Archive for Maret 2016
Ketika Cinta (Mulai) Bersemi
Pada bulan Februari, ada satu hari yang diidentikkan dengan cinta. Ya! Betul sekali. Valentine's day yang jatuh pada tanggal 14 Februari. Sebelum para pemuda pemudi tenggelam dalam huru-hara hari cinta, Forum Tarbiyah IIUM menghadirkan sebuah diskusi menarik tentang Valentine dan cinta. Forum diskusi yang dikemas dengan judul "Ketika Cinta Bersemi" ini bertujuan untuk mengulang kaji tentang Valentine dan fitrah cinta. Diskusi dengan tagline "Mengatasi Problema Hati disaat Cinta Menghampiri" ini dipandu oleh moderator kocaknya IIUM, Nurul Anisak (Kak Nu’an), dan dihebohkan dengan dua pembicara yang luar biasa: Qoriatul Hasanah (Uni Qori) dan Ghazi Azhari (Kang Ghazi).
Yuk ahh, kita mulai aja! :)
Jika kita mengetahui sejarah dibalik Valentine, maka (saya yakin) tidak ada seorangpun yang ingin merayakannya, atau bahkan membayangkannya, karena udah merasa jijik duluan. Kang Ghazi menceritakan bahwa Valentine ini merupakan bagian dari tradisi kaum Pagan, Lupercalia. Dalam tradisi ini, yang berlangsung dari tanggal 13-18 Februari (sebagian mengatakan hanya sampai tanggal 15) mereka merayakannya dengan pengundian nama-nama wanita untuk dijadikan budak hawa nafsu lelaki selama satu tahun. Tidak hanya itu, di hari ke-15 dan ke-18, mereka akan menyembelih hewan-hewan seperti babi, anjing dan serigala, lalu kulitnya akan dilecut-lecutkan ke badan mereka. Jijik kan ya! Hii..
Dalam riwayat lain, nongol lah nama Valentino yang merupakan sumber kata Valentine. Menurut versi ini, raja-raja Romawi sering melibatkan pemuda jomblo sebagai prajurit perang. Kenapa? Agar mereka ngga terikat dengan orang yang ditinggal, seperti kekasih. Jadi, pada sebuah peperangan, Valentino mengobrak-abrik pasukan dengan menyuruh mereka untuk berkasih sayang –pacaran. Akibatnya, karena ketahuan, maka riwayatnya berakhir dengan hukuman mati. Hari kematiannya dirayakan sebagai hari kasih sayang tertanggal 14 februari (riwayat lain 15). Udah lah banyak versi, kisahnya juga ngga sedikitpun menggugah~
Lalu, apa pandangan Islam tentang Valentine? Uni Qori bilang, berdasarkan pendapatnya Ibnu Taimiyyah, beliau mengatakan bahwa hari raya dalam Islam adalah sebuah syari’at, dan syari’at itu haruslah berdasarkan dalil yang shahih. Maka jelas, Cuma ada dua hari raya dalam Islam; Idul Fitri dan Idul Adha. Valentine bukanlah hari raya bagi umat Islam karena ngga ada dalil yang mendukungnya, juga ngga dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat. Selain ngga bermanfaat, Valentine juga menuai banyak mudharat, kata Syaikh ‘Utsaimin. So, mending mencegah daripada mengobati kan ya? #NahLho
Sebelum lanjut ke pembahasan yang (pastinya) lebih menarik, coba deh simak lirik lagu dibawah ini:
Mencintai dicintai fitrah manusiaSetiap insan di dunia akan merasakannyaIndah ceria kadang merana itulah rasa cinta(The Fikr – Cinta)
Jika kita bicara tentang Valentine, maka kita juga harus berbicara tentang cinta sebenarnya, cinta yang sesuai fitrah. Karena seperti yang terlagu diatas, cinta itu fitrah manusia. Jadi cinta yang fitrah harus sesuai dengan fitrah manusia (Islam), agar berkah hingga jannah.
Kang Ghazi menceritakan bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang hari kiamat oleh para sahabat, beliau malah balik bertanya "apa yang telah kalian persiapkan?." Anas bin malik yang berada dalam kelompok tersebut menjawab "sesungguhnya aku mencintai Rasulullah dan para sahabatnya." "Maka ketahuilah wahai Anas," ucap Rasulullah "bahwa seseorang itu akan membersamai orang yang dicintainya di surge kelak." Inilah cinta, cinta yang fitrah, cinta yang membawa kita hingga Jannah! So, jangan habiskan waktu buat mencintai sesuatu/seseorang yang tak semestinya dicintai – Kak Nu’an. Udahlah ngga menjamin kebahagiaan dunia, apalagi kebahagian di kehidupan yang kekal di akhirat sana.
Kang Ghazi menceritakan bahwa Rasulullah pernah ditanya tentang hari kiamat oleh para sahabat, beliau malah balik bertanya "apa yang telah kalian persiapkan?." Anas bin malik yang berada dalam kelompok tersebut menjawab "sesungguhnya aku mencintai Rasulullah dan para sahabatnya." "Maka ketahuilah wahai Anas," ucap Rasulullah "bahwa seseorang itu akan membersamai orang yang dicintainya di surge kelak." Inilah cinta, cinta yang fitrah, cinta yang membawa kita hingga Jannah! So, jangan habiskan waktu buat mencintai sesuatu/seseorang yang tak semestinya dicintai – Kak Nu’an. Udahlah ngga menjamin kebahagiaan dunia, apalagi kebahagian di kehidupan yang kekal di akhirat sana.
Lalu bagaimana cara mengelola cinta yang belum boleh diekspresikan sebelum waktunya tiba?
Uni Qori memandang cinta masa muda sebagai sebuah ujian. Ketika kita diberi ujian oleh Allah, kita ngga dituntut untuk menyelesaikannya, tapi sekuat apa kita bisa mengembalikannya pada keputusan dan kehendak Allah. Selalu berdo'a dan memperbanyak aktifitas positif, sehingga pikiran kita terfokus pada kebaikan. Selain itu, kita juga dapat bergabung dalam komunitas kebaikan agar ada tempat rujukan, curhat, dan agar ada orang yang membersamai kita dalam menghadapi ujian ini.
Dari perspektif laki-laki, Kang Ghazi berpendapat bahwa jomblo itu ujian, pacaran itu musibah, nikah itu berkah. Orang yang galau adalah orang yang imajinasinya lebih banyak daripada aksinya. Maka apa solusinya? Menurut Kang Ghazi, biar ngga galau, kita sebaiknya melakukan kegiatan-kegiatan yang menyibukkan hari-hari kita agar menghalangi kita melakukan perbuatan-perbuatan murah buat hati kita yang mulia. Takut ngga ketemu jodoh? Jadi manteman, jodoh ini adalah tentang rejeki. Seperti yang diungkap oleh ustadz Salim A. Fillah,
"Rizqi kita sudah tertulis di lauhul mahfuzh, mau diambil lewat jalan halal ataukah haram, dapetnya segitu juga yang beda rasa berkahnya. Jodoh kita juga sudah tertulis di lauhul mahfudz, mau diambil dari jalan halal ataukah haram, dapetnya yang itu juga yang beda rasa berkahnya. Keduanya bukan tentang apa, berapa, atau siapa. Tapi bagaimana Allah Subhanallahu wa ta’ala memberikan.. diulurkan lembut dan mesra, atau dilempar penuh murka? Maka layakkanlah diri dihadapanNYA untuk di anugerahi rizqi dan jodoh dalam serah terima paling sakral, mesra, penuh cinta, berkah dan makna."
Cinta seperti apa yang kita harapkan, jika Sang Penciptanya saja kita abaikan?
Terakhir, diskusi ini ditutup dengan kalimat megah dari Uni Qori yang didapatkannya dari mama temannya "suami (juga istri - pen) bukan malaikat. Dia bisa berbuat salah kapan saja, bisa mengecewakan, bisa menyakiti. Kelebihannya pasti bisa diterima siapapun, tapi kekurangannya hanya kamu (orang tertentu / jodoh - pen) yang akan sekuat tenaga, setulus hati menerima. Belajar terlebih dahulu cintai Tuhanmu. Karena hanya dengan itulah kamu bisa menerima setiap jengkal kekurangan suamimu."
So, manteman.. Yuk sama-sama menjadikan diri lebih baik dari sebelumnya! Terus berdo’a dan berusaha, pedekate sama Sang Pemilik Cinta. Barangkali Allah takdirkan kita sama si dia. Who knows kan? :)
NB: walau ngga jadi dipake fotar, yang penting masih bisa di-publish sendiri :D
NB: walau ngga jadi dipake fotar, yang penting masih bisa di-publish sendiri :D
Tag :
Catatan