Archive for April 2014

Sedikit Wawasan Tentang Pemerintahan

http://www.antarasumbar.com/id/foto/berita/Logo_kota_Padang.png
Aku bukanlah orang yang terlibat di pemerintahan kota Padang. Aku hanya rakyat biasa, sama seperti yang lainnya. Aku mengenal diriku sebagai seorang komentator, termasuk mengomentari pemerintah. Setiap kesalahan dalam kota, rasanya ingin menyalahkan pemerintah kota tersebut, termasuk kota Padang.

Tapi, semakin berusia, aku semakin tau bahwa pemerintah tak bisa disalahkan secara total terhadap sebuah masalah. Karna bagiku, yang perlahan kupahami bahwa ada banyak hal dan unsur yang mempengaruhi sukses atau tidaknya sebuah kebijakan. Dan unsur yang tak kalah penting adalah masyarakat itu sendiri.

Pembicaraan ini menghangat (bagiku) ketika juniorku menulis di blog-nya tentang ini dan merupakan sebuah bentuk penyampaian aspirasi. Walau aku yakin, cara ini hanya memiliki kemungkinan yang sangat kecil untuk terdengar oleh pemerintah.

Dalam diskusi kami, aku tidak mencari siapa yang benar dan siapa yang salah. Aku hanya ingin meluruskan pemahaman dasar masing-masing kami agar tak ada singgungan yang signifikan. Ya, aku memaparkan kepadanya tentang opiniku terhadap apa yang dia tulis. Untuk melihat diskusi lengkap kami, klik disini.

Kurang lebih satu jam kemudian, diskusi kami berakhir. Tapi aku yakin dia sepertinya belum puas dengan apa yang sudah dijelaskan. Aku akui, banyak poin yang aku setujui dari pemaparannya. Dan ini menjadi PR pemerintahan baru kota padang.

Aku tak berhenti sampai disana. Aku masih penasaran dengan banyak hal yang berkaitan dengan pembicaraanku dengan juniorku ini. Alhamdulillah, aku punya beberapa link staff pemerintah kota Padang yang bisa dijadikan tempat bertanya. Dan salah satu dari mereka meresponku dengan cukup baik.

Begini isi percakapanku dengannya..

***

A: Assalamu'alaikum bang.. Mau nanya bang, kalo masalah infrastruktur atau fasilitas kota, dibawah dinas apa ya bang?

B: Kalau infrastruktur, Dinas Pekerjaan Umum. Kalaul tata Kota di Dinas Tata Ruang Tata Bangunan Permukiman.. Ada apa?

A: Tadi shabrina ada diskusi sama adek kelas, kita diskusi santai aja..
Tentang penyaluran aspirasi rakyat juga sebenarnya. Dia bingung, gimana agar aspirasinya bisa terdengar sama pemerintah..

Nah, jadi dia nulis aja di blog nya dan shabrina baca, trus shabrina komentarin.. :D

Intinya, dia memperhatikan kalau tingkat keamanan kota padang berkurang. Khususnya keamanan pejalan kaki, sehingga banyak kecelakaan yg mengorbankan mereka.

Awalnya dia terlihat agak menyalahkan pemerintah. Tp shbrina brusaha meluruskan klo ini sbenarnya tidak hanya ksalahn pemerintah, tp juga masyarakat.

Gitu bang..

B: Benar sekali dek.. dalam teori Trilogy Pembangunan, Pemerintah, Sektor Private/swasta, dan masyarakat sebagai 3 pilar berhasil atau tidaknya Pembangunan yang Aspiratif tsb..

A: Iyya bang..
Itu awal mula diskusi kami tadinya :D

B: Sebagai contoh, untuk penataan kawasan pariwisata Pantai Padang, masyarakat selalu menjadi masalah dengan membuka usaha cafe tenda ceper. Sekarang Buya sudah membuat kerjasama dengan Pihak Swasta utk mendirikan Long Cafe Cimpago, tapi masyarakat tetap bermaslah dengan dalih mencari nafkah (lucunya ada suatu statement pedagang yang bilang omsetnya akan turun sampai 2-3 jt/hr apabila tidak membuka usaha tsb, padahal usahanya luput dari Penerimaan Retribusi/Pajak Daerah karna ilegal). *pensive*

Untuk penataan trotoar bagi pejalan kaki InsyaAllah sudah ada dalam program Pemko yg akan dilaksanakan Buya nantinya.. :)

A: Iyya bang..
Shabrina juga dulunya gitu, mandang dari satu arah aja. Padahal ada banyak hal yang harus jadi pertimbangan.

Tenda ceper itu kayaknya harus lebih keras lg bang. Kayak di bandung.. Hehe
*ntar shbrina bilangin ke buya :D

Smoga berkah programnya..

B: Dalam hal ini Pemerintah bukan hanya Pemko Padang saja, tapi semua Muspida (Polri, TNI, dan penegak hukum lainnya) juga harus terlibat. Artinya Pemko harus buat komitmen / MoU dengan unsur2 tsb, agar tidak terjadi konflik di lapangan ketika akan dilakukan penataan kawasan2 potential tsb..

InsyaAllah dengan pendekatan masyarakat yg selama ini telah Buya lakukan dapat mempercepat terwujudnya hal2 tsb untuk kemajuan Kota Padang..

A: Iyya bang.. Stuju..

Aaamiiin.. Allahumma aamiiin..
Makasih banyak bang, ilmu2 barunya menyenangkan.. :)

B: Sama-sama dek..

***

Nah, wawasan ini langsung dari orang yang berpaham tentang pemerintahan, khususnya di kota Padang. Jadi penjelannya bisa dibilang reliable source lah ya. Dan kurang lebih opiniku sejalan dengan apa yang disampaikan abang ini. :D

Tapi juga, sesuai dengan yang juniorku bilang, pemerintah sepertinya harus berinisiatif terlebih dahulu atau membawanya (masalah) ke ruang diskusi terbuka dengan masyarakat.

Wallahu a'lam..

"PKS dan IM" -Sebuah Jawaban-

Sebenarnya sudah lama pertanyaan ini terbersit dalam jiwa "apakah ada hubungan antara PKS dan IM". Karna kalau dilihat-lihat, banyak buku-buku pegangan kader PKS merupakan buah karya dari ulama-ulama petinggi IM. Namun, rasa ingin tahu ini perlahan hilang ditelan zaman karna tak kunjung ditanyakan.

Sampai pada suatu hari di dalam sebuah majelis, seorang sahabatku mengajukan sebuah pertanyaan kepada pembicara dalam majelis tersebut. Pertanyaan ini mewakili perasaanku yang dulu, dan seolah membuka kembali luka yang sudah mengering (lebay ngga nyambung). "Apakah PKS itu adalah cabang IM di Indonesia?". Aku kembali dihujam rasa penasaran yang mirip dengan beberapa tahun silam.

Pembicara menjawab pertanyaan sahabatku sesuai dengan apa yang dia tahu dan dia pahami. Tapi, aku merasa tidak puas dengan apa yang disampaikan. Aku tidak hendak memperpanjang perbincangan di dalam majelis tersebut karna waktu saat itu amat terbatas. Aku menggunakan caraku sendiri untuk mendapatkan jawaban yang menenangkan hati.

Akhirnya aku memutuskan untuk bertanya kepada beberapa orang yang menurutku memiliki jawaban yang bisa memuaskanku. Melalui akun twitterku, aku langsung mention dan bertanya pada om akmal (@malakmalakmal). Melihat tweet-ku, seorang seniorku, ustadzah Qoriatul Hasanah membalasnya dan menulis "lihat di buku SJD (sepanjang jalan dakwah) pak Tifatul, bab 22 halaman 287".

Aku terperangah, mengetahui bahwa buku yang disebutkan sudah lama bertengger tenang di sudut lemari kamar. Ternyata jawaban dari pertanyaanku sudah tersedia dan berada tepat disekitarku. Aku tidak mengetahuinya karna tidak sempat membaca buku tersembut sampai tuntas. Aku sejenak merasa menjadi orang paling OON. *tepok jidad*

Sebelum aku menyerbu buku SJD, aku mendapat balasan dari om akmal. Beliau menulis "Sebenarnya IM menginspirasi banyak orang dan kelompok (tidak hanya PKS -pen). Dan yang namanya gagasan, sah-sah saja untuk diadopsi siapapun". Jawaban om akmal ini mudah sekali aku tangkap dan sedikit banyak sudah membuatku tenang.

Sebenarnya, sebelum mendapatkan jawaban, aku mencoba berpikir dan berasumsi bahwa PKS itu bukan turunan IM. Opiniku melayang-layang bebas dipikiran, tapi tidak terceritakan secara rapi. Aku berusaha membangun jawaban sendiri sebelum menerima jawaban orang lain. Dan ternyata jawaban om akmal berbanding lurus dengan jawabanku begitu juga dengan ulasan yang ada di buku SJD.

Anyway, jazakumullah buat yang sudah terlibat menjawab terkhusus buat om akmal dan kak qori, dan terima kasih banyak karna sudah mengingatkanku kembali.

Buat yang tidak memiliki bukunya, disini aku akan berbagi sedikit cuplikan penting yang ada di bab 22 tentang "PKS dan IM".

***

Ideologi yang mewarnai PK ketika itu adalah buah dari tarbiyah yang selama ini ditanaman, sehingga tidak perlu memakai ideologi dari negara lain. Dari aspek konstitusional dan undang-undang tentang parpol di Indonesia sendiri menegaskan, parpol di dalam negri dilarang berafiliasi dengan pihak-pihak asing.

"Kalaupun ada kesan kesamaan antara PK dan IM," kata Tifatul, "itu tak lebih dari pemikiran-pemikiran pejuang Islam masa dulu, seperti pola pembinaan dan tahapan-tahapannya. Tapi itu bukan berarti PK telah beraliansi. Saya akui secara pemikiran beberapa kader dipengaruhi pemikiran-pemikiran Hasan Al-Banna, Maududi, dan Qutub".

"Hal ini bukan sesuatu yang aneh, karna salah satu konklusi dalam tesis saya ketika studi di Islamabad, Pakistan, adalah bahwa gerakan-gerakan Islam hampir seluruhnya terpengaruh oleh pemikiran-pemikiran ketiga tokoh tersebut. Kami berdemokrasi dengan koridor konstitusi NKRI" ujar Tifatul menegaskan.

"Adanya isu dana yang mengalir dari luar negri pun", sambungnya, "hanya sekedar isapan jempol belaka. Kalau kecurigaan dana dari IM, tentu itu suatu hal yang mustahil. Karna kondisi mereka sendiri sangat kekurangan dan kesulitan dalam memenuhi pendanaan mereka".

Kecemburuan terhadap soliditas PK ini dibumbui oleh berita karangan wartawan asing yang selalu mengait-ngaitkan PK dengan gerakan Islam di luar negri. "Selama ini kita melakukan sesuatu sesuai dengan koridor hukum, demokrasi, dan konstitusi di Indonesia. Kita mendukung NKRI, membela Bhinneka Tunggal Ika, dan juga mengakui pancasila dan UUD 45" kata Tifatul.

***

Semoga bermanfaat. Barakallaah~

Gue Anti Pacaran, MasBuLoh?

http://fc08.deviantart.net/fs70/f/2013/159/5/a/anti_pacaran_by_hamdanhasan-d688ezx.jpg



Kayaknya topik kali ini agak kontroversial ya? It's okay. Aku hanya ingin bercerita. Bercerita beberapa penggal kisah yang aku alami. Tapi, sebelum aku bercerita, perkenankan aku sedikit menjelaskan opiniku tentang pacaran.

Aku menganggap diriku sebagai seorang yang anti pacaran. Sangat anti malah. Sampai kapanpun (insyaAllah). Aku menjadi orang paling kontra-produktif diantara banyaknya alumni jika mendengar isu teman-teman atau anak-anak sekolah lainnya mendekati langkah ini, berpacaran. Akibat tindakan ini, tak jarang aku diejek, dimaki, bahkan dijauhi oleh orang-orang yang aku tegur.

Diawal-awal, aku memang merasa agak keras dan to the point dalam mengingatkan, tapi dengan sindiran tajam. Perlahan aku sadar, cara ini jika aku praktekkan dengan mereka yang cukup dekat denganku, akan merenggangkan ukhuwah yang sudah susah payah dibina bertahun lamanya. Dan karna itu, aku mulai mengubah caraku dalam menyindir mereka. Tapi tetap saja, masih ada yang terluka. Maka, akan aku biarkan saja. Haha..

Jujur saja, aku melakukan ini bukan karna aku senang mencari-cari kesalahan orang lain. Bukan juga karna aku bahagia orang lain terkena masalah. Mungkin nasyid ini bisa sedikit menjawab..
Bukan ku sok tahu kawan, sok nasehati
Tapi ku yakin ini yang benar untuk kau ikuti
Bukan ku sok pintar kawan, sok menggurui
Tapi ku yakin terbaik untuk kau jalani

Kurasa bersalah saat 'ku tak menegurmu
Kurasa tak enak hati kawan jika tinggalkanmu
Kurasa tak sempurna iman di dalam dadaku
Kuingin kita semua kawan bersama di syurga
Aku melakukan ini juga sebagai pengingat bagi diriku sendiri yang lemah ini. Jadi ketika aku tergiur melangkah kearah sana, batinku akan berteriak "hei bin! Ente itu udah nyindir dan marah-marahin banyak orang yang ngelakuin itu, tapi knapa ente malah mulai nge-deket? Sadar woi". Apa yang aku lakukan, akan menjadi tameng bagi diriku sendiri. Walau sebenarnya terkadang aku juga butuh diginiin sama orang lain.

Terus, jika ada yang nge-respon "urus aja diri dan keluarga sendiri! Jangan urus urusan orang lain deh!". Teriakan ini juga tamparan untuk diriku sendiri. Tapi aku akan percaya diri dengan berteriak lebih kencang "aku sudah melakukannya sebelum kamu memikirkannya! Karna bagiku, keluarga tetap nomor wahid!".

Tapi, sekedar pengetahuan, meluruskan keluarga itu jauh lebih sulit dibanding mengingatkan teman-teman. Aku sudah pernah mengalaminya. Tidak terhintung lagi, entah berapa kali aku harus menguras berember-ember air mata untuk memikirkan dan menyelesaikan masalah ini disaat buya sibuk dan ummi pun tak bisa diganggu. I was like a single parent!

***

Ok, lanjut..

Jadi, banyak sekali kisah 'penyindiranku' ke orang-orang yang melakukan praktik ini (haha). Rasanya pengen ngakak kalau ingat kejadian-kejadian itu. Kalau diceritain semua, mungkin bisa tercipta sebuah novel. Tapi sayangnya, aku sudah lupa sebagian episode karna tidak terdokumentasi. Haha..

Inilah beberapa kisah yang terekam diingatanku, semoga bisa diambil hikmahnya.

(1) Kisah ini kalau tidak salah terjadi di tahun pertama kuliah, alias dimasa-masa menjadi fresh graduate-nya sekolah. Jadi, ada seorang senior mem-posting status kontroversial, yang mengindikasi bahwa dia pacaran. Langsung aja aku serobot dan sindir. Dan dengan bahasa minang yang lasuah, si senior balas teriak "urus se urusan surang! Jan urus lo urang lain!". Kurang lebih kalau dilembutin jadi begitu.

Aku kaget bukan kepalang. Sekali-kalinya itu diteriakin senior pake bahasa yang bikin jantungan (lebay). Aku sempat screen capture komentarnya, tapi ntah kenapa setelah beberapa lama, hapeku bermasalah. Ini menyebabkan barang bukti hilang! Dan aku resmi di-black list senior dari akun FB-nya, alias di block! Haha.. Lucu deh, kayak anak-anak.

(2) Masih dengan senior. Aku kebetulan sempat 'friend'an sama sepasang senior di BBM. Ngga tau sengaja atau ngga, aku tau sepasang setelah salah satu dari mereka memasang profile picture berdua. Dan juga mereka selalu punya status BBM yang sama, dan PM yang serasi. Ketebak deh!

Dengan pede, langsung aja aku labrak mereka berdua. Aku ngga ingat direksinya kayak gimana. Tapi kurang lebih sama dengan yang pertama, sindir-sindiran. Yang cowok sampai nulis PM "biarlah anjing menggong-gong". Aku malah kege-eran kalau PM itu ditujukan ke aku, jadinya sok-sok esmosi gitu deh. Sampai akhirnya mereka berdua men-delete aku dari kontak BBM. Seru kan?!

(3) Ini kisah yang lebih seru lagi. Masih berurusan dengan senior. Ceritanya hampir mirip sama yang pertama. Si senior buat status tentang pacaran, malah upload foto sama pacarnya, berdua. Untuk yang ini sebenarnya aku ngga sesadis yang dulu-dulu. Tapi, seniornya aja yang sensitifitasnya tinggi. Haha..

Jadi, setelah dia posting, aku kasih komentar "waah, kayaknya udah cocok nih kak. Kok ngga nikah aja". Awalnya dengan santai dia menjawab berdasarkan filosofi dan pemahamannya tentang nikah "nikah itu ngga mudah bin. Bina aja nikah duluan!". Tapi, tetiba seseorang ikut-ikutan komen, dan orang itu adalah orang yang ada dikisah 2. Jadilah komentarnya makin ribet. Sampai-sampai si kakak ini mengaku bahwa dia merasa terkekang selama berada di sekolah dan bahkan dia membeberkan kisah mesra kakak di kisah kedua. Ngakak deh pergelutan mereka.

Kakak ini malah buat postingan baru. Intinya, dia merasa terusik dengan kehadiranku. Postingannya ini dikomentari oleh teman sejawatnya dengan nada membela "sini kita basmi parasit-parasit itu". Ha! Menarik ini, teriakku. Aku nimbrung sambil bicara ke-science-an tentang parasit. Aku bilang "parasit itu bermanfaat juga lho kak. Dia bisa meningkatkan imunitas sebuah pohon, tanpa parasit pohon itu mudah sekali terserang penyakit". Gitu deh. Tapi lama-kelamaan mereka yang mengeroyok aku, putus asa membalas komentarku dan dengan segera si kakak (kembali) mem-block aku dari pertemanan FB. Aneh ya, seharusnya aku yang nge-block dia karna aku dikeroyok, ini malah kebalikannya. Haha..

***

Hanya 3 kisah ini yang bisa aku ceritakan. Sebenarnya, ada banyak lagi kisah-kisah yang semacam tapi dengan alur, latar, dan respon yang berbeda yang aku alami dengan senior, teman, bahkan adek-adek kelas. Ada yang mengakui kesalahannya, ada yang balik menyerang, ada yang abstain, bahkan ada yang seolah baru tau kalau pacaran itu haram.

Aku hanya heran dengan fakta-fakta ini. Aku bukannya sok alim, tapi aku bingung. Bukankah kita mendapatkan ilmu di sekolah yang sama? Dari guru yang sama? Belajar juga dari buku yang sama di kelas yang sama? Hidup bahkan dalam satu atap?

Aku yakin, mereka yang aku sindir sudah memiliki landasan hukum tentang pacaran. Aku percaya, mereka lebih tau dariku tentang hal ini. Tapi, kenapa bisa begini ya? Semoga Allah selalu melindungi orang-orang yang mengharapkan perlindungan-Nya.

Wallahu a'lam~

Orang Tua Seperti Apakah Kita?

Setiap orangtua punya cara yang beragam dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Cara-cara itu ada yang didapat dari hasil study, meneladani role model, atau yang turunan dari orangtua mereka.

Dalam psikologi, ada sebuah teori cukup terkenal yang dikemukakan oleh Diana Baumrind (1971, 1980) dan diperbaharui oleh Eleanor Maccoby dan koleganya tentang tipe-tipe orangtua dalam mendidik anak.

Dalam teorinya, Diana memaparkan ada empat tipe pendidikan orangtua terhadap anaknya. Masuk tipe yang manakah anda?

1. Authoritarian
Orangtua yang menerapkan tipe ini adalah orangtua yang dingin, kasar, dan keras. Kata-kata mereka adalah peraturan yang harus diikuti. Anak-anak mereka harus patuh dan menuruti perintah tanpa banyak tanya. Mereka juga minim toleransi terhadap ketidaksetujuan yang bisa jadi diekspresikan anak-anak.

Jika anak-anak dibesarkan dan dididik dengan tipe ini, maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang kurang bersahabat, tidak enakan dengan teman sebaya, ketergantungan, bahkan suka bermusuhan.

2. Authoritative
Orangtua jenis ini adalah mereka yang tegas, memiliki kejelasan aturan, open, dan konsisten. Terkadang mereka cenderung keras seperti authoritarian, tapi sebenarnya mereka itu cinta dan supportive. Mereka juga sering mengajak anak-anak berdiskusi tentang bagaimana seharusnya mereka bertingkah. Mereka juga memaparkan alasan ketika anaknya diberi hukuman atas pelanggaran. Dan orangtua tipe ini, mendukung anak-anak mereka untuk menjadi mandiri.

Jika anak-anak dibesarkan dan dididik dengan tipe ini, maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang mandiri, memiliki motivasi yang tinggi, bersahabat, tegas, dan kooperatif. Mereka disenangi banyak orang dan hidup dalam keteraturan.

3. Permissive
Tipe ini merupakan tipe dimana orangtua tidak mengambil andil dan peran besar dalam mendidik anak. Mereka cenderung tidak membatasi bahkan tidak mengontrol prilaku anak. Peraturan hanya sedikit dan mereka tak menganggap tingkah anak sebagai tanggung jawab.

Jika anak-anak dibesarkan dan dididik dengan tipe ini, maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang ketergantungan dan moody. Dan mereka juga lemah dalam keahlian bersosialisasi dan mengontrol diri.

4. Uninvolved
Tipe yang terakhir adalah tipe ketidak terlibatan orangtua dalam proses mendidik anak. Tipe ini adalah tipe paling buruk dimana orangtua yang menerapkan ini tidak memiliki perhatian pada anak-anak mereka, bahkan mereka abaikan. Mereka merasa tanggung jawab mereka sebagai orangtua hanyalah untuk memberi makan, pakaian, dan tempat tinggal bagi anak-anak, tidak lebih. Bahkan ditingkat yang lebih parah, orangtua dengan tipe ini bisa melakukan child abuse.

Jika anak-anak dibesarkan dan dididik dengan tipe ini, maka mereka akan tumbuh menjadi anak yang kurang perhatian dan cinta. Mereka secara emosional tidak stabil dan terjadi penghambatan pada pertumbuhan fisik dan otak (pikiran).
So, tipe yang manakah kita?

Bagi saya, sebaiknya kita mengaplikasikan metode yang ke dua, authoritative. Tapi ini juga tidak menghalangi kita untuk sekali-sekali memakai tipe authoritarian atau permissive sesuai situasi dan kondisi. Dan saya tidak merekomendasikan tipe terakhir untuk dipakai. Namun sayangnya, masih banyak orangtua yang menggunakan cara itu untuk mendidik anak.

Wallahu a'lam.

Dipenghujung Harap~

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCsqVxbR1HG3llkP-CGo6EQPHNB0oUrAWu_5xuVeq8sb5KwcXilJpZuekSWAeLiqjRSWPocnVuTLNg77a_VJsADX_D0_HZH8hOkaXRC-Ns0tZBtprC1nj8QTqnxcapC0BrQQUA7w4HN7Du/s1600/muslimprayer.jpg

Kejutan Allah itu selalu ada dan pasti ada. Terkadang dia datang diawal, ditengah, bahkan dipenghujung masa penantian, seolah terasa tak akan ada bala bantuan. Tapi dengan keyakinan yang dalam kepada janji-Nya, kita akan merasa tenang dan pertolongan-Nya pasti akan datang. Mari kembali belajar dari kisah nabi musa yang dengan keyakinannya yang kuat akan janji Allah, ia sabar menanti hingga detik terakhir.

Dari kisahnya, banyak sekali pertolongan dan mukjizat yang Allah turunkan kepadanya di penghujung harapan, klimaks masalah yang nyata dihadapan (aku akan menceritakan 2 kejutan Allah pada nabi musa yang didokumentasikan kisahnya didalam al-qur'an). Seperti yang aku bilang, seolah janji-Nya tak akan datang.

(Kisah 1) Berbekal keyakinan yang mendalam pada Sang Pengabul Harap, ia berhasil mengalahkan penyihir. Setelah semua penyihir hebat pilihan fir'aun menunjukkan sihir dan kebolehannya, saatnya nabi musa bertindak. Dengan sabar ia menanti wahyu dari Allah, dia terdesak tapi tetap sabar menanti. Sampai akhirnya Allah perintahkan "lemparlah tongkatmu".

Mungkin jika kita berada diposisi nabi musa, kita akan berpikir apakah disaat-saat genting seperti ini, melempar tongkat akan menjadi solusi? Kita akan meragukan perintah Allah jika kita belum meng-imani-Nya sepenuh hati. Namun nabi musa, tanpa ragu-ragu mengikuti perintah-Nya langsung setelah diwahyukan. Maka tongkatnya seketika berubah menjadi ular raksasa dan mengalahkan ular-ular kecil sihiran para penyihir.

(Kisah 2) Berbekal keyakinan yang kuat kepada Sang Pemberi Kejutan, ia berhasil menyeberangi lautan dalam. Ketika ia dan pengikutnya dikejar-kejar pasukan fir'aun yang tak terkalahkan, ia terjebak diujung jurang lautan. Dia tak hendak melompat, karna itu adalah tanda kekalahan. Dengan penuh harap, ia menanti perintah-Nya.

"Pukulkan tongkatmu ke tanah". Firman Tuhannya memerintahkannya untuk melakukan sesuatu yang mengherankan. Disaat-saat mendesak itu, apa gunanya memukulkan tongkat? Ini mungkin yang terpikir oleh kita, tapi tidak bagi nabi musa. Dengan keimanan yang total kepada Allah, ia langsung melakukan apa yang diperintahkan.

Dalam desakan dan kejaran musuh, ia tetap yakin sepenuhnya dengan perintah Allah. Tongkat dipukulkan ke tanah, maka lautan terbelah. Kejutan yang super dahsyat Allah kirimkan kepada hamba-Nya yang mulia. Hingga nabi musa dan pengikutnya selamat dari kejaran fir'aun dan pasukannya dan mereka akhirnya ditenggelamkan ditengah lautan.

Bayangkan saja apa yg terjadi jika nabi musa sedikit saja tidak sabar dengan bantuan-Nya yang pasti datang? Mungkin ia akan dikalahkan dan ditertawakan fir'aun dan penyihir-penyihirnya. Dan bisa saja disaat ia terdesak di jurang lautan, ia memutuskan untuk lompat dan tenggelam. Sejarah dakwahnya bisa saja berakhir disana.

Namun, nabi musa adalah orang pilihan. Ia totalitas dalam meng-imani Allah. Keyakinannya selalu dan tetap tebal pada pertolongan dan janji-Nya, tak tergoyahkan walau ia berada dalam desakan dan bahkan sudah diujung masa pengharapan, karna ia tau Allah tak akan pernah ingkar.

So, Jangan pernah lelah dalam mengharap dan menanti. Yakinlah, Dia tak akan pernah ingkar janji! :)

Tabayyun-nya Keluarga Abu Ayyub

Tabayyun, apa sih maknanya?
Tabayyun secara bahasa memiliki arti mencari kejelasan tentang sesuatu hingga jelas benar keadaannya. Sedangkan secara istilah adalah meneliti dan meyeleksi berita, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan masalah baik dalam hal hukum, kebijakan dan sebagainya hingga jelas benar permasalahannya.

Dalam Al-qur'an Allah mengingatkan kita untuk selalu tabayyun: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah (kebenarannya) dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (Al-Hujurat: 6)
Disini saya tidak akan membahas terlalu panjang tentang tabayyun, jika ingin penjelasan lebih lanjut, bisa dibaca disini. Tapi saya akan sedikit bercerita tentang kisah teladan yang patut dicontoh dalam aplikasi tabayyun. Kisah ini sudah sangat populer. Dengan diceritakan kembali, ini bisa menjadi pengingat kita untuk terus mengamalkannya.

Kisah ini bermula ketika fitnah yang menimpa istri dan sahabat Rasulullah yang mulia, 'Aisyah dan Shafwan, mulai tersebar dan merasuki pikiran-pikiran para sahabat. Berita yang menggetarkan hati orang-orang beriman bahkan Rasulullah ini cukup memporak-porandakan perasaan dan ke-tsiqoh-an para sahabat.

Berita hangat itupun tak terlepas dari pendengaran sepasang suami istri yang mulia. Merekalah Abu Ayyub Al-anshari dan istrinya. Suatu hari, berkenaan dengan fitnah ini dan gunjingan terhadap ummul mu'minin yang masih berseliweran, terjadi percakapan menarik antara mereka berdua. Istrinya berkata,

"Tidaklah kamu mendengar apa yang dikatakan orang mengenai Aisyah?"

"Ya, tapi itu bohong," jawab si suami, "Apakah kamu melakukannya juga, hai Ummu Ayyub?"

"Tidak, demi Allah," kata si istri, "Mengapa aku harus meniru orang-orang itu?"

"Wahai Abu Ayyub, jika engkau yang menjadi Shafwan, apakah engkau berbuat yang tidak-tidak kepada istri Rasulullah SAW?" lanjut istrinya.

Abu Ayyub menjawab, "Aku tidak akan melakukannya dan tidak akan mengkhianati Rasulullah dan istriku, sedang Shafwan lebih baik dariku. Bagaimana denganmu jika engkau menjadi 'Aisyah, apakah engkau akan berlaku yang tidak-tidak?"

Ummu Ayyub tegas berkata, "Aku juga tidak akan melakukan hal yang buruk, aku tidak akan pernah mengkhianati Rasulullah, dan 'Aisyah lebih mulia dariku".

Begitulah percakapan antara dua insan yang beriman dan mulia, yang diselimuti cinta karnaNya. Mereka lebih mengedepankan tabayyun dan husnuzzhon sehingga keluarga mereka tidak tercemari oleh pikiran dan prasangka buruk terhadap orang lain. Patutlah kisah mereka menjadi teladan sepanjang zaman dengan kemulian yang mereka miliki.

Sampai akhirnya Allah menurunkan wahyu yang menjelaskan tentang kesucian 'Aisyah dan mengklarifikasi kebohongan fitnah tersebar yang dibuat-buat untuk melemahkan dan memporak-porandakan ummat Islam. Oleh karena itu, agar persatuan ummat islam selalu kokoh dan kuat, kedepankanlah tabayyun dan husnuzzhon terhadap saudara-saudara kita. Wallahu a'lam.

Biarkan Aku Tetap Penasaran..


Intinya..I have to keep silent and remain still as long as I can.
Never ask any question which won't be answered.
Save your curiosity in the place that will not be found by others.

Penasaran..
Awal mula munculnya pertanyaan..
Kadang membuncah, terkadang malah lamban..
Bahkan malah tak terlintas dipikiran..
Dan memang tak semua butuh atau harus mendapat jawaban..
Tapi, tetap saja ia menuntut respon yang menenangkan..

Namun..
Jangan sekali-kali buat ia berhenti dadakan atau dipaksakan..
Jika itu dilakukan, bersiaplah memiliki penerus yang terbelakang..
Biarkan ia tetap aktif dan berkembang..
Sampai ia siap menerima kenyataan..

Ibarat jantung, dia ada..
Kadang detakannya kuat, kadang melemah..
Tapi dia tak pernah keluar batasan..
Dia ada dan tetap disana, terasa tapi tak terungkap..
Nyata tapi tak terlihat..
Dan biarkan ia tetap disana sampai jatahnya datang untuk diam..

*ngomong sendiri*

Sakuku Bolong!

Curcol aja, tepatnya berbagi cerita betapa rumitnya hidup. Wkwkwk :p

Taukan maknanya saku bolong? Bagi yang sudah tau, alhamdulillaah. Yang belum tau, sini aku bagi tau. Jadi, saku bolong itu adalah ketika saku/kantongmu berlubang! Haha, bercanda. Saku bolong itu ketika kamu berada di masa financial crisis, alias bokek!

Pernah merasakan tidak punya uang selama sehari? Atau bahkan beberapa hari? Mungkin kebanyakan kita pernah, termasuk aku. Disini aku hanya sekedar bercerita tentang petualanganku ketika kanker (kantong kering *kebanyakan istilah :p). Sebenarnya di ATM ada uang sekitar RM 20, tapi selalu terlupa untuk menyedotnya dari mesin.

Nah, jadi ceritanya begini..

Kutulis Lagi, Dengan Rasa Berbeda..

Innaalillaahi, wainnaa ilaihi raaji'uun. Sesungguhnya kita dan apapun yang ada bersama kita adalah milik Allah, dan suatu saat Allah akan mengambilnya kembali, kapanpun itu.

***

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya keputusan final itu datang dan tersebar dengan cepat. Dan selama penantian itu juga aku belajar untuk lebih kuat dan lebih tegar untuk menghadapi kenyataan.

Air Mata Ayah #1

Radhi terdiam ketika ibu guru dikelas meminta murid-muridnya untuk bercerita tentang kejadian mengharukan yang membuat ayah mereka meneteskan air mata. Ia termenung memikirkan dan mengingat-ingat kejadian yang pernah membuat ayahnya menangis. Dadanya tiba-tiba terasa sesak, tangisnya seakan ingin meledak ketika teringat kejadian setahun silam.

***

Ekspektasi Berlebih~

Disini aku akan bercerita tentang isi hatiku, tentang aku dan keluargaku, dan tentang aku dan ekspektasi yang berlebih..

Aku, seorang yang terlahir dari keluarga yang dipenuhi dengan ruh dan semangat dakwah. Ummi dan buya sejak kuliah bahkan SMA sudah terlibat aktif dalam pergerakan dakwah. Bahkan mereka juga dipertemukan dalam lingkaran dakwah.

#AntiGolput

Pemiilihan calon legislatif akan diadakan secara resmi pada tanggal 9 April mendatang di Indonesia. Untuk masyarakat Indonesia yang berada diluar negri, pemilu diadakan pada hari yang berbeda-beda hampir disetiap negara. Khusus untuk Malaysia, pemilu akan dilaksanakan 4 gelombang, 3 gelombang untuk para pekerja (menyesuaikan jadwal kerjanya) dan 1 gelombang untuk umum yang akan diselenggarakan besok, 6 April.

Masyarakat Indonesia sangat dialu-alukan untuk tidak melakukan praktik golput bagaimanapun caranya. Kita dimohonkan untuk memanfaatkan hak suara kita dengan sebaik-baiknya. Memang sih itu hak, terserah pada pemilik hak, hak-nya mau diapain. Tapi menurutku, hak memilih ini tak sekedar hak, ia lebih dari itu. Ia merupakan hak yang menuntu kewajiban. Nah lho?

- Copyright © 2013 Shofia Shabrina -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -