http://fc08.deviantart.net/fs70/f/2013/159/5/a/anti_pacaran_by_hamdanhasan-d688ezx.jpg



Kayaknya topik kali ini agak kontroversial ya? It's okay. Aku hanya ingin bercerita. Bercerita beberapa penggal kisah yang aku alami. Tapi, sebelum aku bercerita, perkenankan aku sedikit menjelaskan opiniku tentang pacaran.

Aku menganggap diriku sebagai seorang yang anti pacaran. Sangat anti malah. Sampai kapanpun (insyaAllah). Aku menjadi orang paling kontra-produktif diantara banyaknya alumni jika mendengar isu teman-teman atau anak-anak sekolah lainnya mendekati langkah ini, berpacaran. Akibat tindakan ini, tak jarang aku diejek, dimaki, bahkan dijauhi oleh orang-orang yang aku tegur.

Diawal-awal, aku memang merasa agak keras dan to the point dalam mengingatkan, tapi dengan sindiran tajam. Perlahan aku sadar, cara ini jika aku praktekkan dengan mereka yang cukup dekat denganku, akan merenggangkan ukhuwah yang sudah susah payah dibina bertahun lamanya. Dan karna itu, aku mulai mengubah caraku dalam menyindir mereka. Tapi tetap saja, masih ada yang terluka. Maka, akan aku biarkan saja. Haha..

Jujur saja, aku melakukan ini bukan karna aku senang mencari-cari kesalahan orang lain. Bukan juga karna aku bahagia orang lain terkena masalah. Mungkin nasyid ini bisa sedikit menjawab..
Bukan ku sok tahu kawan, sok nasehati
Tapi ku yakin ini yang benar untuk kau ikuti
Bukan ku sok pintar kawan, sok menggurui
Tapi ku yakin terbaik untuk kau jalani

Kurasa bersalah saat 'ku tak menegurmu
Kurasa tak enak hati kawan jika tinggalkanmu
Kurasa tak sempurna iman di dalam dadaku
Kuingin kita semua kawan bersama di syurga
Aku melakukan ini juga sebagai pengingat bagi diriku sendiri yang lemah ini. Jadi ketika aku tergiur melangkah kearah sana, batinku akan berteriak "hei bin! Ente itu udah nyindir dan marah-marahin banyak orang yang ngelakuin itu, tapi knapa ente malah mulai nge-deket? Sadar woi". Apa yang aku lakukan, akan menjadi tameng bagi diriku sendiri. Walau sebenarnya terkadang aku juga butuh diginiin sama orang lain.

Terus, jika ada yang nge-respon "urus aja diri dan keluarga sendiri! Jangan urus urusan orang lain deh!". Teriakan ini juga tamparan untuk diriku sendiri. Tapi aku akan percaya diri dengan berteriak lebih kencang "aku sudah melakukannya sebelum kamu memikirkannya! Karna bagiku, keluarga tetap nomor wahid!".

Tapi, sekedar pengetahuan, meluruskan keluarga itu jauh lebih sulit dibanding mengingatkan teman-teman. Aku sudah pernah mengalaminya. Tidak terhintung lagi, entah berapa kali aku harus menguras berember-ember air mata untuk memikirkan dan menyelesaikan masalah ini disaat buya sibuk dan ummi pun tak bisa diganggu. I was like a single parent!

***

Ok, lanjut..

Jadi, banyak sekali kisah 'penyindiranku' ke orang-orang yang melakukan praktik ini (haha). Rasanya pengen ngakak kalau ingat kejadian-kejadian itu. Kalau diceritain semua, mungkin bisa tercipta sebuah novel. Tapi sayangnya, aku sudah lupa sebagian episode karna tidak terdokumentasi. Haha..

Inilah beberapa kisah yang terekam diingatanku, semoga bisa diambil hikmahnya.

(1) Kisah ini kalau tidak salah terjadi di tahun pertama kuliah, alias dimasa-masa menjadi fresh graduate-nya sekolah. Jadi, ada seorang senior mem-posting status kontroversial, yang mengindikasi bahwa dia pacaran. Langsung aja aku serobot dan sindir. Dan dengan bahasa minang yang lasuah, si senior balas teriak "urus se urusan surang! Jan urus lo urang lain!". Kurang lebih kalau dilembutin jadi begitu.

Aku kaget bukan kepalang. Sekali-kalinya itu diteriakin senior pake bahasa yang bikin jantungan (lebay). Aku sempat screen capture komentarnya, tapi ntah kenapa setelah beberapa lama, hapeku bermasalah. Ini menyebabkan barang bukti hilang! Dan aku resmi di-black list senior dari akun FB-nya, alias di block! Haha.. Lucu deh, kayak anak-anak.

(2) Masih dengan senior. Aku kebetulan sempat 'friend'an sama sepasang senior di BBM. Ngga tau sengaja atau ngga, aku tau sepasang setelah salah satu dari mereka memasang profile picture berdua. Dan juga mereka selalu punya status BBM yang sama, dan PM yang serasi. Ketebak deh!

Dengan pede, langsung aja aku labrak mereka berdua. Aku ngga ingat direksinya kayak gimana. Tapi kurang lebih sama dengan yang pertama, sindir-sindiran. Yang cowok sampai nulis PM "biarlah anjing menggong-gong". Aku malah kege-eran kalau PM itu ditujukan ke aku, jadinya sok-sok esmosi gitu deh. Sampai akhirnya mereka berdua men-delete aku dari kontak BBM. Seru kan?!

(3) Ini kisah yang lebih seru lagi. Masih berurusan dengan senior. Ceritanya hampir mirip sama yang pertama. Si senior buat status tentang pacaran, malah upload foto sama pacarnya, berdua. Untuk yang ini sebenarnya aku ngga sesadis yang dulu-dulu. Tapi, seniornya aja yang sensitifitasnya tinggi. Haha..

Jadi, setelah dia posting, aku kasih komentar "waah, kayaknya udah cocok nih kak. Kok ngga nikah aja". Awalnya dengan santai dia menjawab berdasarkan filosofi dan pemahamannya tentang nikah "nikah itu ngga mudah bin. Bina aja nikah duluan!". Tapi, tetiba seseorang ikut-ikutan komen, dan orang itu adalah orang yang ada dikisah 2. Jadilah komentarnya makin ribet. Sampai-sampai si kakak ini mengaku bahwa dia merasa terkekang selama berada di sekolah dan bahkan dia membeberkan kisah mesra kakak di kisah kedua. Ngakak deh pergelutan mereka.

Kakak ini malah buat postingan baru. Intinya, dia merasa terusik dengan kehadiranku. Postingannya ini dikomentari oleh teman sejawatnya dengan nada membela "sini kita basmi parasit-parasit itu". Ha! Menarik ini, teriakku. Aku nimbrung sambil bicara ke-science-an tentang parasit. Aku bilang "parasit itu bermanfaat juga lho kak. Dia bisa meningkatkan imunitas sebuah pohon, tanpa parasit pohon itu mudah sekali terserang penyakit". Gitu deh. Tapi lama-kelamaan mereka yang mengeroyok aku, putus asa membalas komentarku dan dengan segera si kakak (kembali) mem-block aku dari pertemanan FB. Aneh ya, seharusnya aku yang nge-block dia karna aku dikeroyok, ini malah kebalikannya. Haha..

***

Hanya 3 kisah ini yang bisa aku ceritakan. Sebenarnya, ada banyak lagi kisah-kisah yang semacam tapi dengan alur, latar, dan respon yang berbeda yang aku alami dengan senior, teman, bahkan adek-adek kelas. Ada yang mengakui kesalahannya, ada yang balik menyerang, ada yang abstain, bahkan ada yang seolah baru tau kalau pacaran itu haram.

Aku hanya heran dengan fakta-fakta ini. Aku bukannya sok alim, tapi aku bingung. Bukankah kita mendapatkan ilmu di sekolah yang sama? Dari guru yang sama? Belajar juga dari buku yang sama di kelas yang sama? Hidup bahkan dalam satu atap?

Aku yakin, mereka yang aku sindir sudah memiliki landasan hukum tentang pacaran. Aku percaya, mereka lebih tau dariku tentang hal ini. Tapi, kenapa bisa begini ya? Semoga Allah selalu melindungi orang-orang yang mengharapkan perlindungan-Nya.

Wallahu a'lam~

{ 2 komentar... read them below or Comment }

  1. iya tu kaa.. susah bget nginatin org yg udah paham, nyadari org yg udh paham t lebih sulit dari pada nyadarin org gatau. mereka tau itu salah, ada juga sbagian dari mereka t yg sadar. nangis, tapi maksiat t tetap juga d lakukan. yah, skrg cuma bisa berdoa aja untuk mereka yg kayak2 gitu ka.. :)

    BalasHapus
  2. kaa suka tulisan kaka yang ini huehehe.. ka binaa semoga istiqamah :)

    BalasHapus

- Copyright © 2013 Shofia Shabrina -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -