http://champlaincollegelibrary.pbworks.com/f/1259949084/psychology.JPG
Ini adalah sejarah singkat mengapa pilihan saya bisa berakhir di jurusan psikologi. Secara, saya adalah seorang yang memilik background pesantren dengan jurusan agama sewaktu 'aliyah, tentu aneh jika menjatuhkan pilihannya pada jurusan yang tak ada sangkut pautnya (sedikit) dengan jurusan yang digenggam sekarang.

Psikologi, ilmu yang membahas tentang kebiasaan-kebiasaan serta proses-proses mental yang terjadi pada manusia. Memang cukup menarik untuk didalami. Karena kita manusia, selalu dibuat penasaran dengan kebiasaan kita sendiri. Sehingga banyak sekali pertanyaan seputar "mengapa mereka begini, mengapa begitu" dan "apa yang menyebabkan mereka bertindak begitu dan apa konsekuensi nya?". Banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang muncul atas dasar rasa penasaran kita. Itulah yang dibahas di psikologi. Dan saya termasuk bagian orang-orang yang suka penasaran dengan kebiasaan-kebiasaan manusia.

Sebenarnya, saya tak sedikitpun terpikir untuk tenggelam dalam ilmu ini. Ceritanya bermula ketika saya memutuskan untuk berkuliah di IIUM. Proses registrasi dibantu oleh sebuah lembaga penyalur mahasiswa ke luar negri. Pihak lembaga suatu ketika bertanya kepada saya tentang jurusan yang akan saya ambil. Dengan semangat dan percaya diri saya jawab "hadits!" karena, seperti yang sudah saya sebutkan tadi, background pendidikan saya selama di pesantren adalah agama bukan IPA atau IPS meskipun keduanya juga tersedia. Namun mereka memberi penawaran lain, dan 'menghasut' saya untuk mengambil jurusan ekonomi.

Tak bisa mengambil keputusan sendiri, saya pun bermusyawarauh dengan kedua orang tua dan meminta pendapat mereka. Akhirnya, mereka setuju dan saya melayarkan pilihan pada jurusan ekonomi. Ternyata, kebimbangan jurusan tidak berakhir sampai disana. Dalam proses registrasi, ternyata kita diminta untuk memilih beberapa pilihan jurusan yang diinginkan dan saya tidak pernah diberi tahu tentang ini. Tanpa rekomendasi dari saya alias secara sepihak lembaga tersebut memilih beberapa jurusan lain yang mungkin tidak sesuai dengan keinginan saya.

Nah, beberapa minggu kemudian tepatnya di akhir januari saya menerima offer letter dari kampus yang dituju. Tertera disana bahwa saya diterima masuk di fakultas 'human sciences'. Saya sedikit kurang mengerti tentang ini, mengapa saya diterima di fakultas yang sama sekali tak pernah terbersit dihati. Namun karna desakan waktu, saya akhirnya melanjutkan semua proses dan berangkat. Setelah berdiskusi panjang dengan keluarga, fakultas yang menaungi jurusan-jurusan sosial seperti psikologi, komunikasi, politik, sosiologi, serta bahasa dan literatur arab inggris ini harus dikesampingkan dulu. Saya mencoba mendaftar aplikasi pergantian fakultas. Setelah sekian minggu, ternyata aplikasi saya tidak diterima alias ditolak karena hal yang menurut saya masih bisa dipertimbangkan. Ahh, biarlah~

Setelah mengadukan semua ini ke ummi dan lainnya, akhirnya saya 'terpaksa' harus menerima keberadaan saya di fakultas ini. Saya sedikit bimbang dalam memilih jurusan yang akan ditekuni. Dari semua jurusan yang tersedia, akhirnya saya dengan segenap keberanian memilih jurusan psikologi. Bukan berharap jurusan ini lebih gampang dari yang lainnya, melainkan saya merasa ini yang lebih cocok dengan diri saya sendiri dibanding jurusan yang lainnya. Oke! Semua setuju.

Perlahan, saya mencoba mencintai psikologi, ilmunya, dosen-dosennya, dan juga teman-teman sekelas. Saya bukanlah tipe orang yang cepat beradaptasi. Dilingkungan yang asing begini, saya lebih memilih untuk diam, lebih senang menyibukkan diri dengan dunia sendiri, sampai nanti ada yang 'berkenan' mengajak bicara atau sekedar menyapa. Ahh, sedih sekali. Masih merangkak, saya terus berusaha mencintai psikologi dan dunianya. Sampai detik ini. Terkadang saya merasakan keajaiban dalam proses mencintai jurusan ini. Semoga ini yang terbaik bagiku, agamaku, keluargaku, dan juga bangsaku.

Begitulah cerita dibalik 'terjun'nya aku pada dunia psikologi ini. Salam smangat!!

{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. keren my pelatiiih :D


    kita ternyata sama ya, tersesat di other journey of life :))
    didunia yang sebelumnya tak pernah terlintas dipikiran kita, but we try to face the truth and love this destiny :D

    luph you fuulll

    BalasHapus

- Copyright © 2013 Shofia Shabrina -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -