Menyimak kembali kisah mesra nan abadi ayah dan anak di sebuah kajian..
Ngga pernah bosan untuk mendengar, dan meresapi makna2 cinta yang tersirat didalamnya..

Ibrahim dan anak tercintanya Ismail..

Selalu kagum dengan kepatuhan dan keta'atan ismail kepada ayahnya, dan rasa cinta yang tersirat disetiap untaian katanya yang membuat kita bertanya kepada diri sendiri 'sudahkah saya menjadi anak yang berbakti kepada orang tua?'


"Aduhai ayahku sayang, lakukanlah apa yang Allah perintahkan kepadamu. Maka, engkau akan mendapatiku insyaa Allah diantara orang2 yang sabar"
Jawaban yang luar biasa terujar dari mulut seorang remaja yang telah bertahun-tahun terpisah dari ayahnya, ketika Ibrahim meminta pendapatnya tentang mimpi yang Allah ilhamkan padanya.

Sungguh! mendengar jawaban seperti itu, pastilah seorang ayah semakin tak tega untuk 'menyemblih' anaknya sendiri. Anak yang ia nantikan puluhan tahun kehadirannya. Anak yang sudah lama ia tinggalkan, karna perintah Allah. Dan ketika ia diberikan kesempatan untuk berkumpul bersamanya, ia kembali 'diuji' oleh Allah.

Berangkatlah ayah dan anak tersebut ke tempat yang sepi.

"Wahai ayahku sayang, telungkupkanlah aku. Jika tidak, aku takut engkau akan kasihan padaku dan tidak jadi memenuhi perintah Allah"

"Wahai ayahku sayang, bukalah bajuku. Jika bajuku terkena percikan darah, aku takut ibuku akan menangisiku setiap melihat baju berdarah itu"

"Wahai ayahku sayang, jika engkau melihat remaja2 seusiaku, janganlah tatap mereka lama2, karna itu akan membuatmu ingat kepadaku"

"Ayahku sayang, aku ridho atas apa yang Allah perintahkan padamu.."

Luar biasa!
Oleh karna itulah, nabi Ibrahim mendapatkan gelar Ulul 'Azmi, pemilik 'azam yang kuat. Dia lebih mengejar cinta Allah daripada cinta-cinta yang lain. Walaupun harus berurai air mata, perintah Allah tetap yang utama.
Luar biasa!
Ismail telah memberi contoh kepada kita tentang bagaimana menjadi seorang anak yang sholeh. Ketegaran dan keyakinannya akan perintah Allah telah membuat ayahnya jauh lebih kuat dari sebelumnya.

Ketegaran anak, adalah kunci dari ketegaran orang tua. Anak yang menyayangi orangtua nya adalah anak yang merelakan dan meridhoi setiap derap langkah mereka untuk memenuhi perintah Allah, serta mendo'akan mereka selalu..

"Ummi dan Buya sayang.. Kami ridho, karna kami yakin ini adalah perintah Allah"

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Shofia Shabrina -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -