Ya, pepatah singkat ini perlu menjadi pertimbangan kita dalam mencipta kebiasaan baik dalam hidup. Bisa karna biasa, biasa karna dipaksa!

Ya, sering kali kita melakukan hal-hal baru dalam hidup kita bermula dari rasa terpaksa. Kita terpaksa kuliah agar mudah dapat kerja. Kita terpaksa belajar karna orang tua ingin kita mendapatkan nilai yang maksimal atau karena kita terikat dengan asosiasi pemberi beasiswa. Atau dulu sewaktu kecil, kita sering dipaksa sholat oleh orang tua, kalau tidak dikerjakan, ada hukuman yang menanti. Dan banyak lagi keterpaksaan yang terjadi dari hal-hal kecil dan sepele hingga hal-hal yang besar.

Hidup kita penuh dengan paksaan dan tekanan. Namun, ketika kita telah melewati fase-fase terpaksa, sekian tahun kemudian kita tidak lagi dipaksa, tidak lagi dihukum, tapi kita tetap melakukan apa yang dulu dipaksakan. Kita tetap sholat, puasa, atau belajar dengan giat. Apa yang menyebabkannya? Ya, karna biasa. Karena biasa, kita merasa mudah melakukan apapun yang dulunya terpaksa. Kita bisa sholat tepat waktu karena biasa, kita bisa puasa full ramadhan juga karena biasa.

Nah, pertanyaannya.. Apakah Allah akan menerima amalan-amalan yang dilakukan dengan terpaksa?
Itu menjadi poin yang amat penting dalam pembahasan ini. Banyak orang yang bilang kalau sesuatu yang dikerjakan tanpa keikhlasan, tidak memiliki nilai disisi Allah alias amalannya tidak diterima.

Tapi, ada juga sebagian yang mengatakan kalau paksaan ini merupakan salah satu tahap pembelajaran. Mereka berpendapat, diawal kita akan merasa terpaksa dan melakukan segalanya tanpa ikhlas, tapi yang menjadi catatan, kita haruslah berusaha perlahan tapi pasti untuk mengganti niat kita dalam melakukan hal tersebut dari keterpaksaan menjadi keikhlasan.

Sama hal nya dengan berpura-pura. Kita terlalu sering berpura-pura baik didepan orang lain, berpura-pura alim, atau pura-pura berani. Jika sudah terbiasa, maka sikap-sikap yang kita berpura-pura dengannya akan melekat didalam diri bahkan bisa menjadi karakter pribadi. Tidak ada masalah dengan semua ini jika akhirnya kita hijrahkan niat kita dari adanya unsur terpaksa dan pura-pura menuju keikhlasan karena Allah ta'ala.

So, paksalah diri kita untuk melakukan kebaikan agar kita biasa dan akhirnya bisa tanpa terpaksa!

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Shofia Shabrina -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -