Bismillaah..
Baru sempat menulis lagi. Ceritanya, selama liburan, menulis jadi terliburkan karna satu dan lain hal (ngga perlu disebutkan kan? Hehe).

Okay, let me tell something.

1 September lalu, genap 21 tahun lamanya aku nongkrong di dunia ini. Bagusnya disebut "udah 21 aja" atau "baru 21" ya? Keduanya punya maksud yang jauh berbeda.

Yang pertama bermakna kekagetan bahwa tak terasa, aku sudah menghabiskan 7665 hari di bumi. Tidak menyangka bahwa aku sudah cukup tua, namun tak punya apa. Waktu terasa begitu cepat, sampai aku tak menyadari kalau bekalku tak ada, bahkan karyaku fana. Aku menyesal.

Yang kedua bermakna santai. Enjoying life. Belum seperempat abad mampir disini, it's okay lah, masih ada waktu. Namun, respon seperti ini bisa membuatku alfa bahkan lupa, bahwa waktu tidak kupunya. Allaahummaghfirliy~

Respon terbaik, haruslah yang pertama. Membuat kita slalu muhasabah, memperbaiki diri, mempersiapkan bekal, dan mencipta karya.

***

Aku tidak tahu, dihari ulang tahunku ini, aku hanya ingin berjalan-jalan mengunjungi siapa saja yang bisa dikunjungi. Salah satu tujuanku saat itu adalah guruku yang sedang sakit. Atas izin Allah, adekku tidak jadi kuliah, dan aku bisa leluasa bermotor-ria.

Sebelum zuhur aku sudah berada di rumah guruku. Ternyata beliau lagi sendirian di rumah, yang karna kunjunganku, ia terpaksa pelan-pelan berjalan untuk membukakan pintu untukku. Aku jadi merasa bersalah.
Tak terasa, berjam-jam (yang dilanjutkan sore harinya karna dipaksa menemani senior yang mau menjenguk beliau) aku habiskan untuk bercerita, mendengar cerita dan petuah dari guruku.

Ada banyak hal yang aku dapatkan dari beliau. Salah satunya adalah, kesabaran. Kesabaran beliau yang sudah bertahun-tahun aku saksikan dan aku rasakan.

Sabar terhadap segala ujian yang Allah berikan dan juga terhadap penyakit yang beliau derita, yang malah akan menjadi penggugur dosa-dosa.

Sabar akan fananya gemerlap dunia. Karna hidup bukanlah untuk mengumpulkan harta, tapi menikmati berkahNya. Jika keberkahan Allah slalu menaungi hidup kita, maka kekayaan seolah tak bernafsu menggerogoti hati kita.

Dan bahwa ukhuwah adalah sebaik-baik persahabatan yang jauh lebih bernilai dari dunia dan seisinya. Ukhuwah fillah yang bisa mengantarkan kita hingga jannahNya. Berkumpul mesra dalam naungan cintaNya.

***

Ahh, pertemuan yang menyenangkan. Aku merasa tepat skali karna memilih mengunjungi guruku dihari spesial ini. Seakan ruhku diperbaharui, dicas, untuk menghadapi tahun-tahun hidup berikutnya yang jauh lebih menantang.

Semoga Allah perpanjang umurku dalam keta'atan padaNya. Karna memang, aku belum punya cukup bekal untuk segera menemuiNya. Rabbiy, izinkan aku untuk mempersiapkan sebanyak-banyaknya bekal sebelum aku menjumpaMu~

Allahummaghfirliy..

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Shofia Shabrina -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -