Archive for Mei 2014
Kamu Lebih Berharga Dari Intan, Mutiara, Emas
Dalam
buku "More Than A Hero: Muhammad Ali's Life Lessons Through His
Daughter's Eyes", ada nasihat menarik dari Muhammad Ali untuk putrinya
yang sudah beranjak dewasa. Kisah ini aku dapati dari fanspage FB beliau
beberapa waktu lalu. Nasihat ini dikisahkan oleh anak perempuannya yang
menjadi saksi kejadian.
***
***
Ini terjadi ketika anak-anak perempuannya pulang ke rumah dengan pakaian yang agak menampakkan
auratnya. Seperti biasa, sang ayah menyambut kedatangan putri-putrinya
dengan bersembunyi dibalik pintu, berniat untuk sedikit memberi kejutan
kepada mereka.
Setelah memberi pelukan dan ciuman hangat untuk mereka, Muhammad Ali menatap penampilan gadis-gadisnya. Lalu dia mendudukkan salah seorang anak gadisnya diatas pangkuannya, menatap mereka dengan penuh kasih sayang, lalu berkata,
"Anakku, segala sesuatu nan berharga dan memiliki nilai tinggi yang diciptakan Tuhan dimuka bumi ini selalu tertutup, terlindungi, dan susah untuk didapatkan."
"Dimanakah kau temukan intan? Jauh didalam tanah, tertutup dan terlindungi."
"Dimanakah kau dapatkan mutiara? Jauh didasar laut, tertutup juga terlindungi dalam kerang-kerang yang keras dan kuat."
"Dimanakah kau jumpai emas? Jauh didalam tambang, tertutup oleh berlapis-lapis bebatuan. Dan engkau harus bekerja keras untuk mendapatkannya."
Ali lalu menatap anak-anaknya dengan tatapan serius, lalu berkata "Tubuhmu masih bersih dan suci. Dan kamu jauh lebih berharga dari intan, mutiara, dan emas. Maka tubuhmu harus mendapat cover dan perlindungan yang lebih dari benda-benda itu."
***
Logis aja..
Kalau disuruh memilih makanan, lebih suka makanan yang masih tertutup rapi atau yang sudah terbuka?
Tag :
Copy Paste,
Renungan
A Movie Making for BRAVE
Berkisah, bercerita, lalu menuliskannya adalah sebuah proses yang
menarik untuk mendokumentasikan sesuatu, disamping mengambil foto dan
lainnya. Suatu saat nanti, ia akan menjadi sejarah. Sejarah hidup kita.
Itulah alasan mengapa, aku suka menceritakan pengalaman-pengalaman yang
menurutku menarik untuk dituliskan. Anyway, sekarang aku akan bercerita
tentang pengalamanku membuat "a movie for brave". Stay tuned! :p
***
Arrisalah memiliki banyak tradisi yang memang diambil atau dicontoh dari
pesantren-pesantren di Indonesia yang dulunya menjadi sasaran 'studi
banding' para guru. Salah satu tradisinya adalah 'pentas seni' atau yang
sering disingkat menjadi PENSI. Tak terasa, pertengahan mei kemaren
adalah pensi perpisahan angkatan 5 Arrisalah (BRAVE). Waktu berjalan
begitu cepat~
Di hari itu, aku teringat sesuatu yang juga mungkin menjadi tradisi
kami, angkatan 2. Apa itu? Memberikan secuplik video sebagai bukti
kontribusi kami dalam acara besar adek-adek angkatan. Sudah 2 angkatan
yang kami berikan video yang dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum mereka
wisuda. Tapi, untuk angkatan 5 ini, entah mengapa, tak seorang pun yang
menyinggung tradisi ini. Why? Mungkin karna mayoritas kami sudah berada
di tahun 3 perkuliahan. Sudah sibuk memikirkan skripsi, ada juga yang
KKN, PL, dan lain sebagainya.
Aku merasa, aku orang yang paling tidak sibuk diantara semuanya.
Ntahlah. Maka, aku yang mulai mengingatkan mereka tentang video untuk
angkatan 5. Sayangnya, aku hanya direspon oleh seorang temanku saja. Itu
hal yang sangat membuatku kehilangan semangat dan aku memutuskan
"sepertinya kita memang ngga perlu menyediakan apa-apa untuk mereka,
disamping juga waktu yang sangat terbatas (hanya tersisa 2 hari saja
sampai wisuda)". Pikirku.
Oke. Aku benar-benar tidak mempersiapkan apapun. Sampai akhirnya seorang
adek angkatan 5, yang sudah lama berkomunikasi denganku mengutarakan
perasaannya. Awalnya aku bertanya tentang pensi yang diadakan semalam.
Aku penasaran karna aku mendengar bisikan-bisakan angin kalau pensi
tahun ini benar-benar awesome dan lebih spektakuler dari tahun-tahun sebelumnya. Dia menjawab
dan membenarkan, lalu berkata "tapi ada satu hal yang membuat kami
sedih. Alumni yang hadir hanya angkatan 4 dan ngga ada video dari
kakak-kakak".
Jleb! Aku tak tau harus berkata apa. Tapi, ya aku harus jujur agar tak
terjadi misunderstanding antara kami. Awalnya dia memahami, tapi karna
ngga tega, akhirnya aku memutuskan dan menjanjikannya video yang akan
aku selesaikan malam ini juga. It was a hard decision, you know! Tapi
tak apalah, bukankah kebahagiaan sesungguhnya itu ketika kita bisa
membuat orang lain bahagia? Okay, I will strive for it. Tapi aku
mewanti-wanti nya agar video ditampilkan ketika wisuda. Karna video
tahun lalu, yang sudah selesai tepat waktu, sudah diterima, dan tinggal
ditampilkan, berakhir nihil. Itu membuatku dan teman-temanku sedikit
keceber (kecewa berat :D).
Well, aku sadar, video ini bakal lebih lama selesai jika aku berharap
pada orang lain. Maksudku, terlalu melibatkan orang lain dalam meminta
ide, foto, ataupun video. Karna waktu yang benar-benar terbatas, aku
hanya membuat video dari video-video yang aku punya dan meminta bantuan
beberapa orang saja, semampunya. Yaph! Seperti yang sudah dipresiksi, aku
mendapat respon yang cukup lambat. Tak apa, aku akan melakukan apa yang
bisa aku kerjakan terlebih dahulu.
Video yang pertama adalah video kreasi dari angkatan 3 yang sudah lama
tersedia tentang ikatan alumni Arrisalah (INARAH). Karna belum pernah
dipublish, jadilah aku menggunakan video tersebut sebagai pembuka. Video yang kedua
adalah video profil organisasi tarbiyah di kampusku (sudah minta izin). Aku memilih itu
karna kata-kata didalamnya menarik dan direkam dengan cara yang menarik
pula. Lalu, video bagian tiga dan empat disediakan untuk para alumni
yang mau ikut berkontribusi. Siapa saja. Dan bagian ini yang menunggunya
sampai pagi, dimana acara wisuda sudah akan dimulai. Sedangkan bagian terakhir, itu adalah sesi foto-foto alumni dengan BRAVE. Mungkin ada yang bertanga-tanya mengapa hanya ada fotoku dengan mereka. Itu semua karna hanya itu yang aku punya, jadi ya terpaksa.
Aarghh.. Aku
merasa dikejar-kejar waktu! Ehh, kebalik ding. Aku yang mengejar-ngejar waktu :D
Dalam setiap proses panjang itu, aku tetap berkomunikasi dengan adek
tadi itu. Bertanya tentang waktu yang disediakan untuk menampilkan video
ini. Dan meminta emailnya agar video dapat segera dikirimkan kesana.
Finally, beberapa menit sebelum waktu yang ditentukan, aku berhasil
meng-import video dan meng-upload nya di gmail (kedua proses ini memakan
waktu yang sangat lama yang membuat aku ingin membanting-banting laptop
>.<). Tapi, karna file size nya besar, video hanya bisa di upload
melalui google drive. Terkirim! Tapi, si adek itu bilang kalau videonya
tak bisa di download. OMG! >.<
I didn't know what to do! Karna disaat itu aku sedang liqo'. Ngga
mungkin kan, kalau aku izin hanya karna itu? Aku berfirasat, sepertinya
kejadian tahun lalu (tidak ditampilkan ketika wisuda) akan berulang
kembali. Hhhh.. It will be annoying. Ok, selesai liqo, aku berlarian
menuju asrama. Tapi, ketika berlari disebuah tangga, gedubrak! Aku
jatuh! Haha.. Ngga penting sih, tapi ini pertama kalinya aku jatuh
disini. Wkwkwkwk..
Sesampainya di kamar, aku mencoba dan terus mencoba untuk import video
dengan size yang sangat-sangat kecil. Aku juga meminta bantuan beberapa
orang untuk ngupload video ini ke youtube. Tapi ya, prediksiku berjalan
lancar. Haha.. Wisuda sudah berakhir, tapi video yang telah disediakan
tak kunjung diterima dengan baik oleh adek itu. Yalah, memang hal yang
dilakukan terburu-buru itu tak akan pernah memberikan hasil yang
sempurna. Endingnya, aku berhasil memperkecil video dengan ukuran
dibawah 10 Mb sehingga bisa dikirim lewat whatsapp. Dan melalui whatsapp
inilah, semuanya bisa menyaksikan karya semalam. Haha~
Udah, itu aja sih. Memang membuat kecewa, merasa perjuangan semalam
sia-sia. Tapi, ya kami harus ikhlas, ikhlas, dan ikhlas. Berusaha untuk
ikhlas dengan beberapa fakta yang terjadi ketika proses pembuatan video.
Apa faktanya? Aku rela menahan lapar tengah malam, aku begadang, aku
tidur sejam diatas kursi sambil menanti video rekaman yang dijanjikan,
aku terjatuh, dan aku baru makan besok sore. Haha.. Alhamdulillah, Allah
masih beri tenaga. Semoga apa yang aku dan teman-teman lakukan ini
menuai keberkahan dari Allah.
Barakallah~
Tag :
Corat-coret,
Pengalaman
Ketika PKS Layangkan Dukungan Pada Prabowo
Perpolitikan Indonesia semakin memanas. Apalagi setelah deklarasi dua pasang capres dan cawapres, Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf. Mungkin kompetisi ini semakin bergejolak karna hanya ada dua pasangan calon yang maju, sehingga lawan dan kawan itu terasa nyata.
Terlepas dari semua itu, aku mengalami sedikit dilema. Seperti yang sudah kita ketahui, PKS yang dari dulu sudah menggadang-gadangkan calon presiden dari kadernya sendiri, ternyata berujung nihil. Malah mengalirkan dukungan kepada pasangan Prabowo-Hatta. Ini sedikit banyak membuatku bingung sehingga aku meminta ustadzku yang merupakan salah seorang pembesar PKS di Sumatera Barat untuk sedikit bercerita menjelaskan semua ini.
Akhirnya terjadilah diskusi seru nan hangat di grup kami. Diskusi yang terasa semakin hangat setelah pertanyaanku muncul.
***
"Ustadz, bisa ngga sedikit bercerita tentang kenapa PKS memutuskan untuk berpihak ke Prabowo? Walaupun pada akhirnya kita bisa lihat kubu Islam (kecuali PKB) juga berhulu kesana. Kenapa Partai Islam ngga buat kubu baru aja ustadz?"
"Ceritanya agak panjang..
Kitalah yang pertama mnggagas pertemuaan partai-partai Islam. Itu yg kita lakukan pertama kali. Tapi sayangnya, ketua-ketua partai Islam yang lain ngga ada yang datang. Hanya Amin Rais yang datang dengan memaksakan Hatta Rajasa. Yang lain hanya diwakilkan, tapi PKS datang lengkap. Sedangkan PKB, sejak awal sudah menyatakan dukungan ke PDIP.
Kita juga sadar, seandainya 3 partai Islam: PKS, PPP, dan PAN
mau bergabung, bisa cukup untuk mengusung capres. Tapi siapa calonnya?
Semua tokoh dari ketiga partai ini jauh dibawah ARB. Apalagi untuk melawan Prabowo dan Jokowi. Klupun akhirnya dipaksakan 3 partai ini koalisi, siapa yang mau bayar
biaya perjuangan memenangkan pilpres? Secara finansial, partai-partai Islam belum cukup memadai.
Diwaktu yang sama, Prabowo malah membuka komunikasi ke kita, PKS. Bahkan dia siap untuk menghadap ketua Majlis Syuro PKS. Malah mereka (pihak Prabowo) mau dengan syarat-syarat yang kita ajukan. Termasuk ketika kita mensyaratkan agar cawapres dibicarakan bersama.
Partai Islam belum ada yang kuat untuk berdiri sendiri. Kita tahu diri dengan hasil pemilu kemaren. Kita baru diterima oleh 6,79%
rakyat Indonesia. Maka kita harus realistis. Dan partai Islam masih
butuh partai nasionalis untuk menjadi lebih kuat. Kalau Islam membuat poros sendiri, atau PKS memilih oposisi, maka itu yang ditunggu oleh PDIP. Jokowi akan menang mudah.
Tentang cawapres..
Setelah deklarasi PKS dengan Gerindra hari sabtu, hari ahadnya semua pimpinan partai pendukung rapat untuk membahas cawapres. Kita memang mengajukan 3 calon kita. Tapi kita tak memaksakan. Kita ingin cawapres yang didukung bersama dan membawa kemenangan. Kita memang punya kekuatan kader, tapi tidak punya kekuatan finansial."
***
"Ustadz, belajar dari pengalaman, apa PKS ngga takut koalisinya bakal dikhianati seperti sebelumnya?"
"Kita tidak bisa menebak masa depan. Kita sudah membuat dan menyempurnakan poin-poin koalisi dan kesepakatan. Karna PKS, Gerindra, dan parta-partai pendukung lainnya memiliki jumlah kursi DPR-RI yang ngga jauh beda, maka koalisi hampir bisa dibilang berimbang."
***
"Bukankah Prabowo memiliki banyak msalah dari dulu ustadz?"
"Jangan tertipu dengan berita-berita tentang masalah Prabowo. Itu semua serangan tim
media lawan. Ini perang. Jangan berfikir linear. Prabowo masalahnya
sudah selesai. Kenapa sekarang diungkit-ungkit lagi? Dulu waktu Prabowo berpasangan dengan Megawati, kenapa isu dan tuduhan itu tidak muncul?
Jangan mudah percaya.."
***
Itulah diskusi kami malam ini. Sedikit banyak sudah memberi pencerahan kepadaku dan teman-teman yang juga terlibat dalam diskusi ini. Intinya, keputusan Syura PKS ini sudah melalui kajian dan penyaringan yang ketat dan juga meyakini bahwa ini adalah keputusan yang paling sedikit mudharatnya. "PKS mendukung Prabowo-Hatta".
Semoga berkah dan mencerahkan. #SelamatkanIndonesia
Reflection on Tahfiz Project
This is my writing about one of projects given in psychology of learning class. This is a reflection of it. I post it here for filling my silent blog. Hehhe.. Have a nice reading! :)
***
This paper will explain about my reflection of 'hafazan project' given by Madam Lihanna Borhan. This project is one of projects given throughout the semester which asks the students to memorize some chapters of the Qur'an. There are five different chapters which should be memorized by the students with given duration of time. Those chapters are Al-’Alaq (1 week), Asy-Syams& Ad-Dhuha (2 weeks), Al-Mulk (2 weeks), Al-Waqi’ah (3 weeks), Al-Baqarah verses 25-37 (2 weeks).
When the due date is coming, the students must be done with their memorization. After they memorized a certain chapter clearly, they should record it to then upload it to padlet, an application requested by Madam to be used to let Madam watchdirectly the record.
Beside that, the students have to make a reflection about their process of memorization. They have to answer some question and explain any learning principle from cognitive and behaviorist point of view that they use to enhance and improve their memorizing process, and the most challenging part they face in the particular .chapter and the solution they use to solve the challenge.
For me personally, this project is really challenging. This is because I have memorized all chapters which are ordered. This project has challenged me to recall my memory. I feel some difficulty because I have forgot some part of the chapter, therefore I feel this task is very challenging.
During my experience to do this project, I face some hardness. The hardest thing is to answer some question in the reflection paper. As I mentioned before, I have memorized all required chapters long time ago. It makes me difficult to remember and recall the way I memorize the verses of Al-quran, what type of learning has been used, and how I reinforce myself to do it.This is because when I was in junior and senior high school, it is compulsory for me to memorize Al-quran as much as I can.
Secondly, when I finish recording what I have memorized, it is difficult for me to upload the record to the padlet. I have to move the record from my phone to my laptop, then upload it. It really takes time. Not only that, when I upload my groupmate’s video, I always fail, and that makes me stressful especially when IIUM wifi becomes problematic.
After I analyze the use of padlet in this hafazan project, I find some advantages and disadvantages of it. Its benefits are that it provides me to do muraja’ah of my memorization of the Qur’an, and the using of padlet makes the students easy to show their performance to the lecturer and it also makes the lecturer easy to watch many videos of the students directly in very short time.
The disadvantages of using padlet are as I mentioned before, it is difficult and really takes time when the wifi is problematic. In addition, it is not an effective way to recall the hafazan because some people might not memorize it well and forget some part of the surah. When they forget, they may read other verses or jump into the next verse without conciousness. It is will be better to recite our memorization in front of someone, so the listener can directly correct our mistakes.
That is all my reflection of the hafazan project. In my conclusion, it is beneficial project for the students especially for me to do muraja’ah of my memorization.
Tag :
Assignment,
Catatan
Sindir-Menyindir
Bulan baru, harus ada semangat baru. Semangat menulis! Semoga yang
tertulis selama ini tidak satupun yang bernilai keburukan. Aamiin..
Hari ini menarik. Menarik untuk mengingat keburukan diri yang secara tidak langsung diingatkan oleh sahabat sendiri.
Seperti yang tertulis di judul, sindir-menyindir. Jujur saja, ini
kebiasaanku yang dianggap buruk oleh orang lain.
Aku suka sekali menyindir terhadap sesuatu yang tidak sejalan dengan
alur pemikiranku. Apalagi terhadap sesuatu yang membuatku kesal. Aku
selalu menyindir orang yang bersangkutan lewat tulisan. Aku tau ini kurang baik, karnanya aku sudah jarang mempraktekkannya.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan tulisan sindiran yang kubuat karna ia
bersifat general. Aku tidak menulis secara jelas ataupun nyata siapa orang yang aku
sindir. Dan tidak ada yang bisa menebak tujuanku kecuali orang-orang yang
terlibat.
Jadi menurutku, jika yang ditakutkan adalah masalah tersebarnya aib, itu
akan menjadi alasan yang tak masuk akal. Karna tak akan ada orang yang
tau kecuali orang yang memang sudah mengetahui masalah sebelumnya.
Sekedar opini pribadi, menyindir ini cara terbaik kedua setelah
menasehati atau memberi tau secara langsung. Kenapa? Karna kita berusaha
menyadarkan orang secara tak langsung. Jika merasa tersindir berarti
dia masih punya rasa bersalah. Jika tidak merasa, berarti ada yang
salah.
Untuk kita ketahui bersama, kesalahan yang kita sadari sendiri jauh
lebih membawa dampak daripada kesalahan yang diingatkan orang lain. Jadi
sindiran ini hanya sebagai pancingan aja agar kita bisa tersadar dengan
sendirinya. Kalau ngga sadar, berarti emang harus dibicarakan secara
"empat mata". Haha.
Dengan menyindir, orang yang merasa tersindir bisa langsung menghubungi
kita untuk klarifikasi. Jadi dengan itu, tidak ada yang terpublikasi
secara nyata. Kecuali kalau orang yang merasa tersindir tetiba komen di
FB atau dimanapun yang bersifat public. Dan itu kesalahan dia sendiri,
bukan kesalahan penyindir.
Aku memang begini. Aku yang menumbuhkan sendiri sifat ini, baik didapat
karna sering menjadi korban sindiran, maupun yang belajar secara
personal. Tapi aku juga perlahan mencoba menguranginya karna "mudharat-nya lebih banyak daripada manfaatnya".
Tapi, FYI.. Untuk sindiran karna pemikiran yang tak sejalan, hampir semua orang yang pernah aku sindir adalah
orang-orang yang sudah paham hukum dari 'tema' yang dijadikan sindiran.
Misalnya ni ya, ada orang yang nulis status bahwa dia punya pacar.
Sebagai tamatan pesantren, seharusnya dia tau apa hukum pacaran. Nah,
disanalah aku melancarkan serangan sindiran, baik di statusku ataupun
langsung komentar di status orang tersebut.
Tapi, untuk
orang yang terlihat tidak mengetahui sebuah hukum, aku rasanya tak
pernah menyindir. Karna sindiran bakal percuma, dia ngga bakal paham.
Nah, dengan orang seperti ini barulah aku memakai metode
'nasehat-menasehati'.
Nah, jika sindiran itu terbit karna kekesalanku, itu lebih karna pengaruh emosi saja. Karna emosiku tak tersalurkan dengan baik, makanya terlahirlah tulisan sindiran. Haha..
Intinya, jangan mancing-mancinglah ya.. :D
Anyway, aku mohon ma'af buat yang selama ini pernah atau sering menjadi
korban sindiran. Yang merasa tersindir, itu tandanya kalian masih orang
baik dan aku harus belajar banyak dari kalian untuk mendapatkan 'rasa'
itu.
Udah itu aja, Barakallaah~
Tag :
Corat-coret,
Opini