'Uluwwul himmah (UH) memiliki arti tingginya cita-cita. Sesuatu yang ingin diraih. Sesuatu yang memotivasi seseorang untuk beramal. UH ini merupakan salah satu sifat mahmudah (terpuji). Sebuah sya'ir yang sering menjadi kata-kata mutiara menyebutkan secara singkat bagaimana sebaiknya kita bercita-cita, 
"Apabila kamu menginginkan sesuatu, maka jangan puas dengan sesuatu dibawah bintang"
Kita seharusnya memiliki cita-cita dan motivasi yang tinggi. Islam mendorong kita untuk memiliki UH dan melarang kita untuk mendiamkannya. "Janganlah kamu menganggap kecil cita-cita kamu," tegas Umar ra., "karena aku tak pernah melihat sesuatu yang membuat seseorang itu bangkrut/gagal kecuali karena hilangnya cita-cita/motivasi." 

Sama seperti niat yang baik, dengan memiliki cita-cita yang tinggi, kita bisa berpahala sebelum dapat mewujudkannya. Rasulullah saw. bersabda: "barangsiapa yang bercita-cita untuk melakukan kebaikan, tapi (karna alasan yang syar'i) tidak bisa melakukannya, maka Allah telah menetapkan baginya kebaikan yang utuh."

Para sahabat yang bertempur di medan perang memiliki dua cita-cita. Yang pertama dan tertinggi adalah syahid. Yang kedua adalah kemenangan. Siapa yang tak kenal Khalid ibn Walid? Ksatria di kancah perang, namun wafat diatas dipan. Tapi seperti sabda Rasul tersebut, ia tetap meraih posisi yang dicita-citakan.

Juga sabda beliau: "barangsiapa yang meminta syahid pada Allah dengan jujur, maka Allah telah menyampaikannya pada derajat par syuhada' walaupun dia meninggal diatas kasurnya." Kejujuran kita akan keinginan dan cita-cita kita, akan membawa kita meraih apa yang diimpikan.

Ingat kisah seorang badui? Ketika ia diberikan hak rampasan perang oleh Rasulullah saw. ia berkata "Aku tidak mengikutimu demi ini. Aku mengikutimu agar aku bisa berperang di jalan Allah, lalu anak panah menembus ini (dia menunjuk kepada lehernya). Maka aku mati dan masuk surga.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika ucapan itu jujur, Allah akan mewujudkan keinginanmu.” Dan benar saja, ia syahid dalam keadaan anak panah menembus lehernya, kondisi yang ia inginkan. Rasulullah berkata, “ia membenarkan Allah, maka Allah membenarkannya.”

Terlalu banyak kerugian yang akan kita alami ketika kita tidak memiliki cita-cita atau hanya menginginkan hal yang kecil, padahal kita mampu untuk hasilkan yang lebih baik. Apalagi jika kita berpus asa. Allah berfirman,
"Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah" (Yusuf:87)
Wallahu a'lam~

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © 2013 Shofia Shabrina -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -