- Back to Home »
- Catatan , Corat-coret , Opini »
- Gue Anti Pacaran, MasBuLoh?
Kayaknya topik kali ini agak kontroversial ya? It's okay. Aku hanya ingin bercerita. Bercerita beberapa penggal kisah yang aku alami. Tapi, sebelum aku bercerita, perkenankan aku sedikit menjelaskan opiniku
tentang pacaran.
Aku menganggap diriku sebagai seorang yang anti pacaran. Sangat
anti malah. Sampai kapanpun (insyaAllah). Aku menjadi orang paling kontra-produktif diantara banyaknya alumni jika mendengar isu
teman-teman atau anak-anak sekolah lainnya mendekati langkah ini, berpacaran.
Akibat tindakan ini, tak jarang aku diejek, dimaki, bahkan dijauhi oleh orang-orang yang aku tegur.
Diawal-awal, aku memang merasa agak keras dan to the point dalam
mengingatkan, tapi dengan sindiran tajam. Perlahan aku sadar, cara ini jika aku praktekkan dengan mereka yang cukup dekat denganku, akan
merenggangkan ukhuwah yang sudah susah payah dibina bertahun lamanya.
Dan karna itu, aku mulai mengubah caraku dalam menyindir mereka. Tapi
tetap saja, masih ada yang terluka. Maka, akan aku biarkan saja. Haha..
Jujur saja, aku melakukan ini bukan karna aku senang mencari-cari
kesalahan orang lain. Bukan juga karna aku bahagia orang lain terkena
masalah. Mungkin nasyid ini bisa sedikit menjawab..
Bukan ku sok tahu kawan, sok nasehati
Tapi ku yakin ini yang benar untuk kau ikuti
Bukan ku sok pintar kawan, sok menggurui
Tapi ku yakin terbaik untuk kau jalani
Kurasa bersalah saat 'ku tak menegurmu
Kurasa tak enak hati kawan jika tinggalkanmu
Kurasa tak sempurna iman di dalam dadaku
Kuingin kita semua kawan bersama di syurga
Aku melakukan ini juga sebagai pengingat bagi diriku sendiri yang lemah
ini. Jadi ketika aku tergiur melangkah kearah sana, batinku
akan berteriak "hei bin! Ente itu udah nyindir dan marah-marahin banyak orang
yang ngelakuin itu, tapi knapa ente malah mulai nge-deket? Sadar woi".
Apa yang aku lakukan, akan menjadi tameng bagi diriku sendiri. Walau
sebenarnya terkadang aku juga butuh diginiin sama orang lain.
Terus, jika ada yang nge-respon "urus aja diri dan keluarga sendiri!
Jangan urus urusan orang lain deh!". Teriakan ini juga tamparan untuk
diriku sendiri. Tapi aku akan percaya diri dengan berteriak lebih
kencang "aku sudah melakukannya sebelum kamu memikirkannya! Karna
bagiku, keluarga tetap nomor wahid!".
Tapi, sekedar pengetahuan, meluruskan keluarga itu jauh lebih sulit
dibanding mengingatkan teman-teman. Aku sudah pernah mengalaminya. Tidak
terhintung lagi, entah berapa kali aku harus menguras berember-ember
air mata untuk memikirkan dan menyelesaikan masalah ini disaat buya sibuk dan
ummi pun tak bisa diganggu. I was like a single parent!
***
Ok, lanjut..
Jadi, banyak sekali kisah 'penyindiranku' ke orang-orang yang melakukan
praktik ini (haha). Rasanya pengen ngakak kalau ingat kejadian-kejadian
itu. Kalau diceritain semua, mungkin bisa tercipta sebuah novel. Tapi
sayangnya, aku sudah lupa sebagian episode karna tidak terdokumentasi.
Haha..
Inilah beberapa kisah yang terekam diingatanku, semoga bisa diambil hikmahnya.
(1) Kisah ini kalau tidak salah terjadi di tahun pertama kuliah, alias
dimasa-masa menjadi fresh graduate-nya sekolah. Jadi, ada seorang
senior mem-posting status kontroversial, yang mengindikasi bahwa dia pacaran. Langsung aja aku serobot dan
sindir. Dan dengan bahasa minang yang lasuah, si senior balas teriak
"urus se urusan surang! Jan urus lo urang lain!". Kurang lebih kalau
dilembutin jadi begitu.
Aku kaget bukan kepalang. Sekali-kalinya itu diteriakin senior pake bahasa yang bikin jantungan (lebay). Aku sempat screen capture komentarnya, tapi ntah kenapa setelah beberapa lama, hapeku
bermasalah. Ini menyebabkan barang bukti hilang! Dan aku resmi di-black
list senior dari akun FB-nya, alias di block! Haha.. Lucu deh, kayak
anak-anak.
(2) Masih dengan senior. Aku kebetulan sempat 'friend'an sama sepasang
senior di BBM. Ngga tau sengaja atau ngga, aku tau sepasang setelah
salah satu dari mereka memasang profile picture berdua. Dan juga
mereka selalu punya status BBM yang sama, dan PM yang serasi. Ketebak deh!
Dengan pede, langsung aja aku labrak mereka berdua. Aku ngga ingat
direksinya kayak gimana. Tapi kurang lebih sama dengan yang pertama,
sindir-sindiran. Yang cowok sampai nulis PM "biarlah anjing
menggong-gong". Aku malah kege-eran kalau PM itu ditujukan ke aku, jadinya
sok-sok esmosi gitu deh. Sampai akhirnya mereka berdua men-delete aku dari
kontak BBM. Seru kan?!
(3) Ini kisah yang lebih seru lagi. Masih berurusan dengan senior.
Ceritanya hampir mirip sama yang pertama. Si senior buat status tentang
pacaran, malah upload foto sama pacarnya, berdua. Untuk yang ini
sebenarnya aku ngga sesadis yang dulu-dulu. Tapi, seniornya aja yang
sensitifitasnya tinggi. Haha..
Jadi, setelah dia posting, aku kasih komentar "waah, kayaknya udah cocok
nih kak. Kok ngga nikah aja". Awalnya dengan santai dia menjawab
berdasarkan filosofi dan pemahamannya tentang nikah "nikah itu ngga
mudah bin. Bina aja nikah duluan!". Tapi, tetiba seseorang ikut-ikutan komen,
dan orang itu adalah orang yang ada dikisah 2. Jadilah komentarnya
makin ribet. Sampai-sampai si kakak ini mengaku bahwa dia merasa
terkekang selama berada di sekolah dan bahkan dia membeberkan kisah
mesra kakak di kisah kedua. Ngakak deh pergelutan mereka.
Kakak ini malah buat postingan baru. Intinya, dia merasa terusik dengan
kehadiranku. Postingannya ini dikomentari oleh teman sejawatnya dengan
nada membela "sini kita basmi parasit-parasit itu". Ha! Menarik ini,
teriakku. Aku nimbrung sambil bicara ke-science-an tentang parasit. Aku
bilang "parasit itu bermanfaat juga lho kak. Dia bisa meningkatkan
imunitas sebuah pohon, tanpa parasit pohon itu mudah sekali terserang
penyakit". Gitu deh. Tapi lama-kelamaan mereka yang mengeroyok aku,
putus asa membalas komentarku dan dengan segera si kakak (kembali) mem-block aku
dari pertemanan FB. Aneh ya, seharusnya aku yang nge-block dia karna aku dikeroyok, ini malah kebalikannya. Haha..
***
Hanya 3 kisah ini yang bisa aku ceritakan. Sebenarnya, ada banyak lagi kisah-kisah yang semacam tapi dengan alur, latar, dan respon yang
berbeda yang aku alami dengan senior, teman, bahkan adek-adek kelas. Ada yang mengakui kesalahannya, ada yang balik menyerang, ada yang abstain, bahkan ada yang seolah baru tau kalau pacaran itu haram.
Aku hanya heran dengan fakta-fakta ini. Aku bukannya sok alim, tapi aku
bingung. Bukankah kita mendapatkan ilmu di sekolah yang sama? Dari guru
yang sama? Belajar juga dari buku yang sama di kelas yang sama? Hidup bahkan dalam satu atap?
Aku yakin, mereka yang aku sindir sudah memiliki landasan hukum tentang
pacaran. Aku percaya, mereka lebih tau dariku tentang hal ini. Tapi, kenapa bisa begini
ya? Semoga Allah selalu melindungi orang-orang yang mengharapkan perlindungan-Nya.
Wallahu a'lam~
iya tu kaa.. susah bget nginatin org yg udah paham, nyadari org yg udh paham t lebih sulit dari pada nyadarin org gatau. mereka tau itu salah, ada juga sbagian dari mereka t yg sadar. nangis, tapi maksiat t tetap juga d lakukan. yah, skrg cuma bisa berdoa aja untuk mereka yg kayak2 gitu ka.. :)
BalasHapuskaa suka tulisan kaka yang ini huehehe.. ka binaa semoga istiqamah :)
BalasHapus