Jika seorang pejabat, sebut saja walikota, telah mengakhiri masa jabatannya, maka bisa dipastikan pemilihan walikota berikutnya akan diadakan.

Padang, ibukota Sumatra Barat ini telah menemui masa pergantian pemimpinnya. Namun, ada beberapa hal unik (untuk tidak disebut aneh) yang terjadi di pilkada kota padang yang terpaksa diadakan dua kali ini.

Pertama, ada 10 pasangan yang bersaing di pilkada kali ini. Angka yang cukup dramatis dalam sejarah pilkada kota padang. Terlalu banyak orang yang ambisius dan terobsesi untuk membangun kota tercinta ini, sehingga sebagian mereka terlupa akan kapasitas dan kapabilitas diri. Ini membuat mereka seolah menghamburkan uang dan tenaga untuk hal dimana mereka pasti dikalahkan.

Kedua, ternyata tidak cukup sekali pilkada kota padang tahun ini diadakan. Terpaksa 2 pasangan dengan suara terbanyak mengikuti putaran kedua. Padahal secara logika, salah satu pasangan sudah bisa melenggang ke Jl. A. Yani no. 11. Tapi, wallahu a’lam barangkali ada kesalahan.

Nah, pada putaran kedua ini, ada keunikan lain. Jadwal mencoblosnya selalu ditunda-tunda dengan berbagai alasan. Dan sampailah pada hari ini, 5 Maret 2014, eksekusi terakhir pilkada kota padang setelah sekitar 4 bulan penundaan.

Pada putaran kedua ini, persaingan antara kedua pasangan terpilih amat ketat. Beda suara kedua pasangan dalam quick count teramat tipis, kurang dari 0.5%. Amat riskan memang jika pasangan yang berada sedikit diatas angin lalai dalam mengawal kertas suara. Sedikit saja dicurangi, habis sudah.

Pilihan rakyat pada pilkada kali ini akan diakhiri dengan rapat pleno dan keputusan resmi KPUD pada tanggal 11 maret 2014 nanti. Jadi, sampai sekarang belum ada yang bisa memastikan siapa yang akan menjadi orang nomor satu dan dua di kota padang. Semoga Allah berikan pemimpin terbaik untuk kota padang. Aamiin..

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Shofia Shabrina -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -