- Back to Home »
- Catatan , Reflection , Renungan »
- Keep Helping Others
Seperti biasa, setiap akhir semester, kelas terakhir pasti diisi dengan review materi yang akan dimasukkan dalam UAS, sharing, serta Dosen akan memberikan motivasi kepada para mahasiswa. Agak emosional memang. Tapi diantara semua kelas di semester ini, yang paling berkesan adalah kelas Health Psychology, yang memiliki ending paling touching :")
Kenapa saya bilang paling menyentuh? Karena ada pesan yang sangat-sangat mengharukan sekaligus yang harus kita aplikasikan selalu, berdasarkan kisah hidup beliau, DR. Hariyati Shahrima Abdul Majid (DR. Hari). Selain itu, beliau juga mengakhiri kelas ini dengan traktiran sepotong pizza. Lumayan kan (yang ini abaikan ^^)
Back to the point..
Jadi ceritanya, Dosen saya ini pernah mengalami kecelakaan yang amat parah. Mobil yang ia kendarai bersama saudara laki-lakinya (seterusnya akan disebut dengan 'fulan') terguling (saya lupa detailnya, maaf). Kecelakaan yang benar-benar fatal. Beliau tidak sadarkan diri, sedangkan fulan masih sadar dan mengalami luka yang tidak terlalu parah. Seperti adegan di sinetron, ia mendekap Dosen saya dan membangunkannya, berharap ia masih sadar (hidup).
Orang-orang sekitar datang mengelilingi, meminta fulan untuk men-talqin-kan syahadat kepada saudaranya. Dia menolak, karena belum rela menganggap DR. Hari yang terkapar berlumuran darah itu, telah meninggal (atau sakaratul maut). Mungkin memikirkannya saja, ia tak sudi. Namun sayang sekali, banyak kendaraan yang hanya berhenti untuk nge-cek apa yang terjadi kemudian berlalu pergi, seolah tak terjadi apa-apa. Nobody's going to help.
Diambang keputus-asaan, datanglah sebuah mobil menepi. Langsung saja dengan agak tergesa si empunya mobil (sebut saja Pak Syam) bersama fulan mengangkat DR. Hari ke mobilnya dan segera dilarikan ke Rumah Sakit. Alhamdulillah, belum terlambat. Beliau terselamatkan. Bahkan dokter merasa heran, kenapa ia bisa selamat dari kecelakaan yang biasanya berujung maut itu (mobilnya aja babak belur). Maha Besar Allah.
Pak Syam segera menelpon keluarga DR. Hari yang tentu saja berita itu membuat mereka amat shocked. Bahkan fakta orang asing yang menelpon mereka saat itu harus dihiraukan, karena dia tidak minta pulsa atau minta ngirim uang ke atm (hehe). Dalam waktu singkat, orangtua DR. Hari telah berkumpul di Rumah Sakit dan menanti anaknya untuk siuman. Selama beberapa hari, Pak Syam setia bolak-balik Rumah Sakit untuk melihat keadaan DR. Hari dan memastikannya baik-baik saja.
Hingga pada suatu hari Pak Syam minta izin karena harus kembali ke Singapore (orang singapore kalo ngga salah). Ayah DR. Hari menyayangkan sekali karena DR. Hari belum sempat berjumpa Pak Syam, "anak saya pasti ingin sekali berterimakasih secara langsung kepada anda, bisakah anda tinggalkan alamat rumah dan nomor telpon?" ujar si Ayah.
Pak Syam menolak. Tapi si Ayah tetap kekeuh ingin minta, karena menurutnya anaknya pasti ingin sekali membalas jasa orang yang telah menolongnya. Pak Syam juga sama, tetap kekeuh menolak. Namun dia berpesan kepada Ayah DR. Hari, "jika anak bapak ingin membalas apa yang saya lakukan, ada satu cara. Keep helping others. Siapapun, kapanpun dan dimanapun" ucapnya.
(Sampai disini, kelas menjadi sangat emosional. Karena ada beberapa orang sempat menitikkan airmata haru. Really inspiring!)
Beliau meneruskan.. Setelah sadar, beliau meminta Ayahnya untuk mencari alamat Pak Syam. Kebetulan juga fulan sempat mengambil foto plat mobilnya Pak Syam. Mulailah mereka sekeluarga tracking nomor plat itu dengan bantuan polisi. Namun sayang sekali, mereka tidak menemukan mobil Pak Syam (apalagi alamatnya). Polisi malah mengatakan bahwa mobil dengan nomor plat itu tidak ada dalam daftar (shocked).
Mungkin beginilah cara Allah menyampaikan pesan kepada beliau yang ngenanya langsung ke hati mengendap di jiwa lalu tergeraklah raga. Oleh karena itulah, dosen saya yang memang spesialisasinya di bidang Health Psychology ini memiliki semangat yang luar biasa sekali dalam membantu orang lain. Beliau banyak terlibat dalam aksi sukarelawan membantu korban bencana, korban perang (seperti Rohingya), pasien-pasien rumah sakit, dan lain sebagainya.
Beliau meneruskan.. Setelah sadar, beliau meminta Ayahnya untuk mencari alamat Pak Syam. Kebetulan juga fulan sempat mengambil foto plat mobilnya Pak Syam. Mulailah mereka sekeluarga tracking nomor plat itu dengan bantuan polisi. Namun sayang sekali, mereka tidak menemukan mobil Pak Syam (apalagi alamatnya). Polisi malah mengatakan bahwa mobil dengan nomor plat itu tidak ada dalam daftar (shocked).
Mungkin beginilah cara Allah menyampaikan pesan kepada beliau yang ngenanya langsung ke hati mengendap di jiwa lalu tergeraklah raga. Oleh karena itulah, dosen saya yang memang spesialisasinya di bidang Health Psychology ini memiliki semangat yang luar biasa sekali dalam membantu orang lain. Beliau banyak terlibat dalam aksi sukarelawan membantu korban bencana, korban perang (seperti Rohingya), pasien-pasien rumah sakit, dan lain sebagainya.
Beliau takkan pernah berhenti untuk gemar menolong orang lain. Bahkan beliau pernah suatu ketika digigit oleh pasien yang living with schizophrenia yang menyebabkan sakit yang amat sangat luar biasa (saking sakitnya, beliau pernah merasa ingin lompat saja dari lantai 5 Rumah Sakit). Kejadian ini juga mengakibatkan jari kelingking beliau kehilangan fungsinya (saya baru sadar ini setelah beliau cerita). Tapi beliau will never give up. May Allah bless her. Allahumma aamiin..
Saking kerennya beliau (masyaAllah), baru-baru ini beliau mendapat undangan dari PBB untuk menghadiri konferensi (atau apa gitu) di Turki (yang pasti berkaitan dengan spesialisasi beliau). Undangannya langsung dari Ban Ki Moon, broh! Beliau juga sering diundang dalam acara yang seolah beliau menjadi icon muslim/ah di acara itu (satu-satunya yang beragama Islam/ memakai jilbab).
Tabarakallaah.. Semoga kita bisa terinspirasi dari kisah beliau dan menjadi agen-agen Islam pembawa perubahan. And don't forget to keep helping others!
"Wahai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (Q.S. Muhammad: 7)