Selama semester ini aku begitu akrab dengan kata 'lebah'. Kenapa? Karena ada satu aktifitas di sebuah subjek kuliah yang meminta Students untuk memilih binatang yang sesuai dengan karakter mereka.

Ini tentunya bukan untuk menyamakan manusia dengan binatang, karena sudah jelas bedanya. Haha.. Tapi, seperti yang kita tahu, binatang-binatang itu punya sifat-sifat yang unik yang bisa diibaratkan dengan sifat-sifat manusia.

Then, saat itu akupun bingung hendak menulis apa. Seketika terlintas bayangan. Apa itu? Nama aku sendiri! Haha.. Namaku bina. Ada yang nulis beena. Karena itu, sejak SMP (kalau ngga salah) aku mengidentikkan diriku dengan lebah. Bee.

Awalnya ini hanya sekedar nama-namaan doang. Tapi sejak aku menulis 'BEE' ketika aktifitas di kelas itu, aku jadi berfikir, kenapa ya aku merasa akrab dengan ini? Aku merenung, tenggelam memikirkan kesamaan sifat yang mungkin ada. :D

Setelah dikikis-kikis, aku dapati bahwa lebah itu sukanya dapat manfaat dulu dari yang lain baru mau memberi manfaat. Contohnya, lebah itu merupakan salah satu media pengembang-biakan pada bunga.

Ketika dia hinggap pada setangkai bunga untuk menghisap nektar (ngambil manfaat), baru deh serbuk sari menempel di tubuhnya dan berpindah ke bunga lain (memberi manfaat). Betul ngga sih begini? Seingat aku sih. :D

Selain itu ya, lebah ngga suka diganggu. Sekali diganggu sakitnya seumur hidup tu. Coba aja lebah tu diusilin dikit atau sarangnya diisengin, dia bakal ngejar yang gangguin sampai dapat. Sampai dendamnya terbalaskan. Sadis!

Lalu sifat-sifat lebah ini, aku kaitkan dengan sifat aku sendiri. Dan sepertinya agak serupa. Hahahaha.. Tapi tetap aja, aku masih manusia yang merupakan khalifah dimuka bumi ini.

Aku dan kita mungkin saja punya sifat-sifat yang serupa dengan binatang. Tapi dengan adanya hati dan akal yang difungsikan dengan baik dan sesuai aturan Allah, menyebabkan semua pergerakan kita terkontrol dan teratur dalam keimanan.

Sebaliknya, jika kita tenggelam dalam sifat-sifat ataupun nafsu kebinatangan, kita bisa setara atau bahkan bisa lebih buruk dan lebih rendah dari binatang. Lebih hina.

Allah SWT berfirman:
"Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)." (QS. Al-Furqan: 44) 
*corat-coret setelah makan siang*

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Shofia Shabrina -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -