Curcol aja, tepatnya berbagi cerita betapa rumitnya hidup. Wkwkwk :p

Taukan maknanya saku bolong? Bagi yang sudah tau, alhamdulillaah. Yang belum tau, sini aku bagi tau. Jadi, saku bolong itu adalah ketika saku/kantongmu berlubang! Haha, bercanda. Saku bolong itu ketika kamu berada di masa financial crisis, alias bokek!

Pernah merasakan tidak punya uang selama sehari? Atau bahkan beberapa hari? Mungkin kebanyakan kita pernah, termasuk aku. Disini aku hanya sekedar bercerita tentang petualanganku ketika kanker (kantong kering *kebanyakan istilah :p). Sebenarnya di ATM ada uang sekitar RM 20, tapi selalu terlupa untuk menyedotnya dari mesin.

Nah, jadi ceritanya begini..

Bermula di hari jum'at, dompet sudah menunjukkan tanda-tanda tak bersahabat. Hanya bersisa sekitar RM 22. Karna di hari jum'at aku mengisi mentoring anak SMA, terpakailah uangnya untuk ongkos sekitar RM 5. Tapi karna sok-sokan dan husnuzzhon sama Allah, aku belanjakan sekitar RM 13 untuk beli cappuccino (pengobat ngantuk di kelas :D). Sehingga uang yang tersisa itu sekitar RM 4.

Dan ternyata, nyampe dikamar, perut tak bisa kompromi. Jadilah uang sisa itu, separohnya untuk beli makan malam (jangan tanya makan malamnya dengan apa XD). Sehingga sisa uang untuk hari esok hanya RM 2. Sayangnya, malam itu aku tidak terlalu tau tentang total uang yang ada di dompet, santai saja.

Esoknya, jujur aja seharian aku ngga makan, hanya bertapa di kamar sambil mempelototi layar notebook. Sampai saat itu, aku juga belum tersadar dengan kondisi keuanganku ini. Sorenya, aku harus berangkat ngajar make bus. Waktu busnya datang, lalu aku naik dan bersiap mengeluarkan selembar RM 1, barulah aku sadar, dompet sudah kosong (hanya tersisa RM 1 untuk balik langsung jika terjadi apa-apa).

Tapi terlambat, aku sudah terlanjur naik bus dan terlanjur membayar juga. Jadilah aku dagdigdug sepanjang perjalanan untuk mensiasati semuanya sambil berharap mesin ATM yang tersedia disana (beda bank) bisa mengeluarkan sedikit uangku yang tersisa.

Sampai stasiun, aku langsung menuju mesin ATM (mana aja). Sialnya, tak terpikir olehku untuk mengeluarkan semua uang yang tersisa. Aku hanya mengambil sesuai kebutuhan untuk sore itu. Akhirnya aku bisa pulang balik ngajar dengan aman sentosa. Tapi uang yang tersisa hanya RM 5 itupun juga dipake 70% nya untuk makan malam. So, hari sabtu uang yang tersisa hanya sekitar RM 2.

Hari minggu, hari pencoblosan. Kumulai pagi dengan minum cappuccino yang aku beli dihari jum'at lalu. Sarapan (cappuccino) ini alhamdulillah bertahan sampe sore ketika saatnya aku bergerak menuju TPS. Sebelum berangkat, aku merasa sangat lapar. Akhirnya, setengah dari sisa uang kemaren aku gunakan untuk membeli nasi berasa (apaan tuh :D). Dan terakhir dompetku hanya dihuni oleh sedikit receh yang lucu-lucu (RM 1).

Pulang mencoblos, aku kembali ke asrama diantar oleh seorang senior yang baik hati. Aku meminta, sebelum diantarkan ke asrama untuk singgah sebentar ke mesin ATM untuk ngambil uang yang tersisa. Tapi ternyata, di mesin yang sama dengan kartu ATMnya, uang RM 10 ngga bisa keluar. Jadilah puasa berikutnya.

Untungnya, dengan sedikit basa-basi aku diajak makan bareng dikamarnya. Kebetulan dia dapat nasi dari tugasnya menjadi saksi TPS. Alhamdulillaah, teriakku dalam hati. Malam itu, aku makan dengan lahap dan kenyang. Tidak hanya itu, kakak itu juga membekaliku sebungkus kerupuk. Malam yang mengharukan~ :")

Hari seninnya, seperti hari-hari sebelumnya, diawali dengan secangkir cappuccino. Berharap bisa bertahan sampai kelas berakhir. Uang didompet juga belum berubah, masih tersisa RM 1 dan ini dihabiskan untuk makan siang. Selain itu, seharian ini aku menghabiskan seplastik kerupuk yang dikasih semalam. Setidaknya perutku tidak kosong.

Dan di hari senin ini juga, aku mendapat kabar bahagia. Alhamdulillah, besok, hari selasa aku akan diberikan gaji pertamaku ngajar. Sebenarnya hari-hari sebelumnya ingin langsung minta karna kondisi keuangan kemaren, tapi karna malu-malu kucing, ngga jadi deh. Tapi, bersyukur banget dengan berita itu. Allahumma~

Pagi selasa, juga seperti pagi-pagi sebelumnya, dihangatkan dengan secangkir cappuccino. Menghadiri semua kelas dan tak sabar menanti waktu zuhur. Sampai zuhur tiba, dengan senang hati aku bersegera menjemput rejeki. Alhamdulillaah~

Inilah sekelumit kisah saku bolongku. Simpel dan ngga begitu menarik memang, tapi setidaknya bagiku ini menjadi sebuah pengalaman dan pelajaran hidup menarik tentang bertahan hidup! Haha :D

{ 1 komentar... read them below or add one }

  1. kak bibin... sarapan paginya ga beda sama aku... sam2 cappucino.. ahahaha

    BalasHapus

- Copyright © 2013 Shofia Shabrina -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -