Tabayyun, apa sih maknanya?
Tabayyun secara bahasa memiliki arti mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas benar keadaannya. Sedangkan secara istilah adalah meneliti dan meyeleksi berita, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan masalah baik dalam hal hukum, kebijakan dan sebagainya hingga jelas benar permasalahannya.

Dalam Al-qur'an Allah mengingatkan kita untuk selalu tabayyun: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah (kebenarannya) dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Al-Hujurat: 6)
Disini saya tidak akan membahas terlalu panjang tentang tabayyun, jika ingin penjelasan lebih lanjut, bisa dibaca disini. Tapi saya akan sedikit bercerita tentang kisah teladan yang patut dicontoh dalam aplikasi tabayyun. Kisah ini sudah sangat populer. Dengan diceritakan kembali, ini bisa menjadi pengingat kita untuk terus mengamalkannya.

Kisah ini bermula ketika fitnah yang menimpa istri dan sahabat Rasulullah yang mulia, 'Aisyah dan Shafwan, mulai tersebar dan merasuki pikiran-pikiran para sahabat. Berita yang menggetarkan hati orang-orang beriman bahkan Rasulullah ini cukup memporak-porandakan perasaan dan ke-tsiqoh-an para sahabat.

Berita hangat itupun tak terlepas dari pendengaran sepasang suami istri yang mulia. Merekalah Abu Ayyub Al-anshari dan istrinya. Suatu hari, berkenaan dengan fitnah ini dan gunjingan terhadap ummul mu'minin yang masih berseliweran, terjadi percakapan menarik antara mereka berdua. Istrinya berkata,

"Tidaklah kamu mendengar apa yang dikatakan orang mengenai Aisyah?"

"Ya, tapi itu bohong," jawab si suami, "Apakah kamu melakukannya juga, hai Ummu Ayyub?"

"Tidak, demi Allah," kata si istri, "Mengapa aku harus meniru orang-orang itu?"

"Wahai Abu Ayyub, jika engkau yang menjadi Shafwan, apakah engkau berbuat yang tidak-tidak kepada istri Rasulullah SAW?" lanjut istrinya.

Abu Ayyub menjawab, "Aku tidak akan melakukannya dan tidak akan mengkhianati Rasulullah dan istriku, sedang Shafwan lebih baik dariku. Bagaimana denganmu jika engkau menjadi 'Aisyah, apakah engkau akan berlaku yang tidak-tidak?"

Ummu Ayyub tegas berkata, "Aku juga tidak akan melakukan hal yang buruk, aku tidak akan pernah mengkhianati Rasulullah, dan 'Aisyah lebih mulia dariku".

Begitulah percakapan antara dua insan yang beriman dan mulia, yang diselimuti cinta karnaNya. Mereka lebih mengedepankan tabayyun dan husnuzzhon sehingga keluarga mereka tidak tercemari oleh pikiran dan prasangka buruk terhadap orang lain. Patutlah kisah mereka menjadi teladan sepanjang zaman dengan kemulian yang mereka miliki.

Sampai akhirnya Allah menurunkan wahyu yang menjelaskan tentang kesucian 'Aisyah dan mengklarifikasi kebohongan fitnah tersebar yang dibuat-buat untuk melemahkan dan memporak-porandakan ummat Islam. Oleh karena itu, agar persatuan ummat islam selalu kokoh dan kuat, kedepankanlah tabayyun dan husnuzzhon terhadap saudara-saudara kita. Wallahu a'lam.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Shofia Shabrina -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -