https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXzlm7wvjSWoepPR00CuaAfhUuUN2jQVli2n2XwHKFR_x3ZG-oiYUSm5AIsqwTlazdRfdNOH04EUuwX-Q9mbhRx67eC7p9OZ82jyVXK5L-LVAHQFwXD0ArD74wlY9SP5QqP2JG90_jtuo/s1600/lilin3.jpg

Disela-sela waktu belajar, tiba-tiba saja saya teringat sebuah kalimat bijak "Dari pada kita sibuk mengutuk kegelapan, lebih baik menyalakan lilin". Langsung saya realisasikan menjadi sebuah tulisan. Semoga ada manfaatnya..

Menurut saya, ini sangat sesuai dengan fenomena mengucapkan atau merayakan 'tahun baru'. Tidak sedikit kita lihat orang-orang yang kontra dengan realita ini menyuarakan argumen mereka masing-masing berdasarkan sumber bacaan dan ilmu mereka. Itu bagus, sangat bagus.
Tapi ada juga orang-orang yang mencaci-caci dan meneriakkan "itu haram" dan bahkan mengatakan dengan segenap kesinisannya "yang melakukannya adalah kafir". Yang ini nih, sesuai dengan kata bijak tadi.

Ya! Kita terlalu sibuk berteriak, menghalang-halangi, dan melarang orang-orang melakukan apa yang kita anggap (dan memang) tidak baik. Namun, tidakkah kita tahu, ada berapa banyak manusia dibumi yang melakukan 'hal' tersebut? Apakah mereka akan segera 'berhenti' setelah mendengarkan teriakan kita? Atau malah menganggapnya angin lalu saja?

Realita ini tidak hanya terjadi tahun ini, tapi sudah bertahun-tahun sebelumnya. Lalu, untuk apa kita berteriak lagi? "Dari pada mengutuk kegelapan, lebih baik menyalakan lilin". Mengutuk kegelapan tidak akan mengubah keadaan, tetap gelap. Tapi jika kita nyalakan lilin, ia akan menjadi terang.

Ingatkah kita tentang valentine? Ya! Hari 'cinta' pada tanggal 14 februari itu memang akan selalu menjadi spesial bagi pemuda-pemudi yang dimabuk cinta. Tapi, saya sangat bangga ketika ada pencetus "Hari menutup aurat sedunia" di tanggal yang sama. Dampaknya? Ada! Positif!

Ini yang harus kita sadari dan pahami. Orang-orang awam yang belum memahami islam sepenuhnya, tidak bisa kita samakan dengan yang sudah paham islam secara mendalam. Mereka ibarat 'balita' karena baru tahu sedikit tentang dunia (islam). Seorang balita, pertumbuhannya akan terganggu jika orang tua sibuk melarangnya 'berkenalan dengan dunia'.

Kebanyakan orangtua suka sekali berkata "adek, jangan coret-coret tembok!". Padahal masa itu adalah masa pembentukan kreatifitas dirinya. Jika dilarang, tentu inovasinya akan terhambat dan tidak berkembang. Akan lebih baik jika orang tua tidak melarang, tapi mengarahkannya ke hal yang lebih baik. Seperti bilang begini "adek, gambar-gambarnya lebih baik ditulis di buku gambar ini, lebih leluasa, dan nanti gambarnya bisa tersimpan rapi, atau kita pajang".

Begitu juga dengan orang-orang awam ini. Mereka tidak bisa dilarang, apalagi diberi pengawasan. Tapi mereka bisa diarahkan ke hal-hal yang lebih positif. "Dari pada mengutuk kegelapan, lebih baik menyalakan lilin".

Untuk malam tahun baru ini, sudah ada penggerak budaya positif yang saya dengar. One Day One Juz (ODOJ) dengan mencanangkan Tweet Storm pada malam ini dengan hashtag #IndonesiaMengaji.

Nah, tugas kita adalah.. Membantunya menyebarkan dan meramaikan kebaikan ini, agar hal yang negatif menjadi tersingkir. "Jika kita tidak disibukkan dengan kebaikan, pasti kita akan tenggelam dalam kebatilan".

Wallahu a'lam..
*Hanya refleksi bodoh saya, masih ada salahnya
*Smangat menebar kebaikan! :)

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Shofia Shabrina -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -