Archive for 2014

Wanita, Kau Begitu Berharga~


Di zaman sebelum diutusnya Nabi Muhammad ke bumi Arab, manusia pada saat itu berada di masa kejahiliyahan, masa kebodohan. Kebanyakan dari mereka adalah budak hawa nafsu. Mereka menghormati para raja dan petinggi-petinggi suku, tapi tidak orang-orang dengan kasta yang lebih rendah dari mereka. Bahkan wanita, tak memiliki harga dan tak sedikitpun diberi penghormatan. Padahal mereka terlahir dari rahim-rahim ibu mereka, para wanita.

Hadirnya Islam yang dibawa Nabi Muhammad bagaikan cahaya, membawa rahmat bagi semesta. Menerangi jiwa-jiwa gulita dan memurnikan hati-hati yang ternoda nista. Islam telah menjernihkan kebodohan menjadi intelektualitas yang tak tertandingi. Serta Islam telah mengangkat derjat wanita dari tiada menjadi berharga. Wanita tak lagi layak dicaci maki, karena Islam memerintahkan untuk mencintai. Mereka tak lagi berkedudukan rendah, karena Allah telah memberikannya darjah melimpah.

Wanita, begitu berharga dimata Islam. Karena itu ia harus dijaga layaknya raja yang melindungi tahta dan mahkotanya. Justru gerakan-gerakan emansipasi ataupun feminisme yang katanya bergerak untuk menyamaratakan dan menyelaraskan posisi wanita dan pria itu, malah telah menurunkan derjatnya. Bagaimana tidak, Islam sendiri telah meninggikan derjat wanita lebih dari lelaki dalam beberapa hal, tapi gerakan ini malah inginkan mereka sejajar dalam segala hal.

Allah telah mengutamakan wanita dalam banyak hal dibanding laki-laki. Jika boleh, maka para lelaki pun ingin seperti wanita dan mendapatkan keutamaan yang sama tingginya. Dalam sebuah hadits, Rasulullah pernah ditanya tentang siapa diantara ayah dan ibu yang harus mendapat perhatian paling utama dari seorang anak. Rasulullah menjawab "ibumu" sebanyak tiga kali, lalu disusul oleh "ayahmu" tanpa pengulangan. Kenapa? Karena tak ada yang memungkiri bahwa bagi seorang anak, surga berada di telapak kaki ibu.

Dalam hadits lain dikatakan bahwa wanita, ketika dia menjadi seorang anak, (baik atau buruknya) ia menjadi penentu masuk surga atau tidaknya seorang ayah. Dikatakan bahwa "selangkah seorang gadis keluar rumah dengan tidak menutup auratnya dengan sempurna, maka selangkah juga ayahnya mendekat ke neraka!". Inilah bukti betapa mulianya seorang wanita sehingga ia harus senantiasa terjaga.
Muhammad Ali, mantan petinju legendaris dunia, suatu hari bercengkrama dengan anak gadisnya. Ia berkata "Anakku, segala sesuatu nan berharga dan memiliki nilai tinggi yang diciptakan Tuhan dimuka bumi ini selalu tertutup, terlindungi, dan susah untuk didapatkan."

"Dimanakah kau temukan intan? Jauh didalam tanah, tertutup dan terlindungi."

"Dimanakah kau dapatkan mutiara? Jauh didasar laut, tertutup juga terlindungi dalam kerang-kerang yang keras dan kuat."

"Dimanakah kau jumpai emas? Jauh didalam tambang, tertutup oleh berlapis-lapis bebatuan. Dan engkau harus ekstra bekerja keras untuk mendapatkannya."

Ali lalu menatap anak-anaknya dengan tatapan serius, lalu berkata "Tubuhmu masih bersih dan suci. Dan kamu jauh lebih berharga dari intan, mutiara, dan emas. Maka tubuhmu harus mendapat cover dan perlindungan yang lebih dari benda-benda itu."
Wanita, kau begitu berharga. Hargai dan lindungi dirimu sebagaimana Allah telah menghargai dan melindungimu dengan sebaik-baik penghargaan dan perlindungan. Wallahu a'lam.

*Revisi
*Diterbitkan di www.kliktarbiyah.com

8 Dan 9

8 & 9. Ini adalah nomor punggung dua anak paling kecil di keluarga kami. Namanya Fauzana Syamila dan Ahda Syakira. Mereka terlahir dengan jarak usia 2 tahun 6 bulan (kalau ngga salah hitung). Mereka sekarang duduk dibangku kelas 5 dan kelas 3 SD Adzkia.

Melihat perkembangan anak-anak zaman sekarang, aku sangat tertarik untuk bercerita tentang dua bocah akrab ini. Terkadang mereka disangka kembar karena sering menghabiskan waktu berdua bersama, baik di sekolah maupun di rumah.

Walaupun mereka dekat, yang namanya anak kecil (bahkan yang udah gede pun) pasti mengalami cekcok dan pertengkaran yang menjadi penghias persaudaraan. Tapi, biasanya, ngga berapa lama setelah itu udah baikan lagi, karena bingung 'kalau bertengkar dan ngga main bareng, terus aku mau main sama siapa?'. :D

**********

Pertumbuhan teknologi sangat mempengaruhi kebiasaan anak-anak. Internet yang melekat disetiap perangkat komputer maupun telepon genggam menghadirkan kesenangan tersendiri. Bahkan orangtua pun sengaja memfasilitasi anak-anak mereka agar terlihat keren dan ngga ketinggalan zaman, sehingga mereka meminggirkan konsekuensi atas tindakan ini.

Aku menyaksikan sendiri bagaimana gaya anak-anak SD zaman sekarang. Aku melihat sendiri ketika teman-teman kedua adikku ini mampir ke rumah dengan menggenggam seonggok mesin yang biasa disebut Handphone (hahahaha). Bahkan, milik bocah itu jauh lebih keren dan mahal dari yang aku punya. Luar biasa!

Untuk anak-anak seusia adik-adikku ini, teman memiliki pengaruh yang cukup besar. Mungkin diawal tidak menjadi masalah, tapi semakin banyak yang memiliki mesin ini dan semakin meningkat mode dengan kemunculan tong-tongsis-an, maka keinginan itu semakin menggeliat dan menggerogoti rongga-rongga keinginan mereka.

Suatu hari, Fauzana dan Ahda dengan lagak bercanda pernah minta dibelikan handphone ke ummi dan buya. Bukannya dijawab, mereka malah diberi pertanyaan "emangnya buat apa handphone?". Mereka menjawab dengan polos "iyya, ntar kalau fauzana dan ahda pulang sekolah lebih cepat kan bisa langsung telpon oom". Dijawab lagi "kalau gitu kan bisa pinjam hape ustadzah di sekolah".

Mendengar jawaban itu, mereka tak tahu lagi harus bilang apa. Karena betul apa yang ummi bilang. Ngga harus punya handphone pribadi untuk bisa menghubungi ummi, buya, atau oom. Karena inilah tak seorangpun dari kami yang tidak hafal nomor ummi dan buya (kalau oom, karena sering gonta-ganti jadi ngga hafal :p).

Selain itu mereka juga tahu bahwa tak seorangpun dari kakak-kakak dan abang-abang mereka yang pernah dibelikan hape oleh ummi ataupun buya. Paling pernah dikasih hape-hape sederhana pemberian dari perusahaan yang buya kunjungi. Itupun harus merayu buya dulu agar dapat izin ngambil hape tersebut dengan alasan yang kuat.

Anyway, itulah mereka dengan segala kesederhanaan yang mereka punya. Walaupun internet sudah hinggap di rumah, mereka tetap lebih senang beraktifitas dan memainkan permainan yang melibatkan dan menuntut seluruh anggota badan untuk bergerak, seperti main bola ping-pong, main sepeda, dll. Karena itulah setiap liburan aku selalu ingin pulang agar dapat menemani mereka menikmati masa-masa emas ini. :)

I love you both upiak-upiak! Terus menjadi anak yang sholehah ya, dan semoga cita-cita kalian tercapai. Do'aku slalu menyertaimu. *Rindu*

Keberanian

Islam disebarkan dan dibumikan oleh Rasulullah, para sahabat, dan para pejuang islam dengan modal keberanian. Jika tak ada ini, maka islam tak akan bisa menyentuh kita seperti sekarang.

Keberanian adalah faktor pendukung iman. Syaja'ah adalah keberanian yang didasari pertimbangan yang matang dan penuh perhitungan karena ingin meraih ridha Allah.

Tantangan selalu ada dalam menjalani hidup. Maka keberanian adalah salah satu usaha kita untuk menerjang tantangan yang ada dihadapan kita.

Lawan dari syaja'ah adalah khauf (takut) dan pengecut. Khauf ada 2, yaitu khauf pada Allah dan khauf yang alamiah. Takut yang alamiah tidak boleh melebihi ketakutan kita kepada Allah.

Pencetus sikap keberanian:
1. Rasa takut kepada Allah, dan iman kepada yang ghaib. (Al-ahzab: 39)
Takut pada Allah, menimbulkan keberanian. Ketika kita takut kepada Allah, kita ingin selalu mendekatkan diri kepada-Nya dan melakukan hal-hal yang Dia ridhoi.

2. Kecintaan kepada akhirat. (At-taubah: 38)
Kisah nabi yusuf yang berani melawan saat ia terjepit dalam jebakan perzinaan.
Kisah thalut.

3. Keimanan terhadap alam ghaib.
Keyakinan akan pertolongan Allah dan para malaikat-Nya untuk orang-orang yang beriman.
Kisah Rasulullah yang mengingatkan Abdullah bin harits yang mau masuk islam dengan 2 syarat: tidak dibebankan infaq, karna miskin. Tidak diminta berperang, karena takut.

4. Tidak takut mati. (Ali-imran: 145 dan Al-a'raf: 34)
Hidup mulia atau mati sebagai syuhada.

5. Tawakkal. (Thalaq: 3)
Berserah diri secara total kepada Allah disaat tidak ada peluang lagi untuk berusaha (mentok). Kisah khaulah binti azwar.

6. Izzah (harga diri) dan keinginan untuk memperoleh kemuliaan.

7. Itsar (sikap mementingkan orang lain)
Dalam perang yarmuk, kisah tentang 3 sahabat yang mendahulukan temannya untuk minum ketika mereka terluka dalam perang. Dan mereka berakhir sebagai syuhada.
Bentuk-bentuk keberanian:
1. Keberanian untuk memegang keyakinan yang benar (istiqamah)
2. Keberanian menyatakan kebenaran didepan penguasa yang zhalim.
أفضل الجهاد كلمة عدل عند سلطان جائر
3. Berterus terang dalam kebenaran.
قل الحق ولو كان مرا
4. Keberanian dalam mengakui kesalahan.
Kisah nabi adam yang mengakui kesalahannya yang telah makan buah khuldi kepada Allah.

5. Bersifat objektif terhadap diri sendiri.
Umar bin abdul aziz mengutip khutbah Abu bakar ketika ia diangkat menjadi khalifah. "Aku bukanlah yang terbaik diantara kalian......."

6. Menahan diri ketika marah.
"Orang yang paling kuat bukanlah orang yang hebat berperang, tapi ia yang bisa menahan emosinya."
لاتغضب ولك الجنة
7. Kemampuan menyimpan rahasia.
Penyimpan rahasia Rasulullah: Hudzaifah bin yaman
Tips untuk menggapai keberanian:
- Menegaskan keimanan pada qada dan qadar
- Membenahi tingkat tawakkal kepada Allah
- Melakukan pola latihan bela diri secara sistematis
- Mempelajari biografi para pemberani, mulai dari Rasulullah, sahabat, tabi'in, serta ulama rabbani.
- Mendedikasikan diri untuk mewarisi kebaikan
- Menghindari was-was syetan
*Materi disampaikan dalam acara JR di MD KB*

Bee - Lebah

Selama semester ini aku begitu akrab dengan kata 'lebah'. Kenapa? Karena ada satu aktifitas di sebuah subjek kuliah yang meminta Students untuk memilih binatang yang sesuai dengan karakter mereka.

Ini tentunya bukan untuk menyamakan manusia dengan binatang, karena sudah jelas bedanya. Haha.. Tapi, seperti yang kita tahu, binatang-binatang itu punya sifat-sifat yang unik yang bisa diibaratkan dengan sifat-sifat manusia.

Then, saat itu akupun bingung hendak menulis apa. Seketika terlintas bayangan. Apa itu? Nama aku sendiri! Haha.. Namaku bina. Ada yang nulis beena. Karena itu, sejak SMP (kalau ngga salah) aku mengidentikkan diriku dengan lebah. Bee.

Awalnya ini hanya sekedar nama-namaan doang. Tapi sejak aku menulis 'BEE' ketika aktifitas di kelas itu, aku jadi berfikir, kenapa ya aku merasa akrab dengan ini? Aku merenung, tenggelam memikirkan kesamaan sifat yang mungkin ada. :D

Setelah dikikis-kikis, aku dapati bahwa lebah itu sukanya dapat manfaat dulu dari yang lain baru mau memberi manfaat. Contohnya, lebah itu merupakan salah satu media pengembang-biakan pada bunga.

Ketika dia hinggap pada setangkai bunga untuk menghisap nektar (ngambil manfaat), baru deh serbuk sari menempel di tubuhnya dan berpindah ke bunga lain (memberi manfaat). Betul ngga sih begini? Seingat aku sih. :D

Selain itu ya, lebah ngga suka diganggu. Sekali diganggu sakitnya seumur hidup tu. Coba aja lebah tu diusilin dikit atau sarangnya diisengin, dia bakal ngejar yang gangguin sampai dapat. Sampai dendamnya terbalaskan. Sadis!

Lalu sifat-sifat lebah ini, aku kaitkan dengan sifat aku sendiri. Dan sepertinya agak serupa. Hahahaha.. Tapi tetap aja, aku masih manusia yang merupakan khalifah dimuka bumi ini.

Aku dan kita mungkin saja punya sifat-sifat yang serupa dengan binatang. Tapi dengan adanya hati dan akal yang difungsikan dengan baik dan sesuai aturan Allah, menyebabkan semua pergerakan kita terkontrol dan teratur dalam keimanan.

Sebaliknya, jika kita tenggelam dalam sifat-sifat ataupun nafsu kebinatangan, kita bisa setara atau bahkan bisa lebih buruk dan lebih rendah dari binatang. Lebih hina.

Allah SWT berfirman:
"Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu)." (QS. Al-Furqan: 44) 
*corat-coret setelah makan siang*

Perantara Cinta~

Ini kisah kakakku, kak Diniy Miftahul Muthmainnah. Tentang perjalanan menuju cintanya. Hmm.. Ngga juga sih, lebih tepatnya ini ceritaku sebagai perantara cinta. Hahahahaha.. :D

***

Sejak tahun 2013 lalu, aku mulai menerima request pertemanan Facebook secara masif. Apalagi jika yang request juga temenan sama FB ummi dan buya. Dan salah satu pengguna FB yang beruntung itu adalah Faguza Abdullah.

Aku sedikitpun tak mengenalnya. Yang aku tahu, dia aktif. Hahahaha. Sampai ketika di penghujung bulan oktober, tepatnya tanggal 24 tahun 2013, he sent me an inbox. Kayaknya ngajak chatting panjang lebar. Dan aku ladeni sewajarnya.

Ternyata chatting-an yang terjadi beneran panjang. Setelah kenalan, dan diketahui namanya fajri, dia mulai basa-basi nanya tentang hobby menulisku. Dengan malu-malu kucing, aku jawab aja sekenanya. Dan endingnya dia menawarkan projek menulis di media online yang baru dirintisnya.

Tertarik. Aku senang hati menerima tawarannya. Aku mikirnya, biar nge-net aku ada manfaat lebih. Tapi, aku agak sedikit bermasalah dengan targetan ataupun komitmen. Bukannya ngga bisa komit, tapi dengan kondisi perkuliahan yang ngga boleh diduakan, makanya aku merasa agak berat. Tapi ya learning by doing lah ya, kalau udah terbiasa, insyaAllah bisa.

Berbulan-bulan berlalu sudah, hingga akhirnya di bulan (lupa) tahun 2014, bang fajri nge-chat. Tema chat-nya berbeda dari biasanya. Kalo biasanya tentang medianya, sekarang tentang abangnya. Hahahaha. Ada apa dengan abangnya?

Ya, jadi bang fajri ni lagi nyariin jodoh buat abangnya. Dia udah lebih dulu menikah dan melangkahi seorang abangnya yang nomor tiga. Sebagai adik yang baik, tentu dia tidak tinggal diam. Dia berusaha mencarikan orang yang menurutnya cocok dengan abangnya. Dan pilihannya jatuh pada kakakku.

Okay. Aku ngga tau kenapa dia punya firasat kalo abangnya dan kakakku itu berjodoh. Katanya setelah dia kepoin FB kak diniy, melihat tingkah polah, serta posenya di FB, bang fajri merasa mereka serasi. Ketika perasaannya itu muncul, ketika itulah dia minta aku untuk bertanya kesediaan kak diniy.

Namun, saat itu aku tahu kondisi hati kak diniy lagi ngga fit. Dia lagi ngga bisa menerima siapapun untuk perlahan menyelinap masuk ke hatinya. Dia butuh waktu untuk menenangkan diri. Tapi, tanpa aku tanya ke kak diniy, aku langsung beri jawaban ke bang fajri "kayaknya ngga dulu deh bang". Dan proses pun berakhir.

Ternyata si bang fajri ini ngga nyerah. Kayaknya firasatnya teramat kuat sehingga beberapa bulan setelah itu dia nge-chat lagi dan memintaku untuk bertanya ke kak diniy (lagi). Heh, ya udah deh aku tanyain, kasihan juga ni abang yang untuk kedua kalinya berusaha 'dapatin' kak diniy. Walaupun kali ini ujung permintaannya agak beda "kalau kak diniy ngga mau, minta tolong dia buat nyariin temannya yang dokter". Gitu deh..

Then, jadilah aku mediator keduanya. Dibilang mak comblang, ngga juga sih, cukup perantara aja, perantara cinta Hahahaha. Dan akhirnya aku tanyain kak diniy, aku ajukan tawaran dengan memberikan data-data bang hafiz (abangnya bang fajri) yang didapat dari bang fajri. Aku udah kayak salesman aja yang nawar-nawar sambil nyebutin kelebihan yang ditawar. Wkwkwkwk

Awalnya kak diniy belum bisa memulainya, tapi akhirnya dia kuatkan diri untuk mencoba. Barangkali jodoh, who knows? Tapi tetap aja, masih ada kebimbangan sehingga keluar kata-kata "tapi kalau ngga jadi, ngga masalah kan ya?". Aku jawab aja, kalau jodoh mah serumit apapun perjuangannya, pasti jadi juga ujungnya. Kalo kagak jodoh, juga bakal dikasih tau lewat proses-proses kedepan. Okkesiiip, dan proses pun dimulai.

Tentu kabar perjodohan kak diniy harus diketahui ummi dan buya. Yang pertama kali dikasih tahu oleh kak diniy itu, ya ummi. Kak diniy menceritakan semua proses yang udah dia jalani ke ummi, sampai akhirnya ummi menelponku meminta kejelasan dan bertanya tentang siapa yang bakal menjadi calon menantunya. Dan aku jelasin semampuku.

Tak lama setelah itu, mungkin ummi bercerita ke buya. Tapi dari cerita ummi, ada informasi yang belum buya dapatkan dan ingin buya ketahui. Karena itu, buya menelponku dan bertanya ini itu tentang siapa bang hafiz, bang fajri, kerjaannya, lulusan mana, dan berbagai pertanyaan yang terlintas dipikiran buya saat itu. Aku yang menjawab jadi rada was-was, takut kalau jawabanku merusak rencana. Duh!

Tapi semuanya alhamdulillah berjalan lancar. Sesi interview antara aku, ummi, dan buya berlangsung baik. Tidak ada respon negatif dari pihak manapun, walaupun buya cukup heran juga, karena aku belum pernah sekalipun ketemu bang fajri, apalagi bang hafiz. Iya memang, aku dan bang fajri baru kenal lewat FB dan belum pernah bicara face-to-face sekalipun. Hehehe..

Lanjut..

Karena bang hafiz ini dinas di Aceh, jadi belum ada proses 'bertemu' atau 'tatap muka' hingga di penghujung bulan Ramadhan. Selama itu hanya ada komunikasi seperlunya lewat handphone ataupun media sosial. Sekali-sekali ketika menelepon, bang hafiz juga ngajak ngobrol calon mertua dan calon adik-adik iparnya. Hehehe..

Anyway, proses berjalan ngga begitu mulus. Banyak gejolak-gejolak emosi yang terjadi. Seperti ketika kak diniy diminta untuk mendatangi keluarga bang hafiz. Haa?! Aku aja kaget, karena biasanya yang laki yang mendatangi keluarga si perempuan, tapi kok ini kebalik ya? Kak diniy pun mengeluarkan respon yang sama.

Tapi, sebagai perantara yang baik, aku berikan penjelasan ke kak diniy yang kudapat dari bang fajri. Jadi ceritanya itu, bang hafiz ini anak yang sangat patuh sama orangtuanya. Jadi, kalau mamanya setuju dengan kak diniy, akan mudah lagi bagi bang hafiz untuk menerima kak diniy.

Nah lho? Jadi bang hafiz ni ngga tau kalau dia lagi dijodohin sama kak diniy? Jawabannya ya enggak. Ini murni inisiatif adiknya yang baik hati dan tidak sombong itu (:p). Tahu gitu, kak diniy jadi rada takut. Takut ditolak calon mertua. Tapi, sebelum proses itu disetujui, aku udah protes ke bang fajri. Kenapa musti begini begitu, kenapa semuanya musti ngikut flow-nya bang fajri.

Akhirnya, karna sering protes, banyak proses yang dirancang bang fajri ngga berjalan sesuai harapannya. Jikapun berjalan, ngga sesuai dengan alur waktu yang ditetapkan. Seperti proses ketemu calon mertua yang kalo ngga salah alurnya berpindah. Jadinya ketemu bang fajri dan istrinya dulu. Hahahaha..

Oya, istrinya bang fajri ni seangkatan kak diniy di UNAND, tapi beda jurusan. Jadi, aku minta kak diniy untuk saling kontakan sama kak elsa (istri bang fajri) kalau ada yang mau dia tanyain. Termasuk ketemu calon mertua itu, kak diniy akan ditemani kak elsa.

Selain itu, aku bahkan pernah hampir putus asa karena tuntutannya bang fajri. Habis, bang fajri tu "banyak kandak". Tapi kandaknya tu ngga sesuai dengan realita yang ada. Dia maunya kita ikutan flow dia, tapi he didn't know a lot about my sister. Siapa yang ngga protes? Bayangkan aku yang masih unyu-unyu ini harus mengurus hal beginian. Sesaknya tuh disini.. ♥

Setelah beberapa minggu, setelah komunikasi semakin terjalin erat dan semakin dekat, akhirnya tibalah masanya ketika bang hafiz pulang ke padang. Beberapa hari setelah itu, akhirnya dia memberanikan diri untuk menghadap buya dan ummi. You know, it is my first time to see this process.. Hihihi

Alhamdulillah proses awal dimulai dengan baik. Ummi dan buya pun menunjukkan respon yang positif kepada calon menantunya. Ya, walaupun kadang buya dan ummi masih suka nanyain ke aku tentang bang hafiz. Mungkin antara haru, bahagia, dan tak menyangka kalau sebentar lagi mereka bakal punya menantu. :D

Anyway, alhamdulillah syukur yang tak pernah henti terucap atas rahmat dan cinta Allah kepada aku sekeluarga. Pada akhirnya proses ini berujung manis dan bahagia pada tanggal 17 Oktober 2014. Do'aku selalu untuk keberkahan keluarga kak diniy dan bang hafiz. Semoga tercipta keluarga sakinah mawaddah wa rahmah abadan hingga jannah dan terlahir generasi rabbani penuh berkah.

Love you both~
Love you all~


Maleficent & Mother, Alur Beda Tapi Bernilai Moral Sama

Selain untuk hiburan, menonton juga bisa dijadikan sebagai sarana belajar. Tentu ini tergantung pada film/tontonannya. Dan akan lebih berasa lagi, jika apa yang ditonton terlihat dan terjadi secara nyata di dunia ini.

***

Ada dua film menarik yang memiliki salah satu nilai moral yang sama tapi dengan jenis dan alur cerita yang berbeda. Yaitu Maleficent dan Mother (Movie jepang).

Dalam film Maleficent, kita disuguhkan makna baru dalam kata 'true love'. Jika biasanya 'true love' dikaitkan dengan lawan jenis, maka kali ini maknanya meluas. Dan di film ini, ia adalah seorang 'ibu'.

Sedangkan Japanese drama bertajuk Mother ini, sesuai judulnya, berkisah tentang ibu dan anak. Anak sangat membutuhkan kasih sayang dan kenyamanan dari seorang ibu. Ibu adalah segalanya.

Tapi, apa yang serupa dalam kedua film ini?

Keduanya memperlihatkan bahwa 'true love' ataupun kasih sayang dan keamanan, tidak selamanya berada di pihak ibu kandung.

Di film pertama, ibu kandung sama sekali tidak memiliki peran, bahkan tak pernah menjumpai anaknya setelah diungsikan. Makanya, anaknya tak mengenal ibu kandungnya, malah mengenal dan dekat dengan perempuan lain yang malah awalnya berniat jahat padanya.


Di film kedua, ibu kandung tidak memperhatikan kebutuhan anaknya. Jika disaksikan, anak itu memang ahli menyembunyikan perasaannya, tapi tidak dengan sikapnya. Jika ibunya care, tentu dia bisa menangkap keinginan anaknya tanpa diminta. Jika ibu lalai, jangan salahkan jika anak lebih memilih ibu lain yang memiliki kasih sayang dan memberi rasa nyaman yang besar kepada anak.


***

Dan nilai dari kedua film tersebut, saya saksikan secara nyata beberapa hari lalu. Bukan ibu, tapi ayah. Ayah yang mengangkat keponakannya sebagai anak, namun di suatu keadaan anaknya dikembalikan ke keluarga kandungnya.

Namun batin sudah saling terikat. Ketika suatu hari berjumpa, ingin terus dekat. Tapi, ditahan oleh keluarga kandung si anak. Akhirnya, perasaannya meledak sampai dirawat, melebihi perasaan ibu pada anak. Semoga Allah kuatkan ia selalu.

***

Note: Jika tak ingin anak memilih orang lain, perhatikan kebutuhannya dan sayangi ia dengan sepenuh hati.

Karena Mertua Adalah Orangtua

Tulisan ini ditulis sebagai pesan untuk abang ipar, yang disaat itu statusnya masih calon. :D

*****

Suatu hari, seorang teman tiba-tiba nyeletuk setelah bercengkerama tentang banyak hal “aku belum siap nikah”. Aku jawab “belum siap sekarang sih ngga masalah, berarti harus mulai mempersiapkan diri. Yang jadi masalah tu kalau ngga pernah siap, apalagi ngga mau nikah. Btw, knapa emangnya?”

"Bingung aja. Karena kalau udah nikah, surganya istri berpindah ke kaki suami. Istri dituntut untuk lebih mendahulukan suami. Kan kasihan orangtua kita. Udah banyak pengorbanan mereka ke kita selama puluhan tahun, tapi endingnya begitu".

Aku lupa jawaban apa yang dulunya aku berikan. Tapi, setelah berpikir cukup lama, akhirnya aku memiliki sebuah opini tentang ini. Tentunya ini sangat subjektif, mungkin.

Jika seorang perempuan menikah, maka tanggung jawab orangtua berpindah ke suami. Menjaganya, mendidiknya, memenuhi kebutuhannya, dll. Jadi suami memiliki peran penting di kehidupannya sejak menikah hingga akhir hayat. Makanya, kepatuhan perempuan berpindah. Tapi bukan berarti ia melupakan orangtuanya dan meninggalkan tanggungjawabnya. Melainkan kuantitasnya ‘terlihat’ berkurang.

Bagaimanapun, suami yang baik adalah dia yang tidak melupakan tanggungjawabnya. Menikahi perempuan bukanlah menjalin hubungan dengan dia seorang, melainkan dengan orangtua istri (mertua) dan keluarganya. Sebagaimana dia menghormati orangtuanya, seperti itu pula seharusnya ia memperlakukan mertuanya. Tidak timpang.

Suami yang baik adalah, ia yang malah menawarkan istrinya untuk menjumpai orangtuanya (istri) tanpa diingatkan. Karna ia tahu, tanpa kedua orangtua istrinya, mungkin mereka takkan pernah berjumpa. Dan karna ia paham, seharusnya ia berterimakasih karna mereka telah melahirkan, menjaga, dan mendidik istrinya dengan baik.

Karena mertua adalah orangtua.

Wallahu a’lam~

Menyikapi Polemik 4x6 dan 6x4

Sudah hampir sepekan Indonesia dihebohkan dengan gambar tugas anak kelas 2 SD tentang operasi perkalian yang di-upload oleh kakaknya di facebook. Dia merasa, jawaban yang dia ajarkan kepada adiknya adalah benar dan gurunya salah.

Mungkin tidak perlu dijelaskan lagi secara detail tentang masalah yang telah membuat ilmuan-ilmuan Indonesia beradu argumen dan pemahamannya. Karena sudah banyak berita yang menyebar-luaskannya, baik yang mendukung si murid, maupun si guru.

Setuju atau tidaknya kita dengan tindakan guru yang menyalahkan hampir semua soalan, tergantung pada kacamata yang kita gunakan untuk memandang masalah. Keduanya, murid dan guru, bisa jadi salah dan juga bisa jadi benar.

Tapi, ada hal yang harus ditekankan dan dipegang oleh seorang pendidik. Apresiasi. Iya apresiasi. Apa itu? Apresiasi adalah ‘penghargaan terhadap sesuatu’. Memberikan apresiasi terhadap murid adalah keharusan bagi seorang guru. Tapi juga tidak lupa untuk mengingatkan dan memberikan perbaikan kepada murid.

Menurut teori perkembangan yang disusun oleh Erickson, pada usia 6-11 tahun, anak-anak mengalami masa produktif untuk berkreasi dan berinovasi. Jika mereka diapresiasi atas apa yang mereka kerjakan, maka produktifitas berkembang. Jika tidak, maka ia akan terhambat dan bahkan bisa menimbulkan rasa rendah diri.

Dalam islam, seorang guru haruslah mendidik muridnya dengan basis ‘bagaimana murid bisa mencintai ilmu’ bukan ‘mencintai nilai’. Kenapa? Karena nilai bersifat relatif. Yang nilainya tinggi bisa jadi sukses, yang nilainya rendah ternyata bisa jadi lebih sukses.

Dan juga, tidak ada satupun bukti di alquran maupun hadits yang memuji orang yang memiliki nilai yang tinggi. Malahan, banyak ayat dan hadits yang menyanjung para pecinta ilmu. “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar alquran dan mengamalkannya”.

Tidak masalah ketika anak-anak berbuat kesalahan karena itu bukti mereka mencoba dan berusaha. Yang penting itu adalah respon yang diberikan terhadap kesalahan-kesalahan itu. Wallahu a’lam.

Jangan Ada Kata 'Hanya' (Cuma)

Sadar atau tidak, dalam berkata dan berkomunikasi, tidak jarang kita mengucap kata hanya ataupun cuma. Apa pentingnya kedua kata ini?

***

Suatu hari di kota kembang, sebuah lingkaran majelis terbentuk dalam sebuah rumah di sudut suatu perumahan. Lingkaran ini adalah lingkaran ta'aruf, perkenalan dengan si empunya rumah. Dan aku merupakan salah seorang yang berada disana.

My 21st~

Bismillaah..
Baru sempat menulis lagi. Ceritanya, selama liburan, menulis jadi terliburkan karna satu dan lain hal (ngga perlu disebutkan kan? Hehe).

Okay, let me tell something.

1 September lalu, genap 21 tahun lamanya aku nongkrong di dunia ini. Bagusnya disebut "udah 21 aja" atau "baru 21" ya? Keduanya punya maksud yang jauh berbeda.

Yang pertama bermakna kekagetan bahwa tak terasa, aku sudah menghabiskan 7665 hari di bumi. Tidak menyangka bahwa aku sudah cukup tua, namun tak punya apa. Waktu terasa begitu cepat, sampai aku tak menyadari kalau bekalku tak ada, bahkan karyaku fana. Aku menyesal.

Yang kedua bermakna santai. Enjoying life. Belum seperempat abad mampir disini, it's okay lah, masih ada waktu. Namun, respon seperti ini bisa membuatku alfa bahkan lupa, bahwa waktu tidak kupunya. Allaahummaghfirliy~

Respon terbaik, haruslah yang pertama. Membuat kita slalu muhasabah, memperbaiki diri, mempersiapkan bekal, dan mencipta karya.

***

Aku tidak tahu, dihari ulang tahunku ini, aku hanya ingin berjalan-jalan mengunjungi siapa saja yang bisa dikunjungi. Salah satu tujuanku saat itu adalah guruku yang sedang sakit. Atas izin Allah, adekku tidak jadi kuliah, dan aku bisa leluasa bermotor-ria.

Sebelum zuhur aku sudah berada di rumah guruku. Ternyata beliau lagi sendirian di rumah, yang karna kunjunganku, ia terpaksa pelan-pelan berjalan untuk membukakan pintu untukku. Aku jadi merasa bersalah.
Tak terasa, berjam-jam (yang dilanjutkan sore harinya karna dipaksa menemani senior yang mau menjenguk beliau) aku habiskan untuk bercerita, mendengar cerita dan petuah dari guruku.

Ada banyak hal yang aku dapatkan dari beliau. Salah satunya adalah, kesabaran. Kesabaran beliau yang sudah bertahun-tahun aku saksikan dan aku rasakan.

Sabar terhadap segala ujian yang Allah berikan dan juga terhadap penyakit yang beliau derita, yang malah akan menjadi penggugur dosa-dosa.

Sabar akan fananya gemerlap dunia. Karna hidup bukanlah untuk mengumpulkan harta, tapi menikmati berkahNya. Jika keberkahan Allah slalu menaungi hidup kita, maka kekayaan seolah tak bernafsu menggerogoti hati kita.

Dan bahwa ukhuwah adalah sebaik-baik persahabatan yang jauh lebih bernilai dari dunia dan seisinya. Ukhuwah fillah yang bisa mengantarkan kita hingga jannahNya. Berkumpul mesra dalam naungan cintaNya.

***

Ahh, pertemuan yang menyenangkan. Aku merasa tepat skali karna memilih mengunjungi guruku dihari spesial ini. Seakan ruhku diperbaharui, dicas, untuk menghadapi tahun-tahun hidup berikutnya yang jauh lebih menantang.

Semoga Allah perpanjang umurku dalam keta'atan padaNya. Karna memang, aku belum punya cukup bekal untuk segera menemuiNya. Rabbiy, izinkan aku untuk mempersiapkan sebanyak-banyaknya bekal sebelum aku menjumpaMu~

Allahummaghfirliy..

Wanita, Kau Begitu Berharga

Di zaman sebelum diutusnya Nabi Muhammad ke bumi Arab, manusia pada saat itu berada di masa kejahiliyahan. Kebanyakan dari mereka adalah budak hawa nafsu. Mereka menghormati para raja dan petinggi-petinggi suku, tapi tidak orang-orang dengan kasta yang lebih rendah dari mereka. Bahkan wanita, tak memiliki harga dan tak sedikitpun diberi penghormatan. Padahal mereka terlahir dari rahim-rahim wanita.

Hadirnya Islam yang dibawa Nabi Muhammad bagaikan cahaya. Menerangi jiwa-jiwa gulita dan membersihkan semua noda-noda nista. Serta Islam telah mengangkat derjat wanita dari tiada menjadi berharga. Wanita tak lagi layak dicaci maki, karena Islam memerintahkan untuk mencintai. Mereka tak lagi berkedudukan rendah, karena Allah telah memberikannya darjah melimpah.

Wanita, begitu berharga dimata Islam. Justru gerakan-gerakan emansipasi ataupun feminisme yang katanya bergerak untuk menyama-ratakan dan menyelaraskan posisi wanita dan pria itu, malah telah menurunkan derjatnya. Bagaimana tidak, Islam sendiri telah meninggikan derjatnya lebih dari lelaki di beberapa hal, tapi orang-orang ini malah inginkan mereka sejajar dalam segala hal.

Wanita sungguh lebih berharga dari lelaki. Allah telah mengutamakan wanita dalam banyak hal dibanding laki-laki. Jika boleh, maka para lelaki pun ingin seperti wanita dan mendapatkan keutamaan yang sama tingginya.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah pernah ditanya tentang siapa yang harus mendapat perhatian paling utama antara ayah dan ibu. Rasulullah menjawab "ibumu" sebanyak tiga kali, lalu disusul oleh "ayahmu" dengan hanya sekali sebutan.

Dalam hadits lain dikatakan bahwa wanita, ketika dia menjadi seorang anak, (baik atau buruknya) ia menjadi penentu masuk surga atau tidaknya seorang ayah. Dan ketika ia menjadi seorang ibu, tak ada yang memungkiri bahwa surga berada di telapak kakinya.

Wanita, kau begitu berharga. Hargailah dirimu sebagaimana Allah menghargaimu dengan sebaik-baik penghargaan.

"Jika Tujuanmu Untuk Belajar.."

Sebagai seorang pelajar, fluktuasi semangat menuntut ilmu itu hal yang wajar. Tergantung nanti bagaimana cara kita menyikapi dan mengalihkan 'kefuturan' kita pada hal yang tak sia-sia.

***

Ceritanya, akun twitterku tetiba di-follow oleh seorang Australian. Seorang terpelajar, pengajar, konsultan, dan juga penulis. Luar biasa sekali rasanya di-follow oleh orang yang terlihat hebat. Akhirnya, akun beliau aku follow balik.

Iseng-iseng nya, ketika aku mengalami 'futur' untuk belajar dihari-hari ujian ini, aku meminta pendapat langsung melalui DM ke beliau. Aku bertanya tentang "saran apa yang akan beliau berikan terhadap seseorang yang kehilangan motivasi untuk belajar di bidang yang sedang ia geluti".

Ternyata, untuk mendapat jawaban beliau, ada syarat yang harus dipenuhi. Yaitu, nge-like dua facebook page yang beliau kelola. Yowes, dengan serta merta aku like keduanya, dan segera menuntut jawaban.

Akhirnya beliau memberi jawaban yang menurutku cukup berbeda dengan jawaban kebanyakan orang yang selama ini aku dapatkan. Jawabannya "kamu tidak perlu termotivasi. Jika tujuannya adalah untuk BELAJAR, lakukanlah walau dalam kondisi tak termotivasi dan motivasi itu akan datang dengan sendirinya".

Aku jabarkan menjadi: Jika niat dan tujuan kita bersekolah atau berkuliah itu adalah untuk BELAJAR (mendapatkan ilmu), maka tak perlu ada motivasi untuk bisa semangat melakukannya. Karna motivasi itu sendiri adalah BELAJAR-nya kita.

Iya. Barangkali ada yang salah dalam niat dan tujuanku untuk menginjakkan kaki di kampus ini. Dan pasti ada yang salah! Tapi, selagi aku masih diberi waktu dan kesempatan untuk memperbaiki semuanya, aku akan terus berusaha.

Bismillaahi, Allahu Akbar!!

*Note to Myself*

Kamu Lebih Berharga Dari Intan, Mutiara, Emas

Dalam buku "More Than A Hero: Muhammad Ali's Life Lessons Through His Daughter's Eyes", ada nasihat menarik dari Muhammad Ali untuk putrinya yang sudah beranjak dewasa. Kisah ini aku dapati dari fanspage FB beliau beberapa waktu lalu. Nasihat ini dikisahkan oleh anak perempuannya yang menjadi saksi kejadian.

***

Ini terjadi ketika anak-anak perempuannya pulang ke rumah dengan pakaian yang agak menampakkan auratnya. Seperti biasa, sang ayah menyambut kedatangan putri-putrinya dengan bersembunyi dibalik pintu, berniat untuk sedikit memberi kejutan kepada mereka.

Setelah memberi pelukan dan ciuman hangat untuk mereka, Muhammad Ali menatap penampilan gadis-gadisnya. Lalu dia mendudukkan salah seorang anak gadisnya diatas pangkuannya, menatap mereka dengan penuh kasih sayang, lalu berkata,

"Anakku, segala sesuatu nan berharga dan memiliki nilai tinggi yang diciptakan Tuhan dimuka bumi ini selalu tertutup, terlindungi, dan susah untuk didapatkan."

"Dimanakah kau temukan intan? Jauh didalam tanah, tertutup dan terlindungi."

"Dimanakah kau dapatkan mutiara? Jauh didasar laut, tertutup juga terlindungi dalam kerang-kerang yang keras dan kuat."

"Dimanakah kau jumpai emas? Jauh didalam tambang, tertutup oleh berlapis-lapis bebatuan. Dan engkau harus bekerja keras untuk mendapatkannya."

Ali lalu menatap anak-anaknya dengan tatapan serius, lalu berkata "Tubuhmu masih bersih dan suci. Dan kamu jauh lebih berharga dari intan, mutiara, dan emas. Maka tubuhmu harus mendapat cover dan perlindungan yang lebih dari benda-benda itu."

***

Logis aja..

Kalau disuruh memilih makanan, lebih suka makanan yang masih tertutup rapi atau yang sudah terbuka?

A Movie Making for BRAVE

Berkisah, bercerita, lalu menuliskannya adalah sebuah proses yang menarik untuk mendokumentasikan sesuatu, disamping mengambil foto dan lainnya. Suatu saat nanti, ia akan menjadi sejarah. Sejarah hidup kita. Itulah alasan mengapa, aku suka menceritakan pengalaman-pengalaman yang menurutku menarik untuk dituliskan. Anyway, sekarang aku akan bercerita tentang pengalamanku membuat "a movie for brave". Stay tuned! :p

***

Arrisalah memiliki banyak tradisi yang memang diambil atau dicontoh dari pesantren-pesantren di Indonesia yang dulunya menjadi sasaran 'studi banding' para guru. Salah satu tradisinya adalah 'pentas seni' atau yang sering disingkat menjadi PENSI. Tak terasa, pertengahan mei kemaren adalah pensi perpisahan angkatan 5 Arrisalah (BRAVE). Waktu berjalan begitu cepat~

Di hari itu, aku teringat sesuatu yang juga mungkin menjadi tradisi kami, angkatan 2. Apa itu? Memberikan secuplik video sebagai bukti kontribusi kami dalam acara besar adek-adek angkatan. Sudah 2 angkatan yang kami berikan video yang dipersiapkan jauh-jauh hari sebelum mereka wisuda. Tapi, untuk angkatan 5 ini, entah mengapa, tak seorang pun yang menyinggung tradisi ini. Why? Mungkin karna mayoritas kami sudah berada di tahun 3 perkuliahan. Sudah sibuk memikirkan skripsi, ada juga yang KKN, PL, dan lain sebagainya.

Aku merasa, aku orang yang paling tidak sibuk diantara semuanya. Ntahlah. Maka, aku yang mulai mengingatkan mereka tentang video untuk angkatan 5. Sayangnya, aku hanya direspon oleh seorang temanku saja. Itu hal yang sangat membuatku kehilangan semangat dan aku memutuskan "sepertinya kita memang ngga perlu menyediakan apa-apa untuk mereka, disamping juga waktu yang sangat terbatas (hanya tersisa 2 hari saja sampai wisuda)". Pikirku.

Oke. Aku benar-benar tidak mempersiapkan apapun. Sampai akhirnya seorang adek angkatan 5, yang sudah lama berkomunikasi denganku mengutarakan perasaannya. Awalnya aku bertanya tentang pensi yang diadakan semalam. Aku penasaran karna aku mendengar bisikan-bisakan angin kalau pensi tahun ini benar-benar awesome dan lebih spektakuler dari tahun-tahun sebelumnya. Dia menjawab dan membenarkan, lalu berkata "tapi ada satu hal yang membuat kami sedih. Alumni yang hadir hanya angkatan 4 dan ngga ada video dari kakak-kakak".

Jleb! Aku tak tau harus berkata apa. Tapi, ya aku harus jujur agar tak terjadi misunderstanding antara kami. Awalnya dia memahami, tapi karna ngga tega, akhirnya aku memutuskan dan menjanjikannya video yang akan aku selesaikan malam ini juga. It was a hard decision, you know! Tapi tak apalah, bukankah kebahagiaan sesungguhnya itu ketika kita bisa membuat orang lain bahagia? Okay, I will strive for it. Tapi aku mewanti-wanti nya agar video ditampilkan ketika wisuda. Karna video tahun lalu, yang sudah selesai tepat waktu, sudah diterima, dan tinggal ditampilkan, berakhir nihil. Itu membuatku dan teman-temanku sedikit keceber (kecewa berat :D).

Well, aku sadar, video ini bakal lebih lama selesai jika aku berharap pada orang lain. Maksudku, terlalu melibatkan orang lain dalam meminta ide, foto, ataupun video. Karna waktu yang benar-benar terbatas, aku hanya membuat video dari video-video yang aku punya dan meminta bantuan beberapa orang saja, semampunya. Yaph! Seperti yang sudah dipresiksi, aku mendapat respon yang cukup lambat. Tak apa, aku akan melakukan apa yang bisa aku kerjakan terlebih dahulu.

Video yang pertama adalah video kreasi dari angkatan 3 yang sudah lama tersedia tentang ikatan alumni Arrisalah (INARAH). Karna belum pernah dipublish, jadilah aku menggunakan video tersebut sebagai pembuka. Video yang kedua adalah video profil organisasi tarbiyah di kampusku (sudah minta izin). Aku memilih itu karna kata-kata didalamnya menarik dan direkam dengan cara yang menarik pula. Lalu, video bagian tiga dan empat disediakan untuk para alumni yang mau ikut berkontribusi. Siapa saja. Dan bagian ini yang menunggunya sampai pagi, dimana acara wisuda sudah akan dimulai. Sedangkan bagian terakhir, itu adalah sesi foto-foto alumni dengan BRAVE. Mungkin ada yang bertanga-tanya mengapa hanya ada fotoku dengan mereka. Itu semua karna hanya itu yang aku punya, jadi ya terpaksa.

Aarghh.. Aku merasa dikejar-kejar waktu! Ehh, kebalik ding. Aku yang mengejar-ngejar waktu :D

Dalam setiap proses panjang itu, aku tetap berkomunikasi dengan adek tadi itu. Bertanya tentang waktu yang disediakan untuk menampilkan video ini. Dan meminta emailnya agar video dapat segera dikirimkan kesana. Finally, beberapa menit sebelum waktu yang ditentukan, aku berhasil meng-import video dan meng-upload nya di gmail (kedua proses ini memakan waktu yang sangat lama yang membuat aku ingin membanting-banting laptop >.<). Tapi, karna file size nya besar, video hanya bisa di upload melalui google drive. Terkirim! Tapi, si adek itu bilang kalau videonya tak bisa di download. OMG! >.<

I didn't know what to do! Karna disaat itu aku sedang liqo'. Ngga mungkin kan, kalau aku izin hanya karna itu? Aku berfirasat, sepertinya kejadian tahun lalu (tidak ditampilkan ketika wisuda) akan berulang kembali. Hhhh.. It will be annoying. Ok, selesai liqo, aku berlarian menuju asrama. Tapi, ketika berlari disebuah tangga, gedubrak! Aku jatuh! Haha.. Ngga penting sih, tapi ini pertama kalinya aku jatuh disini. Wkwkwkwk..

Sesampainya di kamar, aku mencoba dan terus mencoba untuk import video dengan size yang sangat-sangat kecil. Aku juga meminta bantuan beberapa orang untuk ngupload video ini ke youtube. Tapi ya, prediksiku berjalan lancar. Haha.. Wisuda sudah berakhir, tapi video yang telah disediakan tak kunjung diterima dengan baik oleh adek itu. Yalah, memang hal yang dilakukan terburu-buru itu tak akan pernah memberikan hasil yang sempurna. Endingnya, aku berhasil memperkecil video dengan ukuran dibawah 10 Mb sehingga bisa dikirim lewat whatsapp. Dan melalui whatsapp inilah, semuanya bisa menyaksikan karya semalam. Haha~

Udah, itu aja sih. Memang membuat kecewa, merasa perjuangan semalam sia-sia. Tapi, ya kami harus ikhlas, ikhlas, dan ikhlas. Berusaha untuk ikhlas dengan beberapa fakta yang terjadi ketika proses pembuatan video. Apa faktanya? Aku rela menahan lapar tengah malam, aku begadang, aku tidur sejam diatas kursi sambil menanti video rekaman yang dijanjikan, aku terjatuh, dan aku baru makan besok sore. Haha.. Alhamdulillah, Allah masih beri tenaga. Semoga apa yang aku dan teman-teman lakukan ini menuai keberkahan dari Allah.

Barakallah~

Ketika PKS Layangkan Dukungan Pada Prabowo

Perpolitikan Indonesia semakin memanas. Apalagi setelah deklarasi dua pasang capres dan cawapres, Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf. Mungkin kompetisi ini semakin bergejolak karna hanya ada dua pasangan calon yang maju, sehingga lawan dan kawan itu terasa nyata.

Terlepas dari semua itu, aku mengalami sedikit dilema. Seperti yang sudah kita ketahui, PKS yang dari dulu sudah menggadang-gadangkan calon presiden dari kadernya sendiri, ternyata berujung nihil. Malah mengalirkan dukungan kepada pasangan Prabowo-Hatta. Ini sedikit banyak membuatku bingung sehingga aku meminta ustadzku yang merupakan salah seorang pembesar PKS di Sumatera Barat untuk sedikit bercerita menjelaskan semua ini.

Akhirnya terjadilah diskusi seru nan hangat di grup kami. Diskusi yang terasa semakin hangat setelah pertanyaanku muncul.

***

"Ustadz, bisa ngga sedikit bercerita tentang kenapa PKS memutuskan untuk berpihak ke Prabowo? Walaupun pada akhirnya kita bisa lihat kubu Islam (kecuali PKB) juga berhulu kesana. Kenapa Partai Islam ngga buat kubu baru aja ustadz?"

"Ceritanya agak panjang..
Kitalah yang pertama mnggagas pertemuaan partai-partai Islam. Itu yg kita lakukan pertama kali. Tapi sayangnya, ketua-ketua partai Islam yang lain ngga ada yang datang. Hanya Amin Rais yang datang dengan memaksakan Hatta Rajasa. Yang lain hanya diwakilkan, tapi PKS datang lengkap. Sedangkan PKB, sejak awal sudah menyatakan dukungan ke PDIP.

Kita juga sadar, seandainya 3 partai Islam: PKS, PPP, dan PAN mau bergabung, bisa cukup untuk mengusung capres. Tapi siapa calonnya? Semua tokoh dari ketiga partai ini jauh dibawah ARB. Apalagi untuk melawan Prabowo dan Jokowi. Klupun akhirnya dipaksakan 3 partai ini koalisi, siapa yang mau bayar biaya perjuangan memenangkan pilpres? Secara finansial, partai-partai Islam belum cukup memadai.

Diwaktu yang sama, Prabowo malah membuka komunikasi ke kita, PKS. Bahkan dia siap untuk menghadap ketua Majlis Syuro PKS. Malah mereka (pihak Prabowo) mau dengan syarat-syarat yang kita ajukan. Termasuk ketika kita mensyaratkan agar cawapres dibicarakan bersama.

Partai Islam belum ada yang kuat untuk berdiri sendiri. Kita tahu diri dengan hasil pemilu kemaren. Kita baru diterima oleh 6,79% rakyat Indonesia. Maka kita harus realistis. Dan partai Islam masih butuh partai nasionalis untuk menjadi lebih kuat. Kalau Islam membuat poros sendiri, atau PKS memilih oposisi, maka itu yang ditunggu oleh PDIP. Jokowi akan menang mudah.

Tentang cawapres..

Setelah deklarasi PKS dengan Gerindra hari sabtu, hari ahadnya semua pimpinan partai pendukung rapat untuk membahas cawapres. Kita memang mengajukan 3 calon kita. Tapi kita tak memaksakan. Kita ingin cawapres yang didukung bersama dan membawa kemenangan. Kita memang punya kekuatan kader, tapi tidak punya kekuatan finansial."

***

"Ustadz, belajar dari pengalaman, apa PKS ngga takut koalisinya bakal dikhianati seperti sebelumnya?"

"Kita tidak bisa menebak masa depan. Kita sudah membuat dan menyempurnakan poin-poin koalisi dan kesepakatan. Karna PKS, Gerindra, dan parta-partai pendukung lainnya memiliki jumlah kursi DPR-RI yang ngga jauh beda, maka koalisi hampir bisa dibilang berimbang."

***

"Bukankah Prabowo memiliki banyak msalah dari dulu ustadz?"

"Jangan tertipu dengan berita-berita tentang masalah Prabowo. Itu semua serangan tim media lawan. Ini perang. Jangan berfikir linear. Prabowo masalahnya sudah selesai. Kenapa sekarang diungkit-ungkit lagi? Dulu waktu Prabowo berpasangan dengan Megawati, kenapa isu dan tuduhan itu tidak muncul?

Jangan mudah percaya.."

***

Itulah diskusi kami malam ini. Sedikit banyak sudah memberi pencerahan kepadaku dan teman-teman yang juga terlibat dalam diskusi ini. Intinya, keputusan Syura PKS ini sudah melalui kajian dan penyaringan yang ketat dan juga meyakini bahwa ini adalah keputusan yang paling sedikit mudharatnya. "PKS mendukung Prabowo-Hatta".

Semoga berkah dan mencerahkan. #SelamatkanIndonesia

Reflection on Tahfiz Project

This is my writing about one of projects given in psychology of learning class. This is a reflection of it. I post it here for filling my silent blog. Hehhe.. Have a nice reading! :)

***

This paper will explain about my reflection of 'hafazan project' given by Madam Lihanna Borhan. This project is one of projects given throughout the semester which asks the students to memorize some chapters of the Qur'an. There are five different chapters which should be memorized by the students with given duration of time. Those chapters are Al-’Alaq (1 week), Asy-Syams& Ad-Dhuha (2 weeks), Al-Mulk (2 weeks), Al-Waqi’ah (3 weeks), Al-Baqarah verses 25-37 (2 weeks).

When the due date is coming, the students must be done with their memorization. After they memorized a certain chapter clearly, they should record it to then upload it to padlet, an application requested by Madam to be used to let Madam watchdirectly the record.

Beside that, the students have to make a reflection about their process of memorization. They have to answer some question and explain any learning principle from cognitive and behaviorist point of view that they use to enhance and improve their memorizing process, and the most challenging part they face in the particular .chapter and the solution they use to solve the challenge.

For me personally, this project is really challenging. This is because I have memorized all chapters which are ordered. This project has challenged me to recall my memory. I feel some difficulty because I have forgot some part of the chapter, therefore I feel this task is very challenging.

During my experience to do this project, I face some hardness. The hardest thing is to answer some question in the reflection paper. As I mentioned before, I have memorized all required chapters long time ago. It makes me difficult to remember and recall the way I memorize the verses of Al-quran, what type of learning has been used, and how I reinforce myself to do it.This is because when I was in junior and senior high school, it is compulsory for me to memorize Al-quran as much as I can.

Secondly, when I finish recording what I have memorized, it is difficult for me to upload the record to the padlet. I have to move the record from my phone to my laptop, then upload it. It really takes time. Not only that, when I upload my groupmate’s video, I always fail, and that makes me stressful especially when IIUM wifi becomes problematic.

After I analyze the use of padlet in this hafazan project, I find some advantages and disadvantages of it. Its benefits are that it provides me to do muraja’ah of my memorization of the Qur’an, and the using of padlet makes the students easy to show their performance to the lecturer and it also makes the lecturer easy to watch many videos of the students directly in very short time.

The disadvantages of using padlet are as I mentioned before, it is difficult and really takes time when the wifi is problematic. In addition, it is not an effective way to recall the hafazan because some people might not memorize it well and forget some part of the surah. When they forget, they may read other verses or jump into the next verse without conciousness. It is will be better to recite our memorization in front of someone, so the listener can directly correct our mistakes.

That is all my reflection of the hafazan project. In my conclusion, it is beneficial project for the students especially for me to do muraja’ah of my memorization.

Sindir-Menyindir

http://arawindaparamitha.files.wordpress.com/2013/01/seni-sindir-menyindir.jpg

Bulan baru, harus ada semangat baru. Semangat menulis! Semoga yang tertulis selama ini tidak satupun yang bernilai keburukan. Aamiin..

Hari ini menarik. Menarik untuk mengingat keburukan diri yang secara tidak langsung diingatkan oleh sahabat sendiri. Seperti yang tertulis di judul, sindir-menyindir. Jujur saja, ini kebiasaanku yang dianggap buruk oleh orang lain.

Aku suka sekali menyindir terhadap sesuatu yang tidak sejalan dengan alur pemikiranku. Apalagi terhadap sesuatu yang membuatku kesal. Aku selalu menyindir orang yang bersangkutan lewat tulisan. Aku tau ini kurang baik, karnanya aku sudah jarang mempraktekkannya.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan tulisan sindiran yang kubuat karna ia bersifat general. Aku tidak menulis secara jelas ataupun nyata siapa orang yang aku sindir. Dan tidak ada yang bisa menebak tujuanku kecuali orang-orang yang terlibat.

Jadi menurutku, jika yang ditakutkan adalah masalah tersebarnya aib, itu akan menjadi alasan yang tak masuk akal. Karna tak akan ada orang yang tau kecuali orang yang memang sudah mengetahui masalah sebelumnya.

Sekedar opini pribadi, menyindir ini cara terbaik kedua setelah menasehati atau memberi tau secara langsung. Kenapa? Karna kita berusaha menyadarkan orang secara tak langsung. Jika merasa tersindir berarti dia masih punya rasa bersalah. Jika tidak merasa, berarti ada yang salah.

Untuk kita ketahui bersama, kesalahan yang kita sadari sendiri jauh lebih membawa dampak daripada kesalahan yang diingatkan orang lain. Jadi sindiran ini hanya sebagai pancingan aja agar kita bisa tersadar dengan sendirinya. Kalau ngga sadar, berarti emang harus dibicarakan secara "empat mata". Haha.

Dengan menyindir, orang yang merasa tersindir bisa langsung menghubungi kita untuk klarifikasi. Jadi dengan itu, tidak ada yang terpublikasi secara nyata. Kecuali kalau orang yang merasa tersindir tetiba komen di FB atau dimanapun yang bersifat public. Dan itu kesalahan dia sendiri, bukan kesalahan penyindir.

Aku memang begini. Aku yang menumbuhkan sendiri sifat ini, baik didapat karna sering menjadi korban sindiran, maupun yang belajar secara personal. Tapi aku juga perlahan mencoba menguranginya karna "mudharat-nya lebih banyak daripada manfaatnya".

Tapi, FYI.. Untuk sindiran karna pemikiran yang tak sejalan, hampir semua orang yang pernah aku sindir adalah orang-orang yang sudah paham hukum dari 'tema' yang dijadikan sindiran. Misalnya ni ya, ada orang yang nulis status bahwa dia punya pacar. Sebagai tamatan pesantren, seharusnya dia tau apa hukum pacaran. Nah, disanalah aku melancarkan serangan sindiran, baik di statusku ataupun langsung komentar di status orang tersebut.

Tapi, untuk orang yang terlihat tidak mengetahui sebuah hukum, aku rasanya tak pernah menyindir. Karna sindiran bakal percuma, dia ngga bakal paham. Nah, dengan orang seperti ini barulah aku memakai metode 'nasehat-menasehati'.

Nah, jika sindiran itu terbit karna kekesalanku, itu lebih karna pengaruh emosi saja. Karna emosiku tak tersalurkan dengan baik, makanya terlahirlah tulisan sindiran. Haha..

Intinya, jangan mancing-mancinglah ya.. :D

Anyway, aku mohon ma'af buat yang selama ini pernah atau sering menjadi korban sindiran. Yang merasa tersindir, itu tandanya kalian masih orang baik dan aku harus belajar banyak dari kalian untuk mendapatkan 'rasa' itu.

Udah itu aja, Barakallaah~

Sedikit Wawasan Tentang Pemerintahan

http://www.antarasumbar.com/id/foto/berita/Logo_kota_Padang.png
Aku bukanlah orang yang terlibat di pemerintahan kota Padang. Aku hanya rakyat biasa, sama seperti yang lainnya. Aku mengenal diriku sebagai seorang komentator, termasuk mengomentari pemerintah. Setiap kesalahan dalam kota, rasanya ingin menyalahkan pemerintah kota tersebut, termasuk kota Padang.

Tapi, semakin berusia, aku semakin tau bahwa pemerintah tak bisa disalahkan secara total terhadap sebuah masalah. Karna bagiku, yang perlahan kupahami bahwa ada banyak hal dan unsur yang mempengaruhi sukses atau tidaknya sebuah kebijakan. Dan unsur yang tak kalah penting adalah masyarakat itu sendiri.

Pembicaraan ini menghangat (bagiku) ketika juniorku menulis di blog-nya tentang ini dan merupakan sebuah bentuk penyampaian aspirasi. Walau aku yakin, cara ini hanya memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk terdengar oleh pemerintah.

Dalam diskusi kami, aku tidak mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. Aku hanya ingin meluruskan pemahaman dasar masing-masing kami agar tak ada singgungan yang signifikan. Ya, aku memaparkan kepadanya tentang opiniku terhadap apa yang dia tulis. Untuk melihat diskusi lengkap kami, klik disini.

Kurang lebih satu jam kemudian, diskusi kami berakhir. Tapi aku yakin dia sepertinya belum puas dengan apa yang sudah dijelaskan. Aku akui, banyak poin yang aku setujui dari pemaparannya. Dan ini menjadi PR pemerintahan baru kota padang.

Aku tak berhenti sampai disana. Aku masih penasaran dengan banyak hal yang berkaitan dengan pembicaraanku dengan juniorku ini. Alhamdulillah, aku punya beberapa link staff pemerintah kota Padang yang bisa dijadikan tempat bertanya. Dan salah satu dari mereka meresponku dengan cukup baik.

Begini isi percakapanku dengannya..

***

A: Assalamu'alaikum bang.. Mau nanya bang, kalo masalah infrastruktur atau fasilitas kota, dibawah dinas apa ya bang?

B: Kalau infrastruktur, Dinas Pekerjaan Umum. Kalaul tata Kota di Dinas Tata Ruang Tata Bangunan Permukiman.. Ada apa?

A: Tadi shabrina ada diskusi sama adek kelas, kita diskusi santai aja..
Tentang penyaluran aspirasi rakyat juga sebenarnya. Dia bingung, gimana agar aspirasinya bisa terdengar sama pemerintah..

Nah, jadi dia nulis aja di blog nya dan shabrina baca, trus shabrina komentarin.. :D

Intinya, dia memperhatikan kalau tingkat keamanan kota padang berkurang. Khususnya keamanan pejalan kaki, sehingga banyak kecelakaan yg mengorbankan mereka.

Awalnya dia terlihat agak menyalahkan pemerintah. Tp shbrina brusaha meluruskan klo ini sbenarnya tidak hanya ksalahn pemerintah, tp juga masyarakat.

Gitu bang..

B: Benar sekali dek.. dalam teori Trilogy Pembangunan, Pemerintah, Sektor Private/swasta, dan masyarakat sebagai 3 pilar berhasil atau tidaknya Pembangunan yang Aspiratif tsb..

A: Iyya bang..
Itu awal mula diskusi kami tadinya :D

B: Sebagai contoh, untuk penataan kawasan pariwisata Pantai Padang, masyarakat selalu menjadi masalah dengan membuka usaha cafe tenda ceper. Sekarang Buya sudah membuat kerjasama dengan Pihak Swasta utk mendirikan Long Cafe Cimpago, tapi masyarakat tetap bermaslah dengan dalih mencari nafkah (lucunya ada suatu statement pedagang yang bilang omsetnya akan turun sampai 2-3 jt/hr apabila tidak membuka usaha tsb, padahal usahanya luput dari Penerimaan Retribusi/Pajak Daerah karna ilegal). *pensive*

Untuk penataan trotoar bagi pejalan kaki InsyaAllah sudah ada dalam program Pemko yg akan dilaksanakan Buya nantinya.. :)

A: Iyya bang..
Shabrina juga dulunya gitu, mandang dari satu arah aja. Padahal ada banyak hal yang harus jadi pertimbangan.

Tenda ceper itu kayaknya harus lebih keras lg bang. Kayak di bandung.. Hehe
*ntar shbrina bilangin ke buya :D

Smoga berkah programnya..

B: Dalam hal ini Pemerintah bukan hanya Pemko Padang saja, tapi semua Muspida (Polri, TNI, dan penegak hukum lainnya) juga harus terlibat. Artinya Pemko harus buat komitmen / MoU dengan unsur2 tsb, agar tidak terjadi konflik di lapangan ketika akan dilakukan penataan kawasan2 potential tsb..

InsyaAllah dengan pendekatan masyarakat yg selama ini telah Buya lakukan dapat mempercepat terwujudnya hal2 tsb untuk kemajuan Kota Padang..

A: Iyya bang.. Stuju..

Aaamiiin.. Allahumma aamiiin..
Makasih banyak bang, ilmu2 barunya menyenangkan.. :)

B: Sama-sama dek..

***

Nah, wawasan ini langsung dari orang yang berpaham tentang pemerintahan, khususnya di kota Padang. Jadi penjelannya bisa dibilang reliable source lah ya. Dan kurang lebih opiniku sejalan dengan apa yang disampaikan abang ini. :D

Tapi juga, sesuai dengan yang juniorku bilang, pemerintah sepertinya harus berinisiatif terlebih dahulu atau membawanya (masalah) ke ruang diskusi terbuka dengan masyarakat.

Wallahu a'lam..

"PKS dan IM" -Sebuah Jawaban-

Sebenarnya sudah lama pertanyaan ini terbersit dalam jiwa "apakah ada hubungan antara PKS dan IM". Karna kalau dilihat-lihat, banyak buku-buku pegangan kader PKS merupakan buah karya dari ulama-ulama petinggi IM. Namun, rasa ingin tahu ini perlahan hilang ditelan zaman karna tak kunjung ditanyakan.

Sampai pada suatu hari di dalam sebuah majelis, seorang sahabatku mengajukan sebuah pertanyaan kepada pembicara dalam majelis tersebut. Pertanyaan ini mewakili perasaanku yang dulu, dan seolah membuka kembali luka yang sudah mengering (lebay ngga nyambung). "Apakah PKS itu adalah cabang IM di Indonesia?". Aku kembali dihujam rasa penasaran yang mirip dengan beberapa tahun silam.

Pembicara menjawab pertanyaan sahabatku sesuai dengan apa yang dia tahu dan dia pahami. Tapi, aku merasa tidak puas dengan apa yang disampaikan. Aku tidak hendak memperpanjang perbincangan di dalam majelis tersebut karna waktu saat itu amat terbatas. Aku menggunakan caraku sendiri untuk mendapatkan jawaban yang menenangkan hati.

Akhirnya aku memutuskan untuk bertanya kepada beberapa orang yang menurutku memiliki jawaban yang bisa memuaskanku. Melalui akun twitterku, aku langsung mention dan bertanya pada om akmal (@malakmalakmal). Melihat tweet-ku, seorang seniorku, ustadzah Qoriatul Hasanah membalasnya dan menulis "lihat di buku SJD (sepanjang jalan dakwah) pak Tifatul, bab 22 halaman 287".

Aku terperangah, mengetahui bahwa buku yang disebutkan sudah lama bertengger tenang di sudut lemari kamar. Ternyata jawaban dari pertanyaanku sudah tersedia dan berada tepat disekitarku. Aku tidak mengetahuinya karna tidak sempat membaca buku tersembut sampai tuntas. Aku sejenak merasa menjadi orang paling OON. *tepok jidad*

Sebelum aku menyerbu buku SJD, aku mendapat balasan dari om akmal. Beliau menulis "Sebenarnya IM menginspirasi banyak orang dan kelompok (tidak hanya PKS -pen). Dan yang namanya gagasan, sah-sah saja untuk diadopsi siapapun". Jawaban om akmal ini mudah sekali aku tangkap dan sedikit banyak sudah membuatku tenang.

Sebenarnya, sebelum mendapatkan jawaban, aku mencoba berpikir dan berasumsi bahwa PKS itu bukan turunan IM. Opiniku melayang-layang bebas dipikiran, tapi tidak terceritakan secara rapi. Aku berusaha membangun jawaban sendiri sebelum menerima jawaban orang lain. Dan ternyata jawaban om akmal berbanding lurus dengan jawabanku begitu juga dengan ulasan yang ada di buku SJD.

Anyway, jazakumullah buat yang sudah terlibat menjawab terkhusus buat om akmal dan kak qori, dan terima kasih banyak karna sudah mengingatkanku kembali.

Buat yang tidak memiliki bukunya, disini aku akan berbagi sedikit cuplikan penting yang ada di bab 22 tentang "PKS dan IM".

***

Ideologi yang mewarnai PK ketika itu adalah buah dari tarbiyah yang selama ini ditanaman, sehingga tidak perlu memakai ideologi dari negara lain. Dari aspek konstitusional dan undang-undang tentang parpol di Indonesia sendiri menegaskan, parpol di dalam negri dilarang berafiliasi dengan pihak-pihak asing.

"Kalaupun ada kesan kesamaan antara PK dan IM," kata Tifatul, "itu tak lebih dari pemikiran-pemikiran pejuang Islam masa dulu, seperti pola pembinaan dan tahapan-tahapannya. Tapi itu bukan berarti PK telah beraliansi. Saya akui secara pemikiran beberapa kader dipengaruhi pemikiran-pemikiran Hasan Al-Banna, Maududi, dan Qutub".

"Hal ini bukan sesuatu yang aneh, karna salah satu konklusi dalam tesis saya ketika studi di Islamabad, Pakistan, adalah bahwa gerakan-gerakan Islam hampir seluruhnya terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran ketiga tokoh tersebut. Kami berdemokrasi dengan koridor konstitusi NKRI" ujar Tifatul menegaskan.

"Adanya isu dana yang mengalir dari luar negri pun", sambungnya, "hanya sekedar isapan jempol belaka. Kalau kecurigaan dana dari IM, tentu itu suatu hal yang mustahil. Karna kondisi mereka sendiri sangat kekurangan dan kesulitan dalam memenuhi pendanaan mereka".

Kecemburuan terhadap soliditas PK ini dibumbui oleh berita karangan wartawan asing yang selalu mengait-ngaitkan PK dengan gerakan Islam di luar negri. "Selama ini kita melakukan sesuatu sesuai dengan koridor hukum, demokrasi, dan konstitusi di Indonesia. Kita mendukung NKRI, membela Bhinneka Tunggal Ika, dan juga mengakui pancasila dan UUD 45" kata Tifatul.

***

Semoga bermanfaat. Barakallaah~

Gue Anti Pacaran, MasBuLoh?

http://fc08.deviantart.net/fs70/f/2013/159/5/a/anti_pacaran_by_hamdanhasan-d688ezx.jpg



Kayaknya topik kali ini agak kontroversial ya? It's okay. Aku hanya ingin bercerita. Bercerita beberapa penggal kisah yang aku alami. Tapi, sebelum aku bercerita, perkenankan aku sedikit menjelaskan opiniku tentang pacaran.

Aku menganggap diriku sebagai seorang yang anti pacaran. Sangat anti malah. Sampai kapanpun (insyaAllah). Aku menjadi orang paling kontra-produktif diantara banyaknya alumni jika mendengar isu teman-teman atau anak-anak sekolah lainnya mendekati langkah ini, berpacaran. Akibat tindakan ini, tak jarang aku diejek, dimaki, bahkan dijauhi oleh orang-orang yang aku tegur.

Diawal-awal, aku memang merasa agak keras dan to the point dalam mengingatkan, tapi dengan sindiran tajam. Perlahan aku sadar, cara ini jika aku praktekkan dengan mereka yang cukup dekat denganku, akan merenggangkan ukhuwah yang sudah susah payah dibina bertahun lamanya. Dan karna itu, aku mulai mengubah caraku dalam menyindir mereka. Tapi tetap saja, masih ada yang terluka. Maka, akan aku biarkan saja. Haha..

Jujur saja, aku melakukan ini bukan karna aku senang mencari-cari kesalahan orang lain. Bukan juga karna aku bahagia orang lain terkena masalah. Mungkin nasyid ini bisa sedikit menjawab..
Bukan ku sok tahu kawan, sok nasehati
Tapi ku yakin ini yang benar untuk kau ikuti
Bukan ku sok pintar kawan, sok menggurui
Tapi ku yakin terbaik untuk kau jalani

Kurasa bersalah saat 'ku tak menegurmu
Kurasa tak enak hati kawan jika tinggalkanmu
Kurasa tak sempurna iman di dalam dadaku
Kuingin kita semua kawan bersama di syurga
Aku melakukan ini juga sebagai pengingat bagi diriku sendiri yang lemah ini. Jadi ketika aku tergiur melangkah kearah sana, batinku akan berteriak "hei bin! Ente itu udah nyindir dan marah-marahin banyak orang yang ngelakuin itu, tapi knapa ente malah mulai nge-deket? Sadar woi". Apa yang aku lakukan, akan menjadi tameng bagi diriku sendiri. Walau sebenarnya terkadang aku juga butuh diginiin sama orang lain.

Terus, jika ada yang nge-respon "urus aja diri dan keluarga sendiri! Jangan urus urusan orang lain deh!". Teriakan ini juga tamparan untuk diriku sendiri. Tapi aku akan percaya diri dengan berteriak lebih kencang "aku sudah melakukannya sebelum kamu memikirkannya! Karna bagiku, keluarga tetap nomor wahid!".

Tapi, sekedar pengetahuan, meluruskan keluarga itu jauh lebih sulit dibanding mengingatkan teman-teman. Aku sudah pernah mengalaminya. Tidak terhintung lagi, entah berapa kali aku harus menguras berember-ember air mata untuk memikirkan dan menyelesaikan masalah ini disaat buya sibuk dan ummi pun tak bisa diganggu. I was like a single parent!

***

Ok, lanjut..

Jadi, banyak sekali kisah 'penyindiranku' ke orang-orang yang melakukan praktik ini (haha). Rasanya pengen ngakak kalau ingat kejadian-kejadian itu. Kalau diceritain semua, mungkin bisa tercipta sebuah novel. Tapi sayangnya, aku sudah lupa sebagian episode karna tidak terdokumentasi. Haha..

Inilah beberapa kisah yang terekam diingatanku, semoga bisa diambil hikmahnya.

(1) Kisah ini kalau tidak salah terjadi di tahun pertama kuliah, alias dimasa-masa menjadi fresh graduate-nya sekolah. Jadi, ada seorang senior mem-posting status kontroversial, yang mengindikasi bahwa dia pacaran. Langsung aja aku serobot dan sindir. Dan dengan bahasa minang yang lasuah, si senior balas teriak "urus se urusan surang! Jan urus lo urang lain!". Kurang lebih kalau dilembutin jadi begitu.

Aku kaget bukan kepalang. Sekali-kalinya itu diteriakin senior pake bahasa yang bikin jantungan (lebay). Aku sempat screen capture komentarnya, tapi ntah kenapa setelah beberapa lama, hapeku bermasalah. Ini menyebabkan barang bukti hilang! Dan aku resmi di-black list senior dari akun FB-nya, alias di block! Haha.. Lucu deh, kayak anak-anak.

(2) Masih dengan senior. Aku kebetulan sempat 'friend'an sama sepasang senior di BBM. Ngga tau sengaja atau ngga, aku tau sepasang setelah salah satu dari mereka memasang profile picture berdua. Dan juga mereka selalu punya status BBM yang sama, dan PM yang serasi. Ketebak deh!

Dengan pede, langsung aja aku labrak mereka berdua. Aku ngga ingat direksinya kayak gimana. Tapi kurang lebih sama dengan yang pertama, sindir-sindiran. Yang cowok sampai nulis PM "biarlah anjing menggong-gong". Aku malah kege-eran kalau PM itu ditujukan ke aku, jadinya sok-sok esmosi gitu deh. Sampai akhirnya mereka berdua men-delete aku dari kontak BBM. Seru kan?!

(3) Ini kisah yang lebih seru lagi. Masih berurusan dengan senior. Ceritanya hampir mirip sama yang pertama. Si senior buat status tentang pacaran, malah upload foto sama pacarnya, berdua. Untuk yang ini sebenarnya aku ngga sesadis yang dulu-dulu. Tapi, seniornya aja yang sensitifitasnya tinggi. Haha..

Jadi, setelah dia posting, aku kasih komentar "waah, kayaknya udah cocok nih kak. Kok ngga nikah aja". Awalnya dengan santai dia menjawab berdasarkan filosofi dan pemahamannya tentang nikah "nikah itu ngga mudah bin. Bina aja nikah duluan!". Tapi, tetiba seseorang ikut-ikutan komen, dan orang itu adalah orang yang ada dikisah 2. Jadilah komentarnya makin ribet. Sampai-sampai si kakak ini mengaku bahwa dia merasa terkekang selama berada di sekolah dan bahkan dia membeberkan kisah mesra kakak di kisah kedua. Ngakak deh pergelutan mereka.

Kakak ini malah buat postingan baru. Intinya, dia merasa terusik dengan kehadiranku. Postingannya ini dikomentari oleh teman sejawatnya dengan nada membela "sini kita basmi parasit-parasit itu". Ha! Menarik ini, teriakku. Aku nimbrung sambil bicara ke-science-an tentang parasit. Aku bilang "parasit itu bermanfaat juga lho kak. Dia bisa meningkatkan imunitas sebuah pohon, tanpa parasit pohon itu mudah sekali terserang penyakit". Gitu deh. Tapi lama-kelamaan mereka yang mengeroyok aku, putus asa membalas komentarku dan dengan segera si kakak (kembali) mem-block aku dari pertemanan FB. Aneh ya, seharusnya aku yang nge-block dia karna aku dikeroyok, ini malah kebalikannya. Haha..

***

Hanya 3 kisah ini yang bisa aku ceritakan. Sebenarnya, ada banyak lagi kisah-kisah yang semacam tapi dengan alur, latar, dan respon yang berbeda yang aku alami dengan senior, teman, bahkan adek-adek kelas. Ada yang mengakui kesalahannya, ada yang balik menyerang, ada yang abstain, bahkan ada yang seolah baru tau kalau pacaran itu haram.

Aku hanya heran dengan fakta-fakta ini. Aku bukannya sok alim, tapi aku bingung. Bukankah kita mendapatkan ilmu di sekolah yang sama? Dari guru yang sama? Belajar juga dari buku yang sama di kelas yang sama? Hidup bahkan dalam satu atap?

Aku yakin, mereka yang aku sindir sudah memiliki landasan hukum tentang pacaran. Aku percaya, mereka lebih tau dariku tentang hal ini. Tapi, kenapa bisa begini ya? Semoga Allah selalu melindungi orang-orang yang mengharapkan perlindungan-Nya.

Wallahu a'lam~

- Copyright © 2013 Shofia Shabrina -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -