah mengenal dan dekat dengan perempuan lain yang malah awalnya berniat jahat padanya.
Di film kedua, ibu kandung tidak memperhatikan kebutuhan anaknya. Jika disaksikan, anak itu memang ahli menyembunyikan perasaannya, tapi tidak dengan sikapnya. Jika ibunya care, tentu dia bisa menangkap keinginan anaknya tanpa diminta. Jika ibu lalai, jangan salahkan jika anak lebih memilih ibu lain yang memiliki kasih sayang dan memberi rasa nyaman yang besar kepada anak.
***
Dan nilai dari kedua film tersebut, saya saksikan secara nyata beberapa hari lalu. Bukan ibu, tapi ayah. Ayah yang mengangkat keponakannya sebagai anak, namun di suatu keadaan anaknya dikembalikan ke keluarga kandungnya.
Namun batin sudah saling terikat. Ketika suatu hari berjumpa, ingin terus dekat. Tapi, ditahan oleh keluarga kandung si anak. Akhirnya, perasaannya meledak sampai dirawat, melebihi perasaan ibu pada anak. Semoga Allah kuatkan ia selalu.
***
Note: Jika tak ingin anak memilih orang lain, perhatikan kebutuhannya dan sayangi ia dengan sepenuh hati.
Tag :
Corat-coret,
Reflection